Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Biografi Abu Nawas, Ulama Muslim yang Terkenal dengan Cerita Lucunya
4 September 2024 15:10 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kutipan dari buku berjudul Kisah Lucu Kecerdasan Abu Nawas karya Sukma Hadi Wiyanto, 2020, 3, Ia adalah seorang penyair kerajaan dan orang kepercayaan Harun Ar-rasyid. Sehingga dalam kisahnya banyak diceritakan interaksi antara mereka berdua.
Biografi Abu Nawas
Biografi Abu Nawas, atau yang dikenal dengan nama lengkap Abu al-Nuwas al-Hasan bin Hani' al-Hakami, adalah seorang penyair Arab yang hidup pada abad ke-8 dan awal abad ke-9 Masehi.
Ia lahir sekitar tahun 756 M di kota Ahvaz, Persia (kini Iran), dan meninggal pada tahun 814 M di Baghdad, Irak. Ia sering kali dikenal mengabaikan norma-norma sosial dan moral pada zamannya
Abu Nawas dikenal sebagai salah satu penyair terbesar dalam sejarah sastra Arab. Ia sangat terkenal karena karyanya yang berani dan inovatif.
ADVERTISEMENT
Kehidupan Awal Abu Nawas
Abu Nawas lahir dari keluarga campuran, dengan seorang ayah keturunan Arab dan ibu keturunan Persia.
Sejak kecil, ia sudah menunjukkan kecerdasan dan bakat sastranya yang luar biasa. Setelah kematian ayahnya, Abu Nawas pindah ke Basra, sebuah kota di Irak, di mana ia belajar puisi dan sastra Arab klasik.
Di sana, ia bertemu dengan para penyair terkenal pada zamannya dan mulai membangun reputasi sebagai seorang penyair muda yang berbakat.
Karier Kesusastraan Abu Nawas
Dalam karier sastranya, ia mencakup berbagai tema, mulai dari puisi cinta (ghazal), puisi minuman keras (khamriyyat), hingga puisi satir dan humor.
Abu Nawas memiliki hubungan dekat dengan beberapa khalifah Dinasti Abbasiyah, khususnya Khalifah Harun al-Rasyid dan anaknya, al-Amin.
ADVERTISEMENT
Kedekatannya dengan para penguasa ini memberinya tempat yang istimewa di istana dan membuatnya menjadi salah satu penyair istana yang paling dihormati.
Meskipun demikian, puisi-puisinya yang sering kali mengandung kritik sosial membuatnya beberapa kali dipenjara dan diasingkan.
Abu Nawas tidak menulis buku atau kompilasi karya-karyanya secara langsung. Akan tetapi banyak puisi dan syairnya yang dikumpulkan dan dibukukan oleh para penulis dan pengagumnya setelah kematiannya.
Wafatnya Abu Nawas
Ulama dan sastrawan Muslim ini meninggal pada tahun 814 Masehi di Baghdad. Meskipun telah berabad-abad berlalu, karya-karyanya masih dibaca dan dihargai hingga hari ini.
Keberadaannya sebagai sastrawan yang penuh cerita lucu dan unik ini menjadikannya sebagai ikon sastra Arab klasik yang tak tergantikan.
ADVERTISEMENT
Karya Abu Nawas
Berikut adalah beberapa tema yang sering muncul dalam karya-karya Ulama Muslim ini:
1. Khamriyyat
Puisi yang memuji anggur dan pesta pora. Karya-karya ini sering menonjolkan kehidupan hedonistik yang dinikmati Abu Nawas, meskipun kemudian ia menyesali gaya hidupnya.
2. Ghazal
Ghazal adalah puisi cinta di mana ia sering kali menulis tentang kecantikan dan cinta, baik terhadap manusia maupun terhadap Tuhan.
3. Satir
Abu Nawas juga dikenal karena puisi-puisi satirnya yang sering kali mengolok-olok orang-orang yang dianggapnya munafik atau terlalu serius dalam beragama.
4. Puisi Religius
Menjelang akhir hidupnya, Abu Nawas menulis banyak puisi yang menunjukkan penyesalan dan rasa takut kepada Tuhan, serta pengabdian kepada-Nya.
Lirik Syair Abu Nawas
Berikut adalah beberapa contoh syair terkenal dari Abu Nawas yang bermakna mendalam:
ADVERTISEMENT
1. Syair Tentang Tobat
Salah satu syair Abu Nawas yang terkenal berkaitan dengan tobat dan penyesalan atas dosa-dosa yang pernah dilakukan:
"Ilahi lastu lil firdausi ahla"
Tuhanku, aku tidak pantas untuk surga-Mu, tetapi aku tidak kuat menanggung panasnya neraka-Mu. Terimalah tobatku dan ampunilah dosa-dosaku, karena Engkaulah Tuhanku, Penguasa dan Pelindungku."
ADVERTISEMENT
2. Syair Tentang Kemunafikan
Abu Nawas juga terkenal dengan syair-syairnya yang mengkritik kemunafikan, terutama di kalangan orang-orang yang berpura-pura saleh:
"Idza laqiitul husayni falayyajzi'annaka"
Jika engkau bertemu dengan Husain, jangan terlalu percaya padanya, karena di balik senyumnya ada niat yang terselubung. Tidak semua yang terlihat saleh adalah benar-benar saleh, dan tidak semua yang terlihat bersih adalah benar-benar suci."
ADVERTISEMENT
3. Syair Tentang Cinta dan Kecantikan
Syair Abu Nawas tentang cinta dan kecantikan sering kali mengandung unsur pujian terhadap keindahan fisik dan emosional:
"Alaa ka'san idz haa ya saaqiyaa"
Oh, bawakan aku piala anggur, wahai pelayan, untuk kuhirup dalam damai di bawah sinar bulan. Sambil kuingat kekasih yang jauh di sana, yang kecantikannya mengalahkan sinar bintang di langit."
ADVERTISEMENT
Syair-syair Abu Nawas ini menunjukkan kepiawaiannya dalam bermain kata dan kemampuannya untuk menangkap berbagai nuansa kehidupan, dari yang ringan dan ceria hingga yang penuh penyesalan dan refleksi spiritual.
Keberanian dan kejujurannya dalam mengekspresikan diri menjadikannya salah satu penyair paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah sastra Arab.
Cerita Abu Nawas
Selain puisi dan syair, Abu Nawas juga terkenal dalam cerita rakyat dan anekdot-anekdot yang mencerminkan kecerdikannya. Berikut beberapa cerita terkenal Ulama Muslim ini:
1. Abu Nawas dan Air Kencing
Dalam cerita ini, Abu Nawas dituduh mencuri air kencing dari tempat pembuangan istana. Dengan kecerdikannya, dia berhasil membalikkan tuduhan tersebut dengan mengklaim bahwa dia sedang menyelamatkan air dari kehancuran.
2. Abu Nawas dan Khalifah Harun al-Rasyid
Banyak cerita menggambarkan interaksi antara Abu Nawas dan Khalifah Harun al-Rasyid, di mana Abu Nawas sering kali berhasil lolos dari hukuman karena kecerdasannya.
ADVERTISEMENT
3. Abu Nawas dan Orang Saleh
Dalam beberapa cerita, Abu Nawas berpura-pura menjadi orang saleh untuk menghindari masalah atau mengecoh lawannya, yang pada akhirnya sering kali menunjukkan ironi dari perilaku munafik orang-orang yang lebih 'religius.'
Demikian biografi Abu Nawas dan deretan kisah dan karyanya. Kecerdasan dan kepiawaiannya membuatnya menjadi salah satu Ulama Muslim yang terus dikenang karena ilmu pengetahuannya. (Zen)