Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Visa On Arrival Mendukung Pariwisata Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19
2 September 2023 12:42 WIB
Tulisan dari Mudhir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dirjen Imigrasi mengeluarkan Surat Edaran Dirjenim nomor IMI-0133.GR.01.01 Tahun 2023 tanggal 25 April 2023 tentang Kebijakan Keimigrasian mengenai layanan Visa Kunjungan saat Kedatangan Elektronik (Electronic Visa On Arrival / E-VOA), Visa Kunjungan Saat Kedatangan (Visa On Arrival / VOA), dan Bebas Visa Kunjungan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan pada masa Pandemic Corona Virus Disease 2019. Sebelumnya, Ditjen Imigrasi menambahkan Kenya dan Rwanda dalam daftar negara subjek Visa Kunjungan Saat Kedatangan pada Februari 2023. Penambahan negara subjek Visa on Arrival dilakukan dalam rangka mendukung pariwisata berkelanjutan dan memfasilitasi pembangunan perekonomian masyarakat (sumber: https://www.imigrasi.go.id/id/2023/04/27/ ).
ADVERTISEMENT
Imigrasi menginginkan orang asing yang datang ke Indonesia ialah orang asing yang memberikan manfaat positif bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, orang asing tersebut harus diseleksi/disaring, mana yang boleh masuk, mana yang tidak boleh masuk. Satu diantara beberapa cara seleksinya yakni dengan diberlakukan kebijakan visa Republik Indonesia.
Berdasarkan hasil evaluasi ternyata ada dampak positif dari pemanfaatan visa kunjungan saat kedatangan (VOA) dan memperhatikan trend kunjungan orang asing ke wilayah Indonesia. VOA sangat diminati orang asing karena sederhana persyaratan. VOA mengakomodir orang asing untuk kegiatan berlibur, mengunjungi keluarga, berobat, atau berbisnis. Dengan dibukanya kembali pintu perlintasan antar negara akibat mulai dapat dikontrolnya Covid-19, maka masyarakat internasional banyak yang ingin melakukan perjalanan antar negara. Ada yang berkeinginan wisata, mengunjungi keluarga, berobat, atau bisnis.
ADVERTISEMENT
Maksud diterbitkannya surat edaran ini yakni sebagai optimalisasi dukungan keimigrasian dalam pembukaan sektor wisata dalam masa pandemi Covid-19. Dengan surat edaran ini diharapkan dapat memberikan support mengenai cara, proses, dan usaha untuk meningkatkan bidang pariwisata. Jika jaman dulu wisatawan asing memerlukan visa dari kedutaan yang berada di luar negeri maka sekarang dapat langsung datang ke Indonesia tanpa menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya ke kedutaan. Jika jaman dulu VOA tidak dapat diperpanjang izin tinggalnya maka sekarang dapat diperpanjang izin tingggalnya satu kali perpanjangan dengan tambahan waktu selama tiga puluh hari. Kemudaha-kemudahan seperti yang baru saja dijelaskan, ini memicu meningkatnya jumlah wisatawan asing datang ke Indonesia.
Tujuan diterbitkannya surat edaran ini yakni untuk melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keimigrasian mengenai layanan visa kunjungan saat kedatangan elektronik (E-VOA), VOA, dan Bebas Visa Kunjungan untuk mendukung Pariwisata berkelanjutan pada masa pandemi Covid-19. Contoh kegiatan ini misalnya penataan dikonter VOA yang ada di beberapa bandara internasional. Dimana dulu ada keluhan tentang konter pelayanan yang tidak memadai sehingga pelayanan kurang nyaman dan berakibat lamanya waktu antrian. Dalam surat edara sebelumnya hal tersebut sudah dilakukan perbaikan.
