Konten Media Partner

Gunung Api Ruang di Kabupaten Sitaro 2 Kali Meletus, Tinggi Erupsi 2.500 Meter

17 April 2024 12:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erupsi Gunung Api Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (17/4) dini hari tadi.
zoom-in-whitePerbesar
Erupsi Gunung Api Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu (17/4) dini hari tadi.
ADVERTISEMENT
SITARO - Gunung Api Ruang di Pulau Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), dalam periode laporan enam jam pada Rabu (17/4) hari ini telah meletus sebanyak dua kali, dan mengeluarkan asap berwarna kelabu dan merah.
ADVERTISEMENT
Adapun tinggi kolom erupsi yang terpantau dan dicatat adalah mencapai 1800 hingga 2500 meter ke arah atas.
Selain erupsi, kegempaan di Gunung Ruang juga masih terjadi. Jika pada Selasa (16/4) kemarin terjadi sebanyak 691 kali gempa vulkanik dalam (VTA), pada Rabu (17/4) hingga pukul 06.00 Wita, tercatat 373 kali gempa vulkanik dalam.
Muhammad Wafid, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menjelaskan bahwa erupsi eksplosif Gunung Ruang kembali terjadi pada Rabu (17/4) pukul 01.08 Wita dini hari. Ketinggian kolom erupsi diperkirakan mencapai 2500 meter, disertai dengan suara gemuruh dan dentuman.
"Erupsi lain terjadi pada pukul 05.05 Wita, dengan ketinggian kolom erupsi diperkirakan mencapai 1800 meter," kata Muhammad, Rabu (17/4).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pemantauan visual dan instrumental hingga 17 April, Badan Geologi menyatakan bahwa tingkat aktivitas Gunung Ruang masih berada pada Level 3 (Siaga).
"Dalam tingkat aktivitas Level 3 (Siaga), masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan disarankan untuk tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 4 kilometer dari pusat kawah aktif," ujar Muhammad.
Muhammad juga menyatakan bahwa tingkat aktivitas Gunung Ruang akan ditinjau kembali jika terdapat perubahan visual dan kegempaan yang signifikan.
Sebagai informasi, Gunung Ruang telah tercatat mengalami erupsi sejak tahun 1808 dengan interval erupsi berkisar antara 1 hingga 30 tahun. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2002, yang merupakan erupsi eksplosif yang menyebabkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan penduduk untuk dievakuasi.
ADVERTISEMENT
franky salindeho