news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Daya Tarik Magis Taman Pesisir Jeen Womom di Tambrauw, Papua Barat

17 Maret 2019 15:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesisir Pantai Jeen Womom, Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw jadi rumah sekaligus tempat bertelur penyu belimbing. Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata
zoom-in-whitePerbesar
Pesisir Pantai Jeen Womom, Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw jadi rumah sekaligus tempat bertelur penyu belimbing. Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata
ADVERTISEMENT
Keindahan Taman Pesisir Jeen Womom yang berada di Tambrauw, Papua Barat tak hanya mampu menarik wisatawan untuk datang kemudian tinggal berlama-lama di tempat ini.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, Taman Pesisir Jeen Womom juga menjadi magnet sekaligus satu-satunya rumah bagi penyu belimbing alias Dermochelys Coriaceadi untuk bertelur, memanjangkan keturunannya.
WWF mencatat sepanjang 2017, sebanyak 1.240 sarang penyu belimbing ditemukan di pesisir Jeen Womom, Tambrauw, Papua Barat. Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata
Penyu ini termasuk yang paling langka di dunia dan World Fund For Nature (WWF) mencatat, sepanjang 2017, sebanyak 1.240 sarang penyu belimbing ditemukan di pesisir itu.
Dilihat dari jumlahnya, bila dibandingkan dengan lokasi peneluran penyu belimbing lainnya, Jeen Womom menjadi habitat penyu belimbing terbesar ketiga di dunia.
Jeen Womom di Tambrauw bersanding dengan dua wilayah lainnya yang juga memiliki angka penyu belimbing yang jamak. Di antaranya Papua New Guinea dan Costarica.
Sepanjang tahun, hampir 300 jumlah penyu belimbing yang bertelur di pesisir Jeen Womom. Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata
Uniknya, penyu belimbing di Jeen Womom ini hanya berjenis kelamin betina. Konon, penyu itu bermigrasi dari California menuju pesisir utara Tambrauw. Para penyu memilih mendarat di Tambrauw karena pasirnya lembut dan sangat cocok untuk bertelurnya penyu berukuran raksasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, bila diperhatikan dengan seksama, di tempat ini terdapat sebuah batu karang raksasa yang disebut Batu Penyu di dalamnya menandai habitat penyu belimbing itu. Uniknya, batu tersebut memang menyerupai penyu. Bentuknya layaknya hewan bercangkang. Bagian tengah batu karang raksasa ini melengkung, mirip dengan punggung penyu. Sedangkan di bagian paling muka yang menghadap langsung ke laut, batu itu memiliki ujung layaknya kepala kura-kura raksasa.
Batu penyu menjadi ikon mitos Jeen Womom. Keberadaannya menuai beragam tafsir. Ada yang menganggap batu Penyu adalah jelmaan, ada juga yang beranggapan ini alamiah terjadi karena kikisan air laut.
Namun, batu ini adalah anugerah karena keberadaannya memberi kesan lain pada pantai tersebut. Batu itu ialah penanda dan saksi bisu lahirnya ratusan tukik belimbing dari perut pasir menuju habitat mereka, laut.
Jejak penyu belimbing di Pesisir Jeen Womom, Tambrauw, Papua Barat. Foto: Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata
Penyu yang bertelur di Jeen Womom berjumlah lebih dari 200 ekor dalam kurun waktu setahun. Biasanya mereka berusia 15 – 30 tahun dan membutuhkan waktu enam bulan untuk melepas para tukik.
ADVERTISEMENT
Ada cerita lain, sebelum di lepas, induk penyu akan menggali lubang besar dengan kedalaman mencapai satu meter. Di sanalah, mereka menyembunyikan para tukik dari serangan predator.
Setelah itu, induk penyu akan kembali ke lautan Pasifik untuk berburu makanan serta bereproduksi. Induk penyu akan kembali ke perairan Tambrauw dalam keadaan hamil. Dibutuhkan waktu enam bulan bagi induk penyu berenang ke Tambrauw.
Dan untuk menyaksikan atraksi yang tak mungkin didapat di tempat lain ini, wisatawan perlu membayar Rp 50.000.
Taman Pesisir Jeen Womom di Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat merupakan satu-satunya lokasi tempat penyu belimbing bertelur.