Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Strategi Komunikasi Pemasaran Layak Indonesia : Menjual Produk atau Disabilitas?
10 Februari 2025 13:15 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari NAURAH LISNARINI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Disabilitas dalam Industri Fashion: Langkah Layak Indonesia Mendorong Inklusi
ADVERTISEMENT
Strategi komunikasi Layak Official berfokus pada pemanfaatan media sosial, khususnya Instagram. Platform ini memberikan ruang bagi brand Layak untuk menampilkan koleksi pakaian, berbagi kisah inspiratif individu dengan disabilitas, serta berinteraksi langsung dengan audiens. Tren konsumen saat ini menunjukkan preferensi terhadap merek yang mengedepankan inklusivitas dan keberagaman, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap loyalitas merek, pemasaran dari mulut ke mulut yang positif, serta peningkatan niat beli (Nguyen & Johnson, 2020).
Karina selaku owner mengakui bahwa Layak Indonesia memiliki tujuan komersial dalam strategi pemasarannya. Konten Instagram yang menampilkan model dengan disabilitas semakin menarik perhatian publik. Meskipun dampak finansial dari pemasaran inklusif ini belum begitu signifikan, Layak Indonesia tetap berkomitmen dengan menyisihkan 40% dari keuntungan untuk pengembangan keterampilan penyandang disabilitas, termasuk mendirikan Layak School yang terbuka bagi mereka.
ADVERTISEMENT
Pemasaran inklusif menjadi strategi yang efektif bagi bisnis dalam menjangkau audiens yang lebih luas, mendorong inklusi, serta mempercepat pertumbuhan merek sekaligus memberikan dampak sosial yang positif (Wisker, 2023). Pemasaran melalui media sosial terbukti berpengaruh besar terhadap perilaku konsumen dan dalam beberapa aspek melampaui efektivitas saluran pemasaran tradisional. Karina dan timnya pun memanfaatkan fitur-fitur Instagram untuk mendukung strategi pemasaran mereka, meningkatkan kesadaran brand, serta memperkuat pesan inklusivitas yang diusung Layak Indonesia. Selain menjangkau audiens yang lebih luas, Instagram juga berperan dalam membuka diskusi global terkait fashion inklusif.
Secara keseluruhan, Layak Official dapat memberikan wawasan mengenai praktik komunikasi dalam ranah inklusi sosial dan bagaimana media sosial dapat dimanfaatkan secara strategis untuk mendorong perubahan sosial yang positif.
ADVERTISEMENT
Karina berharap Layak Indonesia tidak hanya dikenal karena pemasaran inklusif di Instagram tetapi juga karena kualitas produk-produknya. Media sosial memberikan peluang bagi merek untuk menciptakan konten autentik yang dapat membangun rasa kebersamaan dan mendukung inklusivitas.
Karina bersyukur bahwa Instagram telah menjadi ruang digital yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas. Setiap unggahan di akun @layakofficial memperoleh respons positif dari audiens yang mengapresiasi perbedaan serta strategi pemasaran yang diterapkan. Banyak komentar yang menyoroti bagaimana kehadiran model disabilitas membawa energi positif dalam komunitas online akun @layakofficial. Media sosial juga memungkinkan bisnis untuk menargetkan audiens lebih efektif, berinteraksi secara real-time, serta menyesuaikan pesan pemasaran dengan karakteristik demografi tertentu. Strategi yang lebih personal ini membantu brand menyampaikan informasi, memberikan layanan pelanggan, dan menciptakan pengalaman interaktif bagi konsumen. Karina menyebutkan bahwa dalam empat bulan setelah menggunakan model disabilitas, akun @layakofficial berhasil mencapai 10.000 pengikut. Meskipun hal ini membantu meningkatkan jangkauan konten, dampaknya terhadap peningkatan penjualan masih perlu dievaluasi lebih lanjut. Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap keberagaman, konsep pemasaran juga terus berkembang dengan mengintegrasikan inklusi sebagai bagian penting dari strategi pemasaran modern.
Pemasaran inklusif muncul sebagai respons terhadap perubahan demografi, nilai sosial, dan ekspektasi konsumen (Wisker, 2023). Baik Karina maupun orang tua salah satu model Layak yaitu Ibu dari Shafa percaya bahwa konten dengan model disabilitas membantu meningkatkan kesadaran publik terhadap keberadaan penyandang disabilitas, serta mematahkan stigma negatif dengan menunjukkan bahwa mereka juga memiliki potensi dan daya saing. Dengan demikian, masyarakat diharapkan tidak lagi memandang disabilitas sebagai keterbatasan yang mendefinisikan individu. Interaksi langsung yang difasilitasi oleh media sosial juga berkontribusi pada peningkatan loyalitas merek dan kepuasan pelanggan (Ramli et al., 2021).
ADVERTISEMENT
Karina menyampaikan bahwa banyak audiens merasa bangga dengan keterlibatan model disabilitas dalam kampanye Layak Indonesia. Ibu Shafa juga mengungkapkan rasa syukur atas respons positif yang diterima, baik dari komunitas daring maupun lingkungan sekitar. Komentar positif di Instagram menjadi dorongan bagi Shafa dan ibunya, yang kemudian memutuskan untuk membuat akun Instagram khusus guna mendokumentasikan aktivitas dan keberanian Shafa dalam berkarya.
Menurutnya, Instagram memiliki peran penting dalam mendukung inklusi penyandang disabilitas. Karina dan ibu Shafa juga menyatakan bahwa banyak orang yang menunjukkan dukungan secara langsung setelah melihat konten inklusif di akun @layakofficial. Ibu Shafa menyebutkan bahwa keluarga besar mereka memberikan dukungan positif terhadap keterlibatan Shafa sebagai model Layak Official. Selain itu, komunitas sekolah tempat Shafa menempuh pendidikan juga turut memberikan apresiasi, baik dari sesama siswa, guru, hingga orang tua murid lainnya. Meskipun Shafa telah beberapa kali berpartisipasi dalam peragaan busana, kesempatan menjadi model pemotretan untuk Layak Indonesia merupakan pengalaman pertama baginya. Hal ini menjadi bukti bahwa pemasaran inklusif tidak hanya sekadar strategi promosi, tetapi juga berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menerima keberagaman.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Nguyen, N., & Johnson, L. W. (2020). Consumer behaviour and environmental sustainability. Journal of Consumer Behaviour, 19(6), 539–541. https://doi.org/10.1002/cb.1892
Wisker, Z. L. L. (2023). Inclusive marketing: Muslims’ influence on marketers’ behaviour in non-Muslim majority country: evidence from New Zealand. Journal of Islamic Marketing, 14(12), 3208–3227. https://doi.org/10.1108/JIMA-08-2022-0238
Ramli, M. F., Badarulzaman, N., & Abdul Latif, S. A. (2023). Study On the Nexus of CSR and Social Media Engagement on Tourist Destination Loyalty in Sustainable Development Nature-based Tourism . PLANNING MALAYSIA, 21. https://doi.org/10.21837/pm.v21i28.1342