Perbedaan Psikolog dan Psikiater beserta Tugasnya dalam Ranah Psikologi

Perbedaan Kata
Membahas perbedaan kata secara mendalam.
Konten dari Pengguna
19 Mei 2023 9:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Perbedaan Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi psikolog. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi psikolog. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perbedaan psikolog dan psikiater sulit dipahami oleh masyarakat yang masih awam. Keduanya dianggap serupa karena sama-sama bekerja dalam ranah psikologi.
ADVERTISEMENT
Jika ditelisik lebih lanjut, psikolog dan psikiater adalah dua profesi yang berbeda. Latar belakang pendidikan psikolog adalah Magister Psikologi Profesi, sedangkan psikiater adalah Sarjana Kedokteran Spesialis Kejiwaan.
Mengutip buku Psikolog Umum Dasar susunan Ahmad Saifuddin (2022), seorang psikolog berwenang untuk membuka praktik, memberikan terapi, konseling, dan tes psikologi. Sementara seorang psikiater berwenang untuk menegakkan diagnosis atas masalah kesehatan mental yang dimiliki pasien.
Keduanya berperan dalam proses pengobatan hingga penyembuhan. Simak penjelasan tentang psikolog dan psikiater selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Tugas dan Peran Psikolog

Ilustrasi peran psikolog. Foto: pixabay
Psikolog adalah individu yang lulus menempuh program Magister Psikologi Profesi. Profesi ini mampu memberikan terapi, konseling, dan tes psikologi.
Dalam penanganan abnormalitas kejiwaan, psikolog bertugas untuk mengembangkan keterampilan individu. Ia berperan dalam mengubah perilaku pasien yang maladaptif menjadi adaptif, sehingga pasien bisa sembuh dari masalah kesehatan mental yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
Namun, seorang psikolog tidak berwenang untuk memberikan obat kepada pasien. Mengutip situs Live About, berikut ini tugas dan wewenang yang ditangani oleh psikolog:

1. Memperluas wawasan Anda

Seorang psikolog memiliki wawasan yang luas mengenai metode dan temuan di bidang psikologi. Ia akan menjelaskan informasi seputar psikologi yang Anda ingin ketahui.

2. Menjelaskan sifat dasar manusia

Pada dasarnya, ilmu psikologi mampu membantu Anda memahami diri sendiri dan orang lain lebih baik lagi. Seorang psikolog memiliki kapabilitas untuk mencari tahu sifat dasar dan perilaku manusia.

3. Membantu pasien untuk mengontrol kehidupannya

Psikolog tidak dapat memecahkan semua masalah, namun ia bisa memberikan opsi untuk mengontrol emosi dan kebiasaan buruk Anda. Seorang psikolog juga bisa meningkatkan kemampuan menilai secara objektif.

4. Memberi pemahaman mengenai masalah politik dan sosial

Kejahatan, penyalahgunaan obat terlarang, diskriminasi, dan masalah sosial lainnya bisa diselesaikan dengan pendekatan psikologi. Seorang psikolog dapat membantu masyarakat mengambil keputusan dengan memberikan informasi-informasi yang relevan.
ADVERTISEMENT

Tugas dan Peran Psikiater

Ilustrasi psikiater. Foto: pixabay
Psikiater adalah seorang dokter yang mengambil spesialis di bidang psikiatri. Tugas utamanya untuk mendiagnosis, merawat, dan mengobati gangguan mental serta masalah kesehatan mental lainnya.
Psikiater memiliki latar belakang pendidikan dari Fakultas Kedokteran. Setelah menjadi dokter umum, ia melanjutkan studinya untuk menjadi spesialis kejiwaan atau psikiater.
Seorang psikiater biasa menggunakan pendekatan medis untuk memahami dan mengatasi gangguan mental. Berikut ini peran penting seorang psikiater dalam ranah kejiwaan:

1. Evaluasi dan diagnosis

Psikiater melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pasien untuk menentukan diagnosis yang akurat terkait kondisi mental mereka. Psikiater melakukan wawancara, pengamatan, dan serangkaian tes yang relevan untuk memahami gejala dan masalah yang dialami pasien.
ADVERTISEMENT

2. Pengobatan dan terapi

Psikiater dapat meresepkan obat-obatan, seperti antidepresan, antipsikotik, atau stabilizer suasana hati, untuk membantu mengendalikan gejala-gejala mental. Mereka juga dapat memberikan terapi psikoterapi, baik secara individu maupun kelompok.

3. Manajemen perawatan jangka panjang

Psikiater berperan penting dalam merawat pasien dengan gangguan mental jangka panjang, seperti skizofrenia, gangguan bipolar, atau gangguan kecemasan. Mereka melakukan pemantauan teratur, menyesuaikan dosis obat, dan memberikan dukungan untuk membantu pasien mengelola kondisinya.

4. Kolaborasi tim kesehatan mental

Psikiater bekerja sama dengan psikolog, konselor, perawat jiwa, dan tenaga medis lainnya. Mereka berkolaborasi untuk menyusun rencana perawatan yang komprehensif dan menyelaraskan pendekatan medis dan psikososial guna memberikan perawatan yang terbaik bagi pasien.

5. Pendidikan dan Penelitian

Banyak psikiater terlibat dalam pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan mental. Mereka juga bisa menjadi dosen di perguruan tinggi, mengawasi pelatihan dokter muda, atau terlibat dalam penelitian ilmiah untuk meningkatkan pemahaman tentang penyebab dan pengobatan gangguan mental.
ADVERTISEMENT

Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Ilustrasi psikiater. Foto: pixabay
Selain dari latar belakang pendidikannya, perbedaan psikologi dan psikiater juga bisa diamati dari perannya. Tugas psikiater adalah mengobati orang-orang sakit yang mengalami masalah gangguan jiwa.
Sementara psikolog lebih banyak berhubungan dengan orang normal yang tidak memiliki gangguan jiwa. Teknik yang digunakan para psikolog adalah observasi dan wawancara.
Tujuannya yaitu untuk memulai konsultasi, konseling, dan psikoterapi guna menganalisis masalah yang dihadapi klien. Mereka biasanya turut memberikan opsi dan solusi atas permasalahan yang dialaminya.
Saat seseorang mengalami masalah-masalah kehidupan dan merasa tidak mampu mengatasinya sendiri, maka ia bisa berkonsultasi pada psikolog. Namun, jika ia merasakan gejala klinis akibat masalah tersebut, maka disarankan untuk berobat pada psikiater.
ADVERTISEMENT
Nantinya, psikiater akan memberikan sejumlah pemeriksaan dan memberikan diagnosis kepada pasien. Setelah itu, ia akan merekomendasikan sejumlah perawatan untuk menyembuhkan gangguan jiwa yang dialami pasien.
(MSD)