Penataan Ulang Pelabuhan Benoa Diharapkan Dongkrak Pariwisata Bali

12 November 2019 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pelabuhan Benoa. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pelabuhan Benoa. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Penataan ulang Pelabuhan Benoa, Bali, yang sempat menimbulkan permasalahan berkepanjangan, kini memasuki babak baru. Setelah menerima masukan dan usulan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, hingga kelompok-kelompok masyarakat, kini konsep awal desain Dumping I dan Dumping II Pelabuhan Benoa berubah total.
ADVERTISEMENT
PT Pelindo III sebagai pengelola Pelabuhan Benoa, telah merilis desain baru untuk pengelolaan pelabuhan besar di Pulau Dewata tersebut. Dalam desain terbarunya, sebagian besar kawasan Pelabuhan Benoa akan mengusung konsep hutan kota. Sedangkan sebagian lagi digunakan untuk terminal energi, industri perikanan, dan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).
Lokasi proyek reklamasi Pelabuhan Benoa, Bali, Selasa (10/9). Foto: Denita br Matondang/kumparan
“Dengan kesepakatan ini, kita berhasil maju selangkah dan siap merealisasikan potensi ekonomi dan pariwisata Bali yang sangat besar,” ujar Direktur Utama Pelindo III Doso Agung dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Selasa (12/11). Menurut Doso, Pelindo III akan segera melanjutkan pengerjaan penataan ulang tersebut berdasarkan desain yang baru. Targetnya proses penataan ulang akan rampung pada 2023.
Gubernur Bali Wayan Koster juga menyatakan bahwa munculnya desain baru tersebut telah melalui proses yang panjang. Butuh empat kali perubahan sampai akhirnya menemukan desain final.
Gubernur Bali Wayan Koster (tengah) dan Dirut PT Pelindo III Doso Agung (kiri) di Rumah Dinas Gubernur Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
“Perubahan desain ini saya yang mengawal langsung, sehingga menampung kebutuhan dan aspirasi masyarakat Bali. Termasuk penyediaan lapangan khusus untuk upacara keagamaan seluas satu hektare,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Koster meminta kepada Pelindo III agar pembangunan lapangan untuk upacara Melasti bisa diselesaikan pada akhir Februari 2020. Sehingga dapat digunakan sebagai tempat upacara peringatan Nyepi pada 2020 mendatang.
Sementara itu, Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Ridwan Djamaluddin menyambut baik tuntasnya desain pengembangan Pelabuhan Benoa tersebut. “Apabila pemerintah sekarang mengembangkan 10 Bali Baru, Bali yang asli sekarang bergerak lebih cepat,” ujarnya.
Wayan Koster juga meminta Pelindo III berkoordinasi dengan para ahli lingkungan dan tanaman dari Universitas Udayana dan ahli dari BMKG, selain dari IPB Bogor yang selama ini sudah berjalan, sehingga hutan kota itu nantinya sesuai dengan ekosistem kawasan tersebut.
Suasana Pelabuhan Benoa. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Dalam desain yang baru, Pelindo III membangun terminal di Dumping I dan Dumping II seluas kurang lebih 70 hektare. Sekitar 51 persen lahan yang telah selesai direklamasi (terbagi dalam 13 hektare di Dumping I dan 23 hektare di Dumping II) akan ditanami berbagai jenis pohon seperti cemara udang, jempiring, cemara laut, sawo kecik, kelapa gading, asoka, dan sebagainya. Sementara, sisanya atau sekitar 49 persen lahan akan dimanfaatkan untuk membangun dermaga perikanan, cold storage, fasilitas IPAL, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Terselesaikannya perbedaan pandangan dengan munculnya desain baru yang telah disepakati semua pihak tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan pariwisata Bali ke level yang lebih tinggi.