Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
6 Fakta Pengeroyokan Santri Nurul Ikhlas hingga Tewas
19 Februari 2019 13:04 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB

ADVERTISEMENT
Langkan.id, Padang – Robby Alhalim, korban pengeroyokan 17 santri Pondok Pesantren Nurul Ikhlas, dinyatakan meninggal dunia setelah koma selama 8 hari di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang. Santri berusia 18 tahun itu mengembuskan napas terakhirnya di Ruangan Observasi Intstalasi Anestesiologi Terapi sekitar pukul 06.20 WIB pada Senin (18/2).
ADVERTISEMENT
Robby Alhalim dikeroyok rekan-rekannya selama 3 hari, yakni pada Kamis (7/2), Jumat (8/2), dan Minggu (10/2). Pengeroyokan terjadi di salah satu kamar lantai 2 gedung Asrama Musa, Pondok Pesantren Nurul Ikhlas, yang berlokasi di Jalan Raya Padang Panjang-Bukittinggi, Nagari Panyalaian, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar.
Robby sempat sakit selama dua hari setelah dikeroyok rekan-rekannya pada Kamis dan Jumat (7 dan 8 Februari 2019). Sehingga ke-17 pengeroyoknya sempat berhenti menganiaya Robby pada Sabtu, 9 Februari 2019.
"Hari Sabtu tidak dilakukan pengeroyokan, sebab dari keterangan saksi dan 'anak pelaku' (sebutan tersangka untuk anak di bawah umur, red), korban sempat jatuh sakit," kata Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Padang Panjang, Iptu Kalbert Jonaidi.
ADVERTISEMENT
Kalbert Jonaidi mengatakan motif penganiayaan diduga karena korban telah melakukan tindakan pencurian yang membuat para santri lainnya marah. Adapun benda yang diduga dicuri korban terdiri dari barang elektronik hingga uang milik santri.
"Kasus mengambil barang milik temannya ini sampai sekarang atau sebelumnya pihak pondok pesantren tidak pernah melaporkan ke kami (polisi). Kami masih terus melakukan penyidikan apakah betul korban telah melakukan pengambilan barang milik temannya atau ada motif lainnya," ujarnya.
Namun ayah Robby, Yoserizal, membantah anaknya mencuri. Ia mengenal Robby sebagai anak yang baik dan jujur.
Para pelaku sempat membohongi pihak pondok pesantren dengan mengatakan Robby Alhalim tidak sadarkan diri akibat kesurupan.
ADVERTISEMENT
Robby dibawa ke klinik pondok pesantren pada Minggu malam (10/2). Kemudian setelah ditangani di klinik, Robby tetap tidak sadarkan diri sehingga akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang.
Saat berada di RSUD Padang Panjang, para santri yang terlibat tetap bersikeras dan mengatakan bahwa Robby mengalami kesurupan. Namun setelah diperiksa, pihak rumah sakit akhirnya tidak percaya korban mengalami kesurupan.
Robby akhirnya dirujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang tepat pukul 02.00 WIB pada Senin (11/2). Dia dinyatakan koma dan langsung mendapat penanganan medis di Ruangan Observasi Intensif (ROI) Instalasi Anestesiologi Terapi Intensif. Dokter menyatakan santri malang ini telah mendapat tindakan kekerasan.
Pihak pondok pesantren berang setelah mengetahui penyebab Robby tidak sadarkan diri akibat kekerasan. Sebanyak 19 santri pun dikumpulkan dan diperiksa.
ADVERTISEMENT
"Malam itu akhirnya para santri mengakui. Kami interogasi satu-satu, 'Kamu terlibat mem-bully Robby? Kamu ikut? Iya. Kamu ikut? Iya'. Tanya saya saat itu kepada santri. Mereka semua pada takut saat tahu Robby Alhalim tidak sadarkan diri," kata salah seorang pengawas Pondok Pesantren, Firmansyah.
Kepolisian Resor (Polres) Padang Panjang menetapkan 17 santri sebagai 'anak pelaku' atas kasus pengeroyokan tersebut. Penetapan status para santri sebagai 'anak pelaku' setelah dilakukan gelar perkara dan pra-rekonstruksi.
"Kami juga akan koordinasikan dengan Tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (TP2TPA) Kabupaten Tanah Datar dan Bapas," ujar Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, Itptu Kalbert Jonaidi, kepada langkan.id di Mapolresta pada Jumat (15/2).
ADVERTISEMENT
Polisi menyita barang bukti yang diduga digunakan para pelaku untuk mengeroyok Robby, di antaranya tangkai sapu dan sepasang sepatu.
Robby Alhalim dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 06.20 WIB pada Senin (18/2).
"Meninggal sekitar pukul 06.20 WIB. Jenazah masih di kamar mayat," ujar Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Gustavianof, Senin (18/2).
Polres Padang Panjang masih terus melakukan penyidikan atas kasus pengeroyokan Robby, termasuk soal keterlibatan ataupun kelalaian pihak pondok pesantren. Sejumlah saksi juga telah diperiksa yang terdiri dari wali kamar, ustaz, hingga pengawas pondok pesantren.
“Ada 5 orang saksi dari pihak pondok pesantren. Kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah ada unsur kelalaian atau tidak. Nanti dari hasil autopsi bisa jadi kami kembali melakukan gelar perkara selanjutnya, apakah ada indikasi penambahan tersangka,” kata Kalbert. (Irwanda)
ADVERTISEMENT