Konten Media Partner

JAFF Ke-19: 180 Film dari 25 Negara Usung Transformasi Sinema Asia di Yogyakarta

10 November 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pengunjung dan pembuat film di JAFF 2022 berfoto bersama setelah pemutaran film. Foto: JAFF 2022
zoom-in-whitePerbesar
Para pengunjung dan pembuat film di JAFF 2022 berfoto bersama setelah pemutaran film. Foto: JAFF 2022
ADVERTISEMENT
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali digelar untuk yang ke-19 kalinya dengan mengusung tema “Metanoia.” Festival ini akan berlangsung selama delapan hari, mulai dari 30 November hingga 7 Desember 2024, di Yogyakarta. Tema “Metanoia” mencerminkan perubahan dan kebangkitan sinema Asia di tengah berbagai tantangan global, serta menggambarkan perjalanan panjang menuju kualitas sinema yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2022, JAFF17 berhasil menarik minat sekitar 16.000 penonton, sementara JAFF18 mencatatkan lebih dari 20.000 penonton.
"Semangat Metanoia yang menjadi tema tahun ini ingin kami persembahkan bagi industri film Indonesia yang cemerlang di tengah sinema Asia yang juga turut tumbuh bersama," ujar Direktur JAFF, Ifa Isfansyah, Jumat (8/11).
Sebagai bagian dari perayaan tahun ini, JAFF akan dibuka dengan penayangan “Samsara”, film bisu hitam putih karya Garin Nugroho, sutradara yang dikenal atas pencapaian internasionalnya. Di sisi lain, penutupan festival akan diisi dengan pemutaran perdana dunia “1 Kakak 7 Ponakan”, karya sutradara Yandy Laurens, yang sebelumnya dikenal melalui “Jatuh Cinta Seperti di Film-Film”, film yang meraih 11 nominasi di Festival Film Indonesia 2024.
Festival Director JAFF, Ifa Isfansyah. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Penyelenggaraan JAFF kali ini juga diwarnai dengan hadirnya JAFF Market yang digelar untuk pertama kalinya pada 3–5 Desember 2024. Pasar film ini bertujuan menyediakan wadah untuk kolaborasi antar pelaku industri perfilman Indonesia, dengan harapan dapat menjadi pemicu inovasi baru.
ADVERTISEMENT
“JAFF Market hadir sebagai respons terhadap pertumbuhan industri film kita, khususnya pascapandemi. Harapannya, JAFF Market menjadi pemicu kelahiran kolaborasi-kolaborasi yang nantinya dapat terus memicu pertumbuhan dan inovasi industri film Indonesia,” kata Direktur JAFF Market, Linda Gozali.
Setiap tahunnya, JAFF menjadi rumah bagi berbagai kompetisi yang mempertemukan talenta perfilman terbaik dari Asia dan Pasifik. Pada edisi ke-19 ini, sebanyak 180 film dari 25 negara akan diputar dalam program kompetisi maupun nonkompetisi. Sebanyak dua belas film panjang berkompetisi di program Main Competition untuk merebut Golden dan Silver Hanoman Awards. Beberapa di antaranya adalah “Viet and Nam” karya Truong Minh Quy dari Vietnam yang masuk seleksi kompetisi Un Certain Regard di Cannes 2024, dan “In the Land of Brothers”, film debut dari Iran yang meraih Directing Award di Sundance 2024. Di program Light of Asia, sebanyak 18 film pendek bersaing memperebutkan Blencong Awards.
Event Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) di Empire XXI Yogya. Foto: JAFF
Program kompetisi khusus film Indonesia, yakni JAFF Indonesian Screen Awards, akan memperebutkan penghargaan untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Naskah Terbaik, Pemeran Terbaik, dan Sinematografi Terbaik.
ADVERTISEMENT
“Membuat dan menonton film adalah sebuah pengalaman transformasi diri. Sebagai juri nanti, menonton refleksi para sineas yang filmnya berkompetisi di dunia yang penuh krisis tentu merupakan pengalaman berharga. Semoga film-filmnya bisa menumbuhkan semangat resiliensi untuk terus tumbuh, bergerak, dan berpihak pada kejernihan nurani. Baik untuk JAFF dan para penontonnya,” tutur Gina S. Noer, yang akan menjadi salah satu juri JAFF19.
Selain program pemutaran film, JAFF19 juga menyelenggarakan program kolaboratif seperti REEL LIFE Film Camp yang digagas bersama Netflix. Para peserta akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Talent Day di JAFF Market dan berkesempatan terlibat dalam produksi film Netflix Original. Pengunjung juga dapat menghadiri REEL LIFE Creators Sharing, yang mengulas proses kreatif di balik produksi film terbaru Netflix Indonesia, “The Shadow Strays”.
ADVERTISEMENT
Program spesial yang ditawarkan JAFF19 mencakup Cinematic Concert, dengan dua pertunjukan yang menampilkan film “Samsara” karya Garin Nugroho, diiringi musik live, serta kolaborasi antara Sal Priadi dan Kunto Aji. Program Sneak Peek akan menampilkan cuplikan eksklusif film animasi “Jumbo” dari Visinema Pictures dan “Qodrat 2” produksi Magma Entertainment, yang dijadwalkan tayang pada 2025.
JAFF juga menyajikan program klasik bernama Rewind, yang menghadirkan film-film klasik terbaru. Kali ini, program tersebut akan menayangkan “Ilo Ilo” dari Anthony Chen dan “The Handmaiden” dari Park Chan-wook, yang akan diputar pertama kalinya di Indonesia.
“Kami hadirkan program Rewind sebagai pengembangan dari program Classic pada edisi-edisi JAFF sebelumnya,” jelas Direktur Program JAFF, Alexander Matius.
JAFF ke-19 ini mendapatkan dukungan penuh dari Cinema XXI sebagai tempat utama pemutaran film.
ADVERTISEMENT
"Dukungan kami untuk JAFF merupakan komitmen Cinema XXI untuk mengapresiasi dan memberikan platform bagi para sineas Indonesia maupun mancanegara untuk menampilkan karya-karya terbaik mereka," ujar Direktur Cinema XXI, Arif Suherman.
Jadwal lengkap dan informasi pembelian tiket JAFF19 dapat diakses melalui akun resmi @jaffjogja dan situs resmi jaff-filmfest.org, di mana tiket akan tersedia mulai 20 November 2024 melalui TIX.ID.