Viral di Mojokerto, Ranu Manduro Ternyata Bekas Galian Proyek

26 Februari 2020 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ranu Manduro, Mojokerto, memiliki suasana alam yang masih sangat alami. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ranu Manduro, Mojokerto, memiliki suasana alam yang masih sangat alami. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ranu Manduro mendadak viral di media sosial setelah keindahannya dianggap bak di Selandia Baru. Tak pelak, kawasan perbukitan yang terletak di Mojokerto ini kini jadi destinasi baru bagi mereka yang gemar berburu spot foto.
ADVERTISEMENT
Meski jadi tempat wisata dadakan bagi wisatawan, Ranu Manduro yang terletak di Desa Manduro, Kecamatan Ngoro, Mojokerto, ini bukanlah sebuah tempat wisata.
Kepala Bidang Destinasi Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Widarto, mengatakan Ranu Manduro dahulunya adalah bekas galian tambang yang sudah tidak digunakan lagi.
"Dari beberapa penelusuran kami, Ranu Manduro itu sesungguhnya berangkat dari bekas tambang yang ditinggalkan oleh perusahaan galian," kata Widarto saat dihubungi kumparan pada Rabu (26/2).
Keindahan Ranu Manduro yang menghijau Foto: Twitter/@hafidzbashory_
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kabid Pariwiasata Mojokerto, Sya’dillah. Ia mengatakan, lokasi tersebut merupakan bekas galian tambang.
“Lokasi yang lagi viral merupakan lahan bekas galian C yang berlatar belakang Gunung Penanggungan. Menurut keterangan warga sekitar, (Ranu Manduro) memang sekarang banyak dikunjungi masyarakat sekadar untuk berfoto. Namun, sampai sekarang, masih belum tercatat sebagai destinasi wisata,” kata Sya’dillah.
ADVERTISEMENT
Saat musim penghujan, area di sekitar Ranu Manduro menjadi tempat penampungan air yang kerap digunakan oleh masyarakat untuk aktivitas memancing dan lain sebagainya.
Keindahan Ranu Mundoro di Ngoro, Mojokerto yang tampak seperti lanskap menawan Selandia Baru Foto: Instagram/@faizalsellee
Sedangkan di musim kemarau, Ranu Manduro akan dipenuhi dengan hamparan rumput liar yang dihiasi batu-batu besar bekas pertambangan.
Widarto mengatakan, karena Ranu Manduro merupakan bekas galian tambang, tempat ini belum memiliki fasilitas untuk mengakomodir kebutuhan wisatawan.
"Karena memang itu bekas galian tambang sehingga kalau menjadi daya tarik pariwisata, belum. Untuk wisatawan berkunjung itu belum layak istilahnya," papar Widarto.
Meski begitu, Widarto mengatakan kalau Ranu Manduro punya potensi pariwisata yang bisa dikembangkan.
"Karena ini berada di wilayah kabupten Mojokerto, tentu nanti coba kami akan diskusi, berkomunikasi dengan teman-teman Mojokerto apakah mungkin bisa untuk menjadi daya tarik pariwisata buatan misalnya," pungkas Widarto.
ADVERTISEMENT