Sering Sengaja Menunda Tidur, Kenali Gejala Revenge Bedtime Proscratination

10 September 2021 18:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan insomnia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan insomnia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ladies, setelah seharian bekerja dari rumah, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, pasti kamu membutuhkan waktu untuk istirahat atau tidur. Biasanya di malam hari, kamu mulai mencari film series favorit di Netflix dan menghabiskan waktumu untuk menontonnya hingga subuh.
ADVERTISEMENT
Kamu tahu kamu akan kelelahan keesokan harinya, tetapi tetap memutuskan untuk mengorbankan tidurmu untuk “me time” yang berharga sebelum pekerjaan besok dimulai lagi. Kebiasaan ini disebut Revenge Bedtime Procrastination, atau keputusan mengorbankan waktu tidur untuk melakukan hal lain. Biasanya disebabkan oleh kesibukan harian yang padat sehingga kamu tidak memiliki waktu luang.

Apa itu Revenge Bedtime Procrastination serta penyebabnya ?

com-Ilustrasi wanita terbangun dari tidurnya Foto: shutterstock
Fenomena ini sudah banyak diangkat di media sosial seperti Tik Tok. Pengguna Tik Tok Saman Haider juga sempat menjelaskan konsep ini. Sederhananya, "Revenge Bedtime Procrastination adalah kecenderungan untuk menunda tidur karena fokus pada “Me time”. Biasanya terjadi saat malam hari dan berfungsi untuk mendapatkan kembali rasa kebebasan," kata Lauri Leadley, instruktur tidur klinis dan presiden pendiri Valley Sleep Center.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, kurangnya waktu luang dan istirahat di siang hari, menyebabkan kamu ingin begadang di malam hari dan menunda waktu tidurmu. Untuk mengganti waktu istirahat di siang hari biasanya kita melihat media sosial atau menonton film hingga larut malam. “Ini adalah aktivitas yang memungkinkan kamu untuk ‘lupa waktu’, sebelum tidur atau saat di tempat tidur,” kata Dr. Michael J Breus, seorang dokter ahli terapi tidur di Purple. Beberapa kebiasaan ini juga biasanya merupakan kegiatan yang tidak perlu dan bukan alasan yang sah untuk begadang, kata Leadley.
Dr. Michael J. Breus mengatakan, Revenge Bedtime Procrastination bukan sebuah gangguan tidur seperti insomnia dan belum ada diagnosis formal soal fenomena ini.

Akibat buruk dari Revenge Bedtime Procrastination?

Ilustrasi blue light. Foto: Shutter Stock
Revenge Bedtime Procrastination memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Dampak yang terlihat jelas adalah kekurangan tidur dan berdampak pada rasa kelelahan di keesokan harinya. Jika kamu kebanyakan begadang dengan menatap layar ponsel, cahaya biru yang dihasilkan layar sebenarnya menghambat produksi melatonin tubuh yang dapat mengganggu tidurmu, kata Dr. Breus.
ADVERTISEMENT
“Selain itu kurang tidur dapat memberikan dampak buruk secara fisik, kognitif, dan emosional,” kata Dr Breus. Misalnya, mereka yang menderita kurang tidur kronis lebih cenderung memiliki masalah kesehatan termasuk diabetes, penyakit kardiovaskular, depresi, kecemasan, gejala seperti ADHD, dan bahkan demensia.

Bagaimana cara mengurangi kebiasaan Revenge Bedtime Procrastination?

Ilustrasi perempuan tidak bisa tidur. Foto: Shutterstock
Jika kamu mengalami Revenge Bedtime Procrastination, ada beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan buruk ini, sembari tetap bisa melakukan “me time”. “Semuanya dimulai pada siang hari dengan belajar mengatur waktu untuk me time sehingga kamu tidak merasa perlu mengejar ketinggalan di malam hari,” kata Dr. Breus.
“Saat media sosial menjadi sesuatu yang penting untuk kamu, tentukan jadwal waktu yang jelas antara kapan waktu untuk membuka media sosial dan kapan waktunya bekerja,” katanya. Jika jadwalmu memungkinkan, rencanakan untuk beristirahat sejenak di siang hari untuk membuka sosial media, menonton televisi atau melakukan apa pun yang kamu suka.
ADVERTISEMENT
Saat waktunya tidur, batasi penggunaan ponsel dengan mematikannya satu jam sebelum tidur. Kebiasaan ini akan membuat kamu mempersiapkan diri untuk tidur. Saran dari Dr Breus, bagi waktu selama satu jam ke dalam 20 menit. Misalnya, 20 menit pertama kamu bisa melakukan tugas yang belum selesai seperti mencuci piring. Lalu, 20 menit berikutnya melakukan sesuatu yang menenangkan, seperti membaca buku dan membuat jurnal.
Dr Breus mengatakan 20 menit terakhir harus digunakan untuk bebersih, yang berarti mencuci muka, menggunakan skin care, dan menyikat gigi. Dr. Breus dan Leadley setuju bahwa mandi air hangat dapat membantu tidur lebih nyenyak.
Pada akhirnya, semua ini tentang mengatur waktu di antara kesibukan dan memberikan waktu untuk me time. Jangan sampai me time mengganggu waktu tidurmu. Tubuh dan pikiranmu akan banyak ‘berterima kasih’ ketika kamu bisa beristirahat dengan nyenyak.
ADVERTISEMENT
Penulis : Adonia Bernike Anaya