Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Buka Puasa Pertama di Rumah Mertua, Dibilang Gagal Menanak Nasi
9 Mei 2020 11:21 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa awal mengenal mertua biasanya mendebarkan untuk sebagian besar orang. Salah tingkah dan canggung itu wajar. Itulah yang dialami Fitri. Ramadhan ini adalah bulan puasa pertamanya sebagai istri sekaligus seorang menantu. Simak ceritanya.
ADVERTISEMENT
—
Minggu lalu, aku diajak suami berkunjung ke rumah orang tuanya buat buka puasa bareng. Aku sempat menolak dengan alasan situasi belum kondusif karena virus corona . Tapi alasan sebenarnya sih, aku ogah aja main ke rumah mertua.
“Yaelah ke rumah Mama doang. Kan dekat. Kemarin belanja ke supermarket kita fine-fine aja,” jawab suamiku.
Skakmat deh. Rumah kami dan rumah mertua memang nggak jauh-jauh amat. Sekitar satu jam perjalanan naik mobil. Akhirnya kami berangkat dengan membawa risoles mayo buatanku sebagai menu takjil.
Sampai di sana, ibu mertua ternyata masih memasak buat buka. Ayah mertua dan suami lagi asyik ngobrol tentang perkembangan pandemi COVID-19. Rasanya nggak etis kalau aku diam saja tanpa bantu ibu di dapur.
ADVERTISEMENT
“Ada yang bisa Fitri bantu nggak, Bu?” Tanyaku canggung.
“Apa ya. Hmmm, nanak nasi aja. Nasi di magic com lagi habis,” jawabnya ibu mertua sambil menumis kentang ati ayam balado.
“Oke, Bu. Siap. Biasanya berapa cup beras?”
“Empat cup aja cukup. Kamu bisa kan menanak nasi? Pakai magic com kok,” kata ibu mertua dengan nada tidak yakin.
Entah kenapa setelah ibu mertua bilang gitu, aku jadi makin gugup. Setelah di-underestimate, aku makin nggak yakin sama kemampuanku sendiri. Tiba-tiba aku jadi bingung cara menanak nasi, mengukur porsi beras dan air, padahal sudah ratusan kali aku lakukan di rumah.
Setelah sekian lama, akhirnya beras siap aku masukkan ke magic com. Aku pencet tombol “cook”. Aku kira sudah bisa lega, ternyata nggak.
Sekitar 30 menit kemudian, ketika magic com sudah menunjukkan indikator nasi sudah matang, ibu mertua memanggilku.
ADVERTISEMENT
“Fitri, ini nasinya kurang air. Masih kayak beras gini,” katanya dengan ekspresi kesal.
“Eh.. ehhmm maaf, Bu. Biasanya aku kasih air beras memang segitu. Menurutku itu nasinya udah pas kok, Bu,” jawabku gugup.
“Ini jenis beras yang ngembang, jadi butuh banyak air. Yaudah ibu masak lagi,”
Dia lalu menambahkan sedikit air ke dalam magic com lalu kembali memencet tombol “cook”. Kakiku seperti dipaku di lantai karena malu dan merasa bersalah.
Semenjak kejadian itu, aku belum berani bertemu ibu mertua lagi. Masih malu, cuma diberi kepercayaan masak nasi saja gagal. Huft, menantu macam apa aku ini.
Suamiku sempat mengajak lagi ke rumah orang tuanya. Aku menolak dengan berbagai alasan. Rupanya ibu mertua sadar telah menegurku berlebihan.
ADVERTISEMENT
“Kamu ngambek sama Ibu, yang? Kata Ibu kayaknya kamu sakit hati gara-gara ditegur pas masak nasi kapan hari,” kata suamiku.
“Ah nggak ngambek kok, cuman malu aja hehe. Masak nasi aja nggak bisa,” jawabku
“Jangan diambil hati ah. Ibu itu memang perfeksionis kalau soal makanan. Ibu suka nasi yang lembek, bukan berarti cara kamu masak nasi salah,” jelasnya menenangkan.
Aku bersyukur suamiku berkata begitu. Meski ini bukan masalah besar, aku senang dia berusaha memahami aku tanpa menjelek-jelekkan ibunya. Kelak, kalau aku menghadapi konflik yang lebih besar dengan orang tuanya, aku tahu suamiku akan mendampingiku. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Fitri? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua ? Kirim email aja! Ke: [email protected]
ADVERTISEMENT