Mengenal Pathological Grief, Terjebak Duka dalam Waktu yang Lama

30 Juli 2021 10:14 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Perempuan Kulit Kusam. Foto: dok. Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan Kulit Kusam. Foto: dok. Freepik
ADVERTISEMENT
Ketika sedang berduka, kebanyakan orang kesulitan untuk bangkit dan beraktivitas normal. Beberapa dari kamu bahkan lebih memilih untuk merenung, sehingga menjadi lebih pendiam.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, kamu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa kembali ke pribadi sebelum kamu merasakan duka. Selain tidak baik bagi kesehatan mental, kondisi berduka dalam jangka waktu lama sebenarnya bisa mengakibatkan kamu mengalami pathological grief, Ladies.
Nyatanya, kondisi ini cukup sering dirasakan oleh beberapa orang yang sedang berduka. Hanya saja, seseorang yang mengalaminya tidak akan menyadarinya, sehingga ia menganggapnya sebagai hal normal.
Ketika sedang berduka, seseorang memang memerlukan waktu untuk bisa menerima kondisi tersebut dan menyembuhkannya. Namun, beberapa orang justru terjebak dan sulit keluar dari kondisi berduka dalam waktu yang cukup lama.
Psikolog klinis sekaligus hipnoterapi asal Jakarta, Liza Marielly Djaprie juga menanggapi pengertian pathological grief sebagai suatu kondisi seseorang berduka dalam jangka waktu lama dan tidak bisa dikontrol. Ada pula orang-orang yang merasakan duka beberapa tahun setelahnya.
ADVERTISEMENT
"Pathological grief itu bisa kondisi berduka yang terlalu lama, tidak terolah dengan baik atau bisa juga delay alias tertunda. Misalnya, katakanlah kehilangan atau meninggalnya kapan, tapi kamu baru merasakan berduka setahun setelahnya," jelas Liza kepada kumparanWOMAN, Kamis (29/7).
Selain berduka terlalu lama atau delay, kondisi duka dengan tindakan denial atau menyangkal juga termasuk ke dalam pathological grief. Hal ini dapat terjadi, karena pada dasarnya seseorang tidak ingin merasakan perasaan tersebut dan menolak untuk meresponsnya.
Karena kondisi berduka terlalu lama, delay, atau denial, seseorang yang berduka terkadang bisa menjadi sosok yang berbeda. Misalnya, ia selalu mengurung diri di kamar, menangis, atau bahkan mengalami mimpi buruk.

Menerima dan jangan melarikan diri

Ilustrasi mendukung teman yang sedang berduka. Foto: Shutter Stock
Ketika berada di kondisi pathological grief, kamu tidak perlu berusaha untuk menyangkalnya. Kamu lebih baik menerima kondisi tersebut dan meyakinkan diri bahwa perasaan berduka atau sedih adalah hal normal.
ADVERTISEMENT
Liza sendiri menggarisbawahi bahwa perasaan duka tidak seharusnya membuat seseorang melarikan diri dari kehidupan. Kamu bisa mencoba melakukan aktivitas lain, seperti berolahraga, membaca buku, dan lainnya.
"Denial itu memang sebuah proses, tapi kembali ingatkan diri pada kenyataan. Jangan sampai melarikan diri. Kamu bisa melakukan aktivitas seperti olahraga, menonton film, membaca buku misalnya, itu enggak apa-apa. Itu bukan tanda kita melarikan diri, tapi itu kita kayak lagi recharge baterai," ungkap Liza.
Dengan kamu mencoba menerima perasaan duka tersebut dan mengatasinya dengan melakukan berbagai aktivitas, pelan-pelan kamu bisa keluar dari kondisi pathological grief ini.
Penulis: Johanna Aprillia