Kulon Progo Kembangkan Wisata Berbasis Masyarakat

9 November 2018 18:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pantai Glagah di Kulon Progo (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Glagah di Kulon Progo (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 88 destinasi wisata baru berbasis masyarakat muncul dan berkembang pesat di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam waktu tiga tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilansir dari Antaranews, Jumat (9/11), Kabid Pemberdayaan Pariwisata Dinas Pariwisata Kulon Progo, Sujarwo, mengatakan objek wisata yang dikelola masyarakat saat ini mengalami perkembangan yang cepat karena masyarakat sudah cerdas dalam memetakan potensi lokal yang bisa dikelola dan dikembangkan.
"Objek wisata baru, paling banyak dikembangkan di kawasan Bukit Menoreh. Masyarakat cepat menangkap peluang mensikapi pembangunan Bandara Udara Baru Internasional Yogyakarta dan KSPN Borobudur," katanya.
Progres Pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta (Foto: Ditjen Perhubungan Udara)
zoom-in-whitePerbesar
Progres Pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta (Foto: Ditjen Perhubungan Udara)
Ia mengakui objek wisata baru ini berkembang pesat di Kecamatan Kokap, Girimulyo dan Samigaluh yang mencapai 75 persen wisata baru.
Dinas Pariwisata akan membuat program live in desa untuk mendukung objek wisata yang berbasis masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, Dispar memberikan sertifikasi pemandu wisata kepada 40 orang yang terdiri dari 25 orang bagi pelaku desa wisata, dan 15 orang pemandu umum.
ADVERTISEMENT
Pemandu umum ini yang akan melakukan berbagai kegiatan di luar dalam rangka mempromosikan wisata yang dikembangkan masyarakat. Pemandu desa wisata akan mengelola manajemen pelayanan hingga promosi internal.
"Adanya NYIA dan KSPN Borobudur, tidak hanya eksekutif saya yang siap, tapi masyarakat juga sudah siap. Mudah-mudahan, Badan Otorita Borobudur dalam mengemas wisatawan menuju Borobudur bisa melewati bedah menoreh yang banyak pilihan potensi wisata," katanya.
Progres Pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta (Foto: Ditjen Perhubungan Udara)
zoom-in-whitePerbesar
Progres Pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta (Foto: Ditjen Perhubungan Udara)
Sujarwo menambahkan, Dispar menggandeng ASITA melakukan identifikasi objek wisata yang ada di Kulon Progo. Datanya akan menjadi pedoman dalam membuat paket wisata yang akan dijual ke wisatawan supaya "live in".
"Untuk itu, Pemkab Kulon Progo menganggarkan untuk perbaikan sarana dan prasarana berupa toilet duduk karena wisatawan asing tidak bisa menggunakan toilet jongkok. Jadi kesiapan desa wisata mulai dari toilet dan pemandu sudah kami siapkan. Kami juga siapkan paket wisatanya," katanya.
Hasto Wardoyo, Bupati Kulon Progo. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hasto Wardoyo, Bupati Kulon Progo. (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
Sementara itu, Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan pemkab tengah menyiapkan program "Bedah Menoreh", mulai dari membedah infrastruktur jalan, sektor pariwisata, perkebunan, moda transportasi, hingga membedah budaya.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap dengan adanya Bandara NYIA dan penyangga Kawasan Strategis Pembangunan Nasional Borobudur, Kulon Progo tidak sekadar tempat transit, tapi juga menjadi destinasi yang layak untuk wisatawan," ucap Hasto.