Konten dari Pengguna

Respon Ibu Mertua Ketika Tahu Aku Hamil Saat Masa Pandemi

Mertua Oh Mertua
Curhatan, keluh kesah, dan kisah cinta tentang mertua. Banyak drama di antara kita.
8 Juli 2020 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hamil saat masa pandemi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Hamil saat masa pandemi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Angka kehamilan selama masa pandemi memang meningkat tajam. Bahkan menurut BKKBN, ada lebih dari 400.000 kehamilan tak terduga selama wabah COVID-19. Kebetulan, Lisa adalah salah satunya. Ternyata respon ibu mertuanya kurang welcome. Begini kisahnya.
ADVERTISEMENT
Sekitar sebulan lalu, aku baru tahu kalau aku positif hamil. Aku nggak menyangka akan mengandung anak kedua di tengah pandemi seperti ini. Meski nggak terduga, aku tetap mensyukurinya. Akhirnya anak kedua yang kami tunggu-tunggu hadir juga di rahimku.
Sudah 6 bulan terakhir, aku dan suami berusaha hamil lagi. Sudah diniati, tapi belum jadi-jadi. Begitu muncul pandemi, kami berniat untuk take it slow. Eh, nggak taunya malah dikasih sama Yang Maha Kuasa.
Menurut perhitungan obgyn langgananku, kandunganku sudah berusia 12 minggu. Sudah cukup aman lah buat diumumkan ke keluarga dekat. Pada suatu Minggu pagi, aku mengajak ayah dan ibu mertua untuk video call bersama.
“Kami punya berita gembira lho. Coba tebak?” Kata suamiku semangat.
ADVERTISEMENT
“Ada apa, Nak?” Tanya ayah mertuaku penasaran.
“Lisa hamil lagi! Kami mau punya anak kedua!” tutur suamiku heboh.
“Waah, alhamdulilah. Ayah ikut senang,”
Ibu mertuaku nggak langsung merespon. Dia terdiam sebentar lalu menunjukkan wajah khawatir.
“Ibu ikut senang akhirnya kalian punya anak lagi. Tapi apa nggak bahaya hamil pas musim Corona gini?” kata ibu mertuaku.
“Iya Bu, tapi gimana lagi. Kan dikasih sama Gusti Allah baru sekarang. Ya disyukuri aja,” jawab suamiku.
“Tapi Ibu kemarin dapat cerita, anak temennya ibu yang melahirkan dua minggu lalu ditolak dua rumah sakit. Syaratnya banyak. Bolak-balik rapid test. Yang mau melahirkan harus swab test dua kali sebelum RS mau nerima. Belum lagi biaya lahirannya. Aduh ibu nggak bisa bayangin gimana ribetnya,” ceritanya.
dok: giphy
Giliran kami yang terdiam mendengar omelan ibu mertua. Jujur kami memang belum memikirkan sedetail itu. Kami terlanjur happy dengan kehamilan ini sehingga melupakan konsekuensinya.
ADVERTISEMENT
“Kami rencananya check up ke obgyn yang di klinik kecil Bu, biar nggak harus ke RS. Emang agak risiko..,” jawabku pelan.
“Ibu itu bukannya nakut-nakutin kalian. Tapi sekarang menurut Ibu bukan waktu yang tepat buat hamil. Biayanya besar, risiko tinggi. Apalagi kalian masih tinggal di kontrakan,” tutur ibu mertua lagi.
“Ibu kok malah ngomong gitu. Bukannya senang mau dapat cucu baru. Yaudah aku tutup dulu teleponnya,” kata suami sambil menutup sambungan video call.
Ya, suamiku jadi kesal banget dengan ibunya. Terutama saat ibu bawa-bawa masalah kami yang masih kontrak. Ibu memang yang paling rajin mengingatkan kami untuk segera KPR rumah. Sebaliknya, suamiku berpikir properti bukan aset investasi yang menguntungkan. Kontrak rumah dalam jangka panjang pun nggak masalah.
ADVERTISEMENT
Aku tahu ibu mertua sebenarnya nggak cuma mengkhawatirkan biaya persalinan dan hunian. Menurutku lebih dari itu. Pada masa pandemi gini, banyak perusahaan melakukan PHK besar-besaran agar bisa survive. Bagaimana kalau suami tiba-tiba kena PHK? Aku yang tengah hamil bisa bantu apa?
Yang awalnya senang, setelah menelepon mertua aku jadi kepikiran. Ternyata banyak sekali yang mesti dipertimbangkan bila hamil pada masa pandemi. Harus ekstra hati-hati, harus rela mengencangkan ikat pinggang demi menabung.
Semoga semua berjalan lancar. (sam)
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Lisa? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: curcolsoalmertua@gmail.com