Konten dari Pengguna

Menolak Tradisi Sungkem Saat Lebaran di Keluarga Suami

Mertua Oh Mertua
Curhatan, keluh kesah, dan kisah cinta tentang mertua. Banyak drama di antara kita.
23 Mei 2020 18:14 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi sungkem saat lebaran. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi sungkem saat lebaran. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi setiap keluarga pasti punya keunikan sendiri. Kalau Anda punya mertua, biasanya Anda akan dituntut mengikuti tradisi di keluarga suami, termasuk kebiasaan saat Lebaran. Hal itu juga dialami Virly, tapi memberanikan diri menolak. Apa alasannya?
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi pada Lebaran tahun lalu, Idul Fitri pertama kami sebagai suami istri. Saat itu, aku sepakat untuk ikut mudik ke kampung halaman suami di Jawa Timur. Suami berharap aku bisa lebih akrab dengan keluarganya.
Kami sampai sana H-2 sebelum Lebaran. Di rumah mertua, sudah ada dua kakak ipar yang juga baru datang dengan keluarganya. Masing-masing ipar punya dua anak. Dengan datangnya 3 pasangan, 4 cucu, rumah mertua terasa penuh.
Dua hari pertama di sana berjalan lancar tanpa drama. Ayah dan ibu mertua fokus pada cucu mereka, jadi nggak terlalu banyak mengajakku bicara. Dua kakak iparku yang asyik. Mereka mengajakku keliling kota kelahiran suamiku.
Sampai akhirnya datanglah Hari Raya Idul Fitri. Kami bersama-sama sholat di masjid agung terdekat. Semua memakai baju putih yang cantik. Senang rasanya Lebaran akhirnya tiba. Aku nggak menduga hari itu akan terjadi drama.
ADVERTISEMENT
Pulang dari masjid, ayah dan ibu mertua duduk bersebelahan di sofa ruang tamu. Lalu suami dan dua kakaknya bergiliran sungkem ke mereka sambil mengucap minal aidzin. Suami kakak-kakak iparku pun mengikuti.
Aku terlalu sibuk mengamati sampai nggak sadar giliranku tiba. Karena aku hanya diam mematung, suamiku menyenggolku. Aku bingung harus bagaimana, tapi semua mata sudah tertuju padaku. Awkward moment…..
Dok: Giphy
Alih-alih ikut sungkem, aku malah memeluk ayah dan ibu mertua. Setengah memeluk tepatnya, karena mertua sedang dalam posisi duduk. Dari bahasa tubuhnya, mereka sepertinya kaget, nggak menduga aku akan melakukan itu.
“Minal aidzin wal faidzin ya, Yah, Bu. Maafin aku kalau ada salah selama ini. Di keluarga aku biasanya pelukan pas Lebaran. Nggak apa kan Virly peluk?” kataku.
ADVERTISEMENT
“Oh iya Nduk, nggak apa. Kebiasaan tiap keluarga kan memang beda-beda,” kata ayah mertua sambil tersenyum. Tapi sebaliknya, ibu mertua malah menunjukkan ekspresi tidak nyaman.
Setelah semua bermaaf-maafan, semua tamu pulang, suami memanggilku ke kamar. Katanya, ibu mertua menegurku lewat dia. Aku dibilang kurang sopan karena nggak mau mengikuti tradisi keluarga suami.
Dok: Giphy
“Kenapa nggak sopan? Aku sama orang tua sendiri aja baru pertama kali sungkem waktu kita nikah. Pelukan kan juga simbol kasih sayang dan menghormati,” kataku membela diri.
“Iya sayang, tapi setahun sekali apa susahnya sih buat sungkem ke ayah ibu aku?”
“Ya nggak susah. Tapi aku berhak dong menentukan pilihan, ikut tradisi keluargamu atau nggak. Toh rasa hormat nggak harus selalu ditunjukin lewat sungkem,”
ADVERTISEMENT
“Yaudah terserah kamu aja,” jawab suamiku kesal sambil keluar kamar.
Suami dan ibu mertua sempat dingin kepadaku setelah kejadian itu. Aku heran, kenapa hal seperti itu saja dipermasalahkan. Huft.
Mengingat kejadian itu, aku jadi bersyukur Lebaran tahun ini ada larangan mudik dari pemerintah. Dengan begitu suami nggak akan mengajakku ke Jawa Timur dan aku nggak harus menghadapi situasi di mana aku dituntut untuk sungkem ke mertua.
Hmmm, ternyata ada sisi positifnya ya Lebaran tahun ini nggak boleh mudik. (sam)
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Virly? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected]