Masjid Berarsitektur Rusia di Sleman yang Berawal dari Doa Pendirinya

13 Mei 2019 3:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid An Nurumi yang memiliki desain berarsitektur Rusia. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masjid An Nurumi yang memiliki desain berarsitektur Rusia. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang sering melewati Jalan Solo-Yogyakarta tentu tak asing dengan masjid yang memiliki sembilan kubah berwarna-warni.
ADVERTISEMENT
Kubah utama daripada masjid yang berlokasi tepat di Jalan Solo Km 15, Candisari, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini memiliki tinggi 26,5 meter serta delapan kubah lain dengan tinggi enam meter sehingga dari kejauhan, kubah ini sudah tampak menjulang.
Jika diamati dengan detail, bangunan masjid tersebut tidak seperti masjid lainnya. Kubahnya yang berwarna-warni membuat nuansa Eropa Timur terlihat begitu kental di masjid ini.
Masjid An Nurumi yang memiliki desain berarsitektur Rusia. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Benar saja, ide pendirian Masjid An Nurumi memang berasal dari sana, tepatnya Rusia. Dan bertepatan dengan bulan Ramadan 2019 ini, kumparan berkesempatan mengunjungi masjid ikonik tersebut di hari Minggu (12/5).
Dahulu, Hj Umi Nursalim salah seorang pemilik warung ayam terkenal di Kalasan memutuskan mampir ke Eropa Timur seusai dirinya umrah dari Tanah Suci. Hingga tibalah dia di Kota Kremlin Rusia. Seusai dirinya salat di salah satu masjid yang ada di sana, Hj Umi terpesona akan keindahannya dan berencana membangun masjid serupa di kampungnya di Kalasan.
ADVERTISEMENT
“An Nurumi dibangun mulai tanggal 7 jam 7 bulan 7 tahun 2005 oleh prakasa ibu Hj Umi Nursalim. Konon, waktu itu ibu Hj Umi pergi umroh ke tanah suci pulangnya ke Eropa Timur singgah di Kota Kremlin. Di sana Ibu Hj Umi Nursalim sembahyang di Masjid di Kremlin yang bentuknya seperti ini,” kata Slamer Budiono Jarot (67) Takmir Masjid An Nurumi kepada kumparan.
Takmir Masjid An Nurumi, Slamet Budiono Jarot. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Di Kremlin, Hj Umi tak hanya sekadar salat tapi benar-benar memanjatkan doa yaitu jika Allah mengizinkan dan memberi rizki maka dia akan membangun masjid serupa seperti yang ada di Kremlin.
“Ternyata doanya dikabulkan Allah sehingga di Indonesia membikin masjid seperti ini,” katanya.
Masjid yang berukuran 10x10 meter dengan serambi seluas 10x8 meter ini dapat menampung ratusan jemaah. Mulai dibangun pertengahan 2005, masjid selesai dua tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
“Ini semua bahan baku Indonesia. Pembuatan juga manual tidak menggunakan alat-alat berat. Butuh waktu dua tahun. Kalau biaya, biaya sendiri ibu Hj Umi Nursalim termasuk tanahnya,” katanya.
Masjid An Nurumi yang memiliki desain berarsitektur Rusia. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sembilan kubah yang menjulang tinggi di atas masjid juga bukan tanpa filosofi. Menurut Jarot, sembilan kubah itu untuk mengingat Wali Songo yang telah menyebarkan Islam di tanah Jawa. Sementara warna masjid yang berwarna-warni murni unsur estetika saja. Tak lupa dia menambahkan bahwa masjid ini masjid nasional.
“Kubahnya ada sembilan kubah mengingatkan kepada para Wali Songo yang waktu itu mengajarkan atau menyiarkan agama Islam di tanah Jawa. Tentang masjid berwarna-warni ini tidak ada makna atau tujuan apapun, yang jelas masjid ini masjid nasional, tidak masjid Muhammadiyah tidak masjid NU,” ujarnya.
Suasana di dalam Masjid An Nurumi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Masuk ke dalam masjid, kita akan disambut dengan interior yang memukau. Langit-langit masjid dipenuhi kaligrafi. Bahkan kaligrafi tertulis hingga ke lorong kubah masjid. Jarot menjelasakan kaligrafi itu bertuliskan Asmaul Husna.
ADVERTISEMENT
“Kaligrafi yang berada di dalam masjid ini adalah kaligrafi Asmaul Husna hanya semuanya ini mengingatkan supaya kita ini beribadah kepada Allah SWT,” katanya.
Diakui Jarot, desain masjid yang menarik ini membuat banyak musafir datang. Dia bersyukur, keberadaan masjid ini membuat para pejalan jauh tidak ketinggalan waktu salat sehingga bisa menunaikan ibadah dengan baik.
Masjid An Nurumi yang memiliki desain berarsitektur Rusia. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Namun, perawatan masjid ala Rusia ini menjadi tantangan tersendiri. Setidaknya dalam dua tahun sekali perawatan masjid ini mencapai Rp 80-an juta.
“Perawatan boleh dikatakan susah ya susah, tidak ya tidak. Karena perawatannya ini dua tahun sekali kurang lebih Rp 83 juta itu hanya untuk pengecetan dan pembersihan. Yang jelas itu pembiayaan paling besar adalah untuk tenaga karena tenaga manual baik ke atas harus memerlukan empat bambu. 14 meter ke atas tingginya (bambu),” katanya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Selama Ramadan
Masjid An Nurumi yang memiliki desain berarsitektur Rusia. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Jarot mengatakan kegiatan selama Ramadan di Masjid An Nurumi ini seperti masjid lain yang berada di Yogyakarta. Setiap sorenya ada pengajian jelang berbuka. Takmir pun menyediakan 100 porsi takjil untuk membatalkan puasa. Takjil tersebut masih ditambah dari takjil-takjil yang dibawa masyarakat.
“Setiap malam diadakan tarawih sehabis salat Isya dilanjutkan tarawih dan dilanjutkan tadarusan. Kalau subuh diadakan pengajian kultum,” ujarnya.
Nantinya di lima hari sebelum Ramadan juga akan dibagikan 580 sembako dari Hj Umi. Dengan rincian 10 Kg beras dan uang Rp 50 ribu rupiah kepada orang yang membutuhkan.