Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kain batik sudah pasti bukan lagi barang baru bagi orang Indonesia. Melalui corak dan motif yang tergambar di dalamnya, kain batik memberikan pesona khas Indonesia yang sulit untuk dihiraukan, apalagi karena kain ini merupakan warisan budaya yang kini kian mendunia
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana bila kain batik yang indah dipadukan dengan keindahan alam Indonesia yang menawan? Wah, tentu saja bikin terpesona. Kombinasi inilah yang dihadirkan oleh Erza S.T. dan Alexander Thian dalam karyanya bersama Iwan Tirta Private Collection dalam pameran bertajuk "Colours From Home".
"Colours From Home" merupakan sebuah kolaborasi artistik antara Erza dan Alexander Thian atau yang lebih dikenal sebagai JuxDuo dalam bentuk karya fotografi yang menonjolkan keindahan batik di dalamnya. Dikurasi oleh kurator Isa Art Design and Istallation, Debora Iskandar, karya 'iseng' milik Alexander dan Erza justru diangkat jadi pameran seni.
Dilaksanakan pada 10-24 Agustus 2019 di Plaza Indonesia, "Colours From Home" menampilkan beragam kain batik tulis milik Iwan Private Collection yang ditampilkan secara dramatis.
Kain batik digantung menjuntai menggunakan benang pancing dari atas langit-langit mal bersama dengan delapan karya fotografi influencer kenamaan Alexander yang lebih populer dikenal sebagai Amrazing tersebut.
ADVERTISEMENT
Karya fotografi pria yang akrab disapa Alex itu dicetak dalam kain khusus berjenis Duchess Silk sehingga dapat memperlihatkan warna dan corak yang jelas selayaknya foto dengan resolusi tinggi.
Pameran "Colours From Home" adalah bagian dari program tahunan Indonesia Food & Art Festival yang diselenggarakan Plaza Indonesia dalam rangka merayakan HUT ke-74 Indonesia.
Dalam talkshow "Colours From Home", JuxDuo melukiskan visi mereka untuk memperkenalkan Indonesia. Alex ingin agar masyarakat asing tak sekadar mengganggap Indonesia sebagai negara ketiga semata, tetapi juga sebagai negara dengan warisan alam dan budaya yang tak kalah indah.
"Misi utama kami dalam karya ini sebenarnya untuk mengenalkan keindahan Indonesia, bahwa Indonesia bukan cuma Bali. Indonesia juga punya warisan budaya berupa batik yang keren," ungkap Alex dalam Konferensi Pers "Colours From Home" yang dilaksanakan pada Rabu (21/8) di main atrium Plaza Indonesia.
Senada dengan Alex, Erza juga mengungkapkan hal yang serupa. "Dengan cara kita sendiri, kita ingin membuat orang lain tahu bahwa Indonesia punya banyak kekayaan budaya. Karena pakai barang branded seperti Gucci Louis Vuitton di luar negeri sebenarnya bukan lagi hal yang baru.
ADVERTISEMENT
Di sana, itu adalah hal yang biasa, tapi kalau kita pakai yang orisinal, khas negara kita sendiri, akan jadi berbeda dengan yang lainnya," tambah Erza.
Karya fotografi JuxDuo diambil di berbagai negara dan kota di Indonesia. Sebut saja Bali, Surabaya, Jakarta, Hong Kong, Maladewa, Kamboja, Singapura, Pekanbaru, hingga Monako. Setiap jepretan fotonya membawa nuansa, rasa, dan ceritanya masing-masing.
Dipersiapkan selama tiga tahun, JuxDuo bukannya adem ayem saja saat melakukan sesi pemotretan. Alex bercerita bahwa pengambilan nama JuxDuo sendiri melambangkan perbedaan antara keduanya, antara ia dan Erza.
JuxDuo berasal dari kata Juxtaposition of Duo atau dua orang yang berseberangan. Perbedaan karakter antara Erza dan Alex menurut Alex terasa seperti Yin dan Yang, yang walaupun berbeda tetapi saling melengkapi.
ADVERTISEMENT
Meski kerap berdebat akan satu dan lain hal, untuk urusan rasa, mereka sama-sama punya taste yang sama. Oleh sebab itu, walau belum memiliki pemahaman filosofi yang dalam tentang batik, JuxDuo kian sepaham untuk menentukan batik apa yang akan digunakan dan di mana mereka akan mengenakan batik tersebut.
"Kita memang belum tahu filosofinya, tapi kita biasanya mainin rasa. Batik itu memang harus dirasain. Nah, sebelum berangkat, saya biasanya pilih koleksi motif klasiknya mas Irwan,'' kata Erza saat ditanya bagaimana cara ia menentukan kain yang tepat untuk dibawa.
Dalam acara konferensi pers kali ini, bukan hanya Erza dan Alex saja selaku JuxDuo yang ambil bagian untuk bercerita. Era Soekamto selaku Creative Director Iwan Tirta Private Collection juga turut membagikan arti filosofi dari beragam corak batik.
ADVERTISEMENT
"Misalnya parang, parang barong, semakin besar motifnya semakin tinggi derajatnya. Batik dengan lebar 13 cm biasanyalah yang akan dikenakan oleh raja. Jadi, kalau mau acara Keraton di Solo atau Yogyakarta, jangan pakai batik parang," jelasnya.
Di akhir acara, kamu bisa melihat sendiri bagaimana cara pembuatan batik tulis seperti yang dilakukan para pengrajin batik untuk membuat kain koleksi Iwan Tirta Private Collection. Karena tepat di depan pintu masuk, kumparan menemukan dua orang ibu berkerudung yang duduk anggun membatik menggunakan canting.
Di tengah mereka terdapat kompor kecil lengkap dengan lilin yang telah dilelehkan. Sementara di depannya terdapat kain putih yang digantungkan dalam bilah kayu. Kedua ibu tersebut tampak sibuk meniup muncung canting sembari mengguratkannya di atas kain.
Butuh kesabaran, ketelitian dan ketelatenan dalam membuat batik tulis. Era menambahkan bahwa batik tak hanya sekadar kain, tetapi juga media visual komunikasi yang telah digunakan sejak masa lampau.
ADVERTISEMENT
Sehingga untuk membuat batik terutama batik tulis dibutuhkan meditasi dan ketenangan batin, karena dalam menggambarnya pun harus dilakukan dalam satu tarikan nafas. Menarik sekali, ya. Kamu tertarik mengunjungi karya batik "Colours From Home" ini?
ADVERTISEMENT