Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Open House ala Istana Nurul Iman
24 Maret 2021 18:36 WIB
Tulisan dari Nur Janna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selayaknya orang-orang yang sedang merantau, lebaran adalah momen yang paling saya tunggu. Karena lebaran adalah waktu terbaik untuk kumpul bersama keluarga besar, mencicipi makanan terbaik Emak yang hanya tersaji setahun sekali, saling berbagi cerita, berbagi rezeki, atau sekadar bertanya, “Kapan kawin?” kepada yang masih single yang biasanya berujung dengan ajang jodoh-jodohan dari para orang tua, dan muka cemberut dari yang dijodohkan. Untunglah, saya sudah melewati bagian yang terakhir, hehehe.
ADVERTISEMENT
Begitulah, lebaran dan segala kehebohannya memang selalu membuat rindu.
Untunglah, Brunei memiliki tradisi yang bisa mengobati rindu akan hari raya. Yaitu, dibukanya Istana Raja Hassanal Bolkiah untuk seluruh orang yang berada di Brunei selama tiga hari. Benar-benar untuk semua orang, tidak terkecuali warga negara asing yang sedang bekerja di sana ataupun pelancong.
Istana Nurul Iman—tempat tinggal resmi keluarga Sultan Brunei—memiliki 1788 kamar dan 257 kamar mandi, yang gagang pintunya terbuat dari emas. Begitu yang kawan saya ceritakan. Istana megah ini dibuka untuk masyarakat saat hari raya Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan ini, masyarakat bisa bersalam-salaman dengan seluruh anggota kerajaan. Tentunya disesuaikan dengan jenis kelamin—tamu laki-laki bersalaman dengan Sultan, tamu perempuan bersalaman dengan Ratu. Jadi, saya jelas tidak punya kesempatan untuk bersalaman dengan Prince Mateen sang idola. Jadi, kalau kamu ingin bertemu Sultan atau keluarga kerajaan lainnya, datanglah pada hari raya Idul Fitri.
Selayaknya tuan rumah yang sangat baik. Sultan dan anggota keluarga akan berdiri menunggu di sebuah ruang yang megah dan mewah untuk menyalami setiap orang yang datang. Tanpa terkecuali. Kita hanya perlu berpakaian sopan dan bersedia mengantre.
Selama mengantre, saya disuguhkan dengan arsitektur istana yang luar biasa—perpaduan Eropa dan Melayu. Setiap sudut istana berlapis emas, marmer, dan sutra yang sekali lihat pun, kita bisa menerka harganya.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari keindahan arsitektur Istana itu sendiri, momen pertemuan sultan dengan rakyatnya adalah momen yang paling luar biasa. Karena, seorang sultan yang merupakan orang nomor satu di Brunei, pemegang kekuasaan tertinggi, bersedia membuka rumahnya dan berkenan berdiri lama demi menyalami semua tamu yang datang. Benar-benar berdiri lama, dari pukul sembilan pagi hingga pukul dua belas siang, lalu istirahat, dan sambung lagi pukul dua siang hingga lima sore. Selama tiga hari!
Tak hanya itu, sultan pun menjamu semua orang dengan berbagai makanan khas Brunei yang tampaknya tak akan pernah habis, tak peduli sebanyak apa pun orang yang datang. Saya sempat menikmati berbagai makanan yang tersaji, mengingat butuh energi karena antrean yang sangat panjang.
ADVERTISEMENT
Jika antrean untuk bersalaman dengan sultan dan anggota kerajaan dirasa terlalu panjang, kita boleh kok untuk SMP (Sehabis Makan Pulang). Tidak ada kewajiban untuk menyalami tuan rumah karena istana benar-benar dibuka untuk dinikmati. Tentunya dengan protokol ketat dan batasan-batasan yang tidak bisa dilewati para pengunjung. Tapi, kalau SMP, kapan lagi bisa bersalaman dengan orang nomor satu di Brunei itu, ya kan?
Saat hendak pulang, para pengunjung akan diberikan bingkisan dari istana yang terdiri dari kue dan pajangan. Untuk anak-anak, sultan memberikan amplop THR sejumlah sepuluh dolar Brunei atau sekitar 100 ribu rupiah. Bingkisan ini diberikan per orang dan per anak loh. Jadi, silakan bawa seluruh anak kita untuk panen THR dari Sultan. Kalau perlu, datang tiga hari berturut-turut, karena tidak ada absen di sana.
ADVERTISEMENT
Setelah mengantre kurang lebih satu jam. Tiba saatnya bagi saya untuk bersalaman dengan Raja Istri Pengiran Anak Hajah Saleha dan anggota keluarga kerajaan wanita lainnya. Mereka berdiri tegap dan menyalami kami satu per satu. Tak pernah saya berdiri sedekat itu dengan sang ratu. Sungguh pengalaman luar biasa.
Menurut saya, open house Istana Nurul Iman berhasil membuat istana sultan layaknya rumah rakyat, meskipun hanya untuk 3 hari. Tamu datang, makan, bersalaman, dan dapat bingkisan pula. Semoga Istana Merdeka juga bisa begitu, ya.