Hasil evaluasi pelaksanaan VOA ialah adanya penambahan negara-negara subjek VOA. Negara-negara potensial subjek VOA yakni:
ADVERTISEMENT
1. Guatemala
Ketua MPR RI ke-20, Bambang Soesatyo menjelaskan, Indonesia dan Guatemala bisa saling bersinergi membantu pemulihan ekonomi nasional kedua negara yang terdampak pandemi Covid-19. Antara lain melalui peningkatan interaksi pelaku bisnis kedua negara, untuk saling mengenal potensi dan produk unggulan. "Salah satunya dengan memaksimalkan Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama antara KADIN Indonesia dengan CACIF Guatemala (Komite Koordinasi Asosiasi Pertanian, Komersial, Industri dan Keuangan, atau Comité Coordinador de Asociaciones Agrícolas, Comerciales, Industriales y Financieras), yang ditandatangani pada Oktober 2020. Jumlah kunjungan wisatawan Guatemala ke Indonesia masih kecil, di bawah 1.000 (seribu) orang/tahun, namun menunjukkan pertumbuhan selama 3 (tiga) tahun terakhir. Setelah berakhirnya pandemi Covid-19, Indonesia siap menyambut para turis asal Guatemala," pungkas Bamsoet. (Sumber: www.mpr.go.id/berita )
2. Makau
Negeri ini merupakan Wilayah Administrasi Khusus dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di bawah skema One Country, Two Systems dengan otonomi penuh dalam berbagai bidang, kecuali Politik Luar Negeri dan Pertahanan. Menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia sejak tahun 1951. Neraca Perdagangan RI-Makau
ADVERTISEMENT
2019: US$54,0 juta
2018: US$41,4 juta
2017: US$26,8 juta
3. Kenya
“Pembangunan infrastruktur Indonesia juga dilakukan secara masif. Kedua negara dapat menjajaki sejumlah peluang kerja sama ekonomi , khususnya bidang infrastruktur, Kesehatan/farmasi, transportasi, industri strategis, manufaktur, dan pengadaan rumah terjangkau. Indonesia memiliki sejumlah BUMN di bidang dimaksud yang siap menjajaki potensi kerja sama dengan calon mitra di Kenya,” ujar Puan dalam keterangan resmi yang diterima Parlementaria, Kamis (13/10/2022).
Tak hanya itu, Puan menyatakan Indonesia ingin terus memperbesar perdagangannya dengan Kenya, termasuk memperbesar ekspor minyak sawit mentah (CPO) kertas karton, produk tekstil, fatty alcohol, pakaian olah raga, aki, kaca optik, dan lemari es. Dalam lingkup b-to-b, asosiasi pengusaha antar kedua negara yang telah menjalin MoU promosi perdagangan antara KADIN RI dengan KNCCI (Kamar Dagang Kenya) dinilai perlu untuk saling kunjung untuk mengenal potensi kedua negara (Sumber: https://www.dpr.go.id ).
ADVERTISEMENT
4. Panama
Arsjad Rasjid,Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, mendapat kunjungan Menteri Luar Negeri Panama Erika Mouynes pada Kamis (7/4). Dalam pertemuan itu, keduanya menyepakati untuk menjajaki berbagai peluang kerja sama ekonomi untuk peningkatan perdagangan dan investasi di antara kedua negara.
"Hari ini adalah pertemuan antara Kadin Indonesia dengan Menteri Luar Negeri Panama, di sisi ini kami melihat bagaimana antara kedua negara bisa membangun hubungan lebih erat lagi," ujar Arsjad kepada wartawan di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (7/4). Ia mengutarakan perihal persiapan rangkaian kegiatan B20 tahun ini. Arsjad mengundang para pengusaha dari Panama untuk mengunjungi Indonesia dan melihat potensi yang ada.
Arsjad mengajak para pengusaha Panama guna berinvestasi di Indonesia khususnya pada tiga sektor, yaitu transformasi digital, energi baru terbarukan (EBT), dan kesehatan. Selain itu, guna mempermudah kerjasama perdagangan dan investasi, dari sisi Indonesia mengharapkan pemerintah Panama memberikan fasilitas bebas visa untuk Warga Negara Indonesia. (Sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220407 ).
ADVERTISEMENT
5. Rwanda
Kunjungan Dubes RI Dar Es Salaam, Prof. Dr. Ratlan Pardede ke Kigali, Rwanda, tanggal 28-31 Januari 2020, untuk menghadiri undangan Annual Diplomatic Gathering oleh Presiden Republik Rwanda H.E. Paul Kagame. Di sela-sela pertemuan, Dubes RI juga telah melakukan sejumlah agenda sebagai berikut:
1. Pertemuan dengan CEO Rwanda Mines, Petroleum, and Gas Board Hon. Francis Gatare guna membahas tindak lanjut penjajakan kerja sama pertambangan di Rwanda dengan PT. Timah
2. Kunjungan ke ICT Innovation Center Rwanda guna menjajaki kerja sama dengan sejumlah Universitas di Indonesia.
3. Pertemuan dengan Alumni Penerima Beasiswa RI guna bertukar pikiran untuk memajukan kerja sama RI-Rwanda
4. Pertemuan dengan WNI sekaligus untuk memberikan pelayanan jemput bola perekaman biometrik untuk pengurusan paspor WNI di Rwanda dengan perangkat mobile SIMKIM, serta sejumlah pelayanan kekonsuleran lain.
ADVERTISEMENT