Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mertua Menagih Biaya Resepsi Pernikahan Sebagai Utang
7 Juli 2020 14:41 WIB
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ada dua hal sensitif dalam rumah tangga. Pertama, masalah keuangan dan yang kedua adalah soal mertua. Bayangkan kalau dua isu itu jadi satu? Itulah yang terjadi dalam rumah tangga Aline yang baru seumur jagung. Simak ceritanya.
ADVERTISEMENT
—
Aku dan suami baru menikah sekitar 6 bulan lalu. Baru satu semester. Tapi rasanya sudah lama banget, aku bahkan hampir lupa bagaimana dulu rasanya sebelum menikah. Gimana nggak kerasa lama, kalau masalah demi masalah menghampiri setelah menikah?
Salah satu masalah yang paling bikin pusing adalah soal uang dan mertua. Dua bulan yang lalu ibu mertua meneleponku. Dia bilang sudah semingguan suamiku nggak bisa dihubungi. Padahal ibu mertua mau menagih utang.
“Utang apa ya, Ma?”
“Loh, Rp30 juta kemarin yang Mama pinjemin buat resepsi nikahan kalian. Suami kamu ditagih ngeles mulu. Itu kan tabungan Mama pribadi, Mama kasih sebagai investasi,” jelasnya.
Aku tertegun sesaat. Sebab setahuku, uang Rp30 juta itu diberi mertua sebagai bantuan, bukan utang. Setidaknya, itu yang suamiku katakan.
Meski ternyata Riko, suamiku, yang berbohong, tetap saja aku kesal dengan ibu mertua. Kok ada ya orang tua yang menganggap biaya resepsi pernikahan anaknya itu investasi yang harus dikembalikan?
ADVERTISEMENT
“Nanti Aline sampaikan ya, Ma. Tapi jujur Ma, kami juga lagi seret. Soalnya kami baru ambil cicilan rumah, banyak keperluan juga beberapa bulan terakhir,” jawabku.
“Terus Mama gimana?! Mama kan juga butuh duitnya,” Katanya mulai ngotot.
“Iya Ma, nanti Aline diskusikan sama Riko. Udah ya Ma, Aline masih kerja ini,” kataku sembari menutup telepon.
Rasanya kepalaku mau pecah! Setelah menikah aku bukannya bahagia tapi malah tertekan karena tagihan utang sana-sini.
Ya, belum lama ini aku baru tahu kalau Riko punya banyak utang. Utang yang dia tumpuk bahkan sebelum kenal aku. Utang kartu kredit, utang kredit tanpa agunan, utang koperasi, utang dari teman-temannya. Totalnya hampir Rp100 juta.
Sebelum aku tahu soal itu, kami sebelumnya sudah ijab membeli rumah. Kok bisa lolos BI checking walaupun banyak utang? Kebetulan kami pilih cicilan in-house langsung ke developer. Jadi saat itu utang menggunung suamiku belum tercium baunya.
ADVERTISEMENT
Cicilan utang suami dan cicilan rumah saja sudah menggerogoti 60 persen total penghasilan bulanan kami. Lalu mau ditambah cicilan utang ke mertua?
Kami bertengkar hebat lagi setelah aku membahas isi telepon ibu mertua. Ternyata benar, suamiku yang berbohong. Dia bilang uang itu sumbangan, padahal jelas-jelas ibu mertua memberinya sebagai utang.
Entah sudah berapa kali kami bertengkar soal uang. Entah berapa kali Riko menghindar begitu saja dengan pergi entah kemana semalaman. Inikah pernikahan yang aku mimpikan?
Sampai sekarang, kami hidup serba pas-pasan karena utang. Doakan kami segera melalui fase berat ini. Semoga ini hanya cobaan dari Tuhan, bukan hukuman. (sam)
—
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Aline? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: curcolsoalmertua@gmail.com
ADVERTISEMENT