Konten dari Pengguna

Perbedaan Mediasi dan Arbitrase dalam Penyelesaian Sengketa

Perbedaan Kata
Membahas perbedaan kata secara mendalam.
26 Juli 2023 13:36 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Perbedaan Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi proses pengadilan hukum. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi proses pengadilan hukum. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Mediasi dan arbitrase merupakan dua istilah yang biasa digunakan dalam ranah hukum. Keduanya dapat digunakan sebagai alternatif dalam penyelesaian sengketa.
ADVERTISEMENT
Tujuannya sama, yaitu untuk mencapai kesepakatan yang adil dan memuaskan bagi kedua belah pihak. Melalui metode ini, pihak yang bersengketa dapat menghindari perselisihan yang berisiko merugikan satu sama lain.
Mediasi dan arbitrase memiliki persamaan dalam konteks penyelesaian sengketa. Kedua metode ini memungkinkan terjadinya pengurangan biaya, efisiensi waktu, dan ketegangan antara kedua belah pihak tanpa melalui proses peradilan.
Selain persamaannya, ada juga perbedaan mediasi dan arbitrase yang mesti dipahami. Apa saja? Simak informasi lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Perbedaan Mediasi dan Arbitrase

Ilustrasi mediasi dan arbitrase. Foto: pixabay
Perbedaan mediasi dan arbitrase bisa dilihat dari banyak aspek, mulai dari definisi, kekuatan keputusan, dan lainnya. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Definisi dan pendekatan

Mengutip buku Arbitrase dan Mediasi di Indonesia karya Gatot P. Soemartono (2006), mediasi adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan seorang mediator, di mana ia bertindak sebagai perantara untuk membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam mencapai kesepakatan.
ADVERTISEMENT
Mediator tidak memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan atau memaksakan solusi tertentu. Mereka membantu dalam mengidentifikasi masalah, memfasilitasi komunikasi, dan mendorong tercapainya kesepakatan melalui dialog.
Sementara arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa, di mana pihak yang bersengketa menyerahkan perselisihan kepada pihak yang netral atau disebut sebagai arbiter. Pihak ini bertindak seperti hakim yang mendengarkan argumen dari kedua belah pihak dan memberikan keputusan yang mengikat.

2. Kekuatan keputusan

Dalam proses mediasi, mediator tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan dalam sengketa. Hasil mediasi umumnya bersifat non-binding (tidak mengikat), di mana pihak-pihak yang bersengketa bebas untuk menerima atau menolak kesepakatan yang dicapai melalui proses mediasi.
Sementara dalam proses arbitrase, arbiter memiliki kewenangan untuk membuat keputusan akhir yang mengikat kedua belah pihak. Keputusan tersebut bersifat binding (mengikat) dan harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang bersengketa.
ADVERTISEMENT

3. Proses penyelesaian sengketa

Proses mediasi umumnya berfokus pada komunikasi dan kerja sama antara pihak-pihak yang bersengketa. Sementara proses arbitrase lebih mirip dengan pengadilan dengan tingkat formalitas yang rendah. Arbiter bertindak sebagai pengambil keputusan yang memeriksa bukti dan argumen dari kedua belah pihak.

4. Keberlanjutan hubungan

Melalui mediasi, pihak-pihak yang bersengketa dapat menjaga atau memperbaiki hubungan mereka setelah perselisihan selesai. Proses ini cenderung kolaboratif, sehingga dapat menciptakan hubungan yang lebih baik.
Sementara abitrase umumnya dipilih saat hubungan antara pihak-pihak yang bersengketa sudah rusak atau tidak mungkin diperbaiki. Keputusan dari metode ini mengarah pada hasil yang lebih pasti bagi kedua belah pihak.

Apa Persamaan Mediasi dan Arbitrase?

Ilustrasi pihak bersengketa sedang berselisih. Foto: pixabay
Proses mediasi dan arbitrase sama-sama menawarkan pihak yang terlibat sengketa untuk mengambil kontrol lebih banyak. Melalui proses ini, terciptalah hasil akhir yang memungkinkan mereka tetap terlibat dalam proses penyelesaian.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Mengenal Hak Cipta Melalui Tanya Jawab dan Contoh Kasus karya Yusran Isnaini (2019), persamaan selanjutnya terletak pada penggunaan waktu dan dana yang relatif lebih sedikit dibandingkan metode penyelesaian sengketa lainnya. Metode ini bersifat rahasia, sehingga dapat memelihara hubungan bisnis lebih baik lagi ke depannya.

Apa Saja Contoh Mediasi?

Ilustrasi proses mediasi. Foto: pixabay
Proses mediasi biasanya melibatkan seorang mediator yang tidak memiliki hak untuk mengambil keputusan atau memberikan solusi tertentu kepada pihak yang bersengketa. Contoh mediasi dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

Apa yang Dimaksud dengan Arbitrase dan Berikan Contohnya?

Ilustrasi arbitrase. Foto: pixabay
Secara istilah, arbitrase didefinisikan sebagai proses penyelesaian masalah yang melibatkan pihak-pihak bersengketa. Dalam hal ini, pihak-pihak tersebut menyerahkan masalahnya kepada pihak netral (arbiter) untuk dimintai solusi dan keputusan tertentu.
Dikutip dari Indonesia The Mining Law susunan Dr. Ahmad Redi, dkk., seorang arbiter memiliki kewenangan untuk mendengarkan argumen dari kedua belah pihak dan memberikan keputusan yang mengikat. Tujuan arbitrase adalah untuk mencapai putusan akhir yang adil dan final tanpa harus melalui jalur peradilan.
Meski istilahnya kurang familiar, ternyata proses arbitrase telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contohnya yang bisa Anda simak:
ADVERTISEMENT

Apa yang Membedakan Sifat Arbitrase dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa Lainnya?

Ilustrasi Pengadilan. Foto: Shutter Stock
Arbitrase memiliki sejumlah perbedaan dengan alternatif penyelesaian sengketa lainnya. Proses arbitrase dilakukan di luar sistem pengadilan, sedangkan pengadilan dilakukan di bawah naungan yurisdiksi pengadilan.
Arbitrase merupakan salah satu bentuk penyelesaian sengketa yang cukup diminati oleh banyak orang. Metode ini menjadi pilihan yang populer bagi para pihak yang ingin menyelesaikan sengketa mereka dengan cara lebih cepat dan efisien daripada melalui pengadilan.
(MSD)