Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Yorrys: Setya Novanto Hampir Pasti Jadi Tersangka Kasus e-KTP
24 April 2017 16:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Koordinator Bidang Polhukam Partai Golkar, Yorrys Raweyai, mengatakan Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, hampir pasti menjadi tersangka kasus e-KTP. Maka itu, partainya akan mengadakan konsolidasi internal.
ADVERTISEMENT
"Ini karena memang ketua umum hampir pasti menjadi tersangka dengan kasus ini (e-KTP). Bahkan sudah ada pencekalan. Jadi Golkar mengambil sikap proaktif, demi partai yang perlu diselamatkan," ujar Yorrys dalam diskusi di Hotel Puri Denpasar, Jakarta Selatan, Senin (24/4).
Nama Novanto belakangan kembali mencuat terkait kasus e-KTP yang diusut KPK. Pada Senin (10/4), KPK melarang dia bepergian ke luar negeri. Orang dekatnya, Andi Agustinus alias Andi Narogong, sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus tersebut.
"Apalagi Rabu kemarin transparan terbuka tentang siapa, jadi tidak usah bangun alibi praduga tak bersalah. Itu bentuk tindakan Golkar untuk selamatkan partai," kata Yorrys.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (20/4), berlangsung sidang e-KTP. Yang bersaksi adalah Johanes Richard Tanjaya alias Richard, pemilik PT Java Trade Utama--perusahaan yang menggarap Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Kemendagri di proyek e-KTP.
Menurut Richard, Novanto mendapat fee 7 persen dari proyek e-KTP senilai Rp 5,9 triliun. Fee diduga mengalir ketika Novanto masih menjabat Ketua Fraksi Golkar DPR.
Yorrys mengatakan seluruh internal partai mulai dari dewan pembina, dewan pakar, dewan kehormatan, dilibatkan dalam konsolidasi tersebut.
"Seluruh stake holder partai kami libatkan, Golkar itu kan partai publik bukan privat. Golkar milik semua pihak yang ada di dalam partai," ujar Yorrys.
ADVERTISEMENT
Yang paling terpengaruhi dugaan keterlibatan Novanto adalah elektabilitas Golkar. "Terkait adanya kasus e-ktp ini, suara atau elektabilitas partai Golkar relatif stagnan bahkan cenderung turun," ujar Yorrys.
"Kami harus pikirkan langkahnya dengan sangat baik agar tidak menimbulkan pengaruh baik ke internal maupun eksternal partai, kami minta doa restunya saja," kata Yorrys.