Konten dari Pengguna

Biografi Marie Curie, Ilmuwan Pemenang Nobel Fisika

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
4 September 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Biografi Marie Curie. Foto: Unsplash/Pobytov.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biografi Marie Curie. Foto: Unsplash/Pobytov.
ADVERTISEMENT
Marie Curie adalah seorang ilmuwan kelahiran Polandia yang dikenal karena kontribusinya dalam bidang fisika. Biografi Marie Curie pun menarik untuk diulas, sebab ia adalah perempuan yang memiliki sejumlah gelar.
ADVERTISEMENT
Bahkan ia merupakan perempuan yang memiliki gelar “satu-satunya” atau yang “pertama”. Bahkan Marie Curie dikenal sebagai wanita pertama yang memenangkan Hadiah Nobel di bidang Fisika. Sehingga sosoknya patut dijadikan sebagai inspirasi.

Biografi Marie Curie

Ilustrasi Biografi Marie Curie. Foto: Unsplash/Oselote.
Dikutip dari laman obelprize.org, Marie Curie merupakan perempuan pertama yang menerima Nobel Fisika dan Kimia. Untuk lebih mengenalnya, berikut adalah biografi Marie Curie.
Marie Curie, lahir dengan nama Maria Sklodowska, lahir di Warsawa pada 7 November 1867, sebagai anak dari seorang guru sekolah menengah. Maria menempuh pendidikan di sekolah umum dan mempelajari mengenai pelajaran ilmiah dari ayahnya.
Ia juga terlibat dalam organisasi revolusioner mahasiswa dan meninggalkan kampung halamannya. Maria pergi ke Krakow, pada saat itu berada di bawah kekuasaan Austria.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1891, dia pergi ke Paris untuk melanjutkan pendidikannya, di mana dia memperoleh gelar Licenciateship dalam bidang Fisika dan Ilmu Matematika.
Dia bertemu Pierre Curie, seorang profesor di Sekolah Fisika pada tahun 1894, dan pada tahun berikutnya mereka menikah.
Setelah menikah, dia menggantikan suaminya sebagai Kepala Laboratorium Fisika di Sorbonne. Namun, suaminya pada tahun 1906 mengalami kecelakaan tragis.
Dan dia menggantikan posisi suaminya sebagai Profesor Fisika Umum di Fakultas Ilmu Pengetahuan, yang menjadikannya perempuan pertama dengan posisi tersebut. Pada tahun 1914, dia juga diangkat sebagai Direktur Laboratorium Curie di Institut Radium Universitas Paris.
Sepanjang hidupnya, Maria secara aktif mempromosikan penggunaan radium untuk meringankan penderitaan. Maria juga merupakan anggota Conseil du Physique Solvay dari tahun 1911 hingga kematiannya.
ADVERTISEMENT
Dan sejak tahun 1922 dia menjadi anggota Komite Kerjasama Intelektual dari Liga Bangsa-Bangsa.
Karyanya tercatat dalam banyak makalah di jurnal ilmiah, dan dia adalah penulis Recherches sur les Substances Radioactives (1904), L’Isotopie et les Éléments Isotopes, dan buku klasik Traité’ de Radioactivité (1910).

Kehidupan Awal Marie Curie Pindah ke Paris

Ilustrasi Biografi Marie Curie. Foto: Unsplash/Orhan Turan.
Pada tahun 1891, Marie Curie melanjutkan pendidikannya di Universitas Sorbonne di Paris. Di sana, ia lebih dikenal dengan nama Marie. Karena keterbatasan finansial, ia harus bekerja paruh waktu dengan mengajar pada malam hari.
Dengan sumber daya yang terbatas, Marie hanya bisa mengandalkan roti mentega dan teh sebagai makanannya, yang berdampak negatif pada kesehatannya akibat kekurangan gizi.
ADVERTISEMENT
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Marie berhasil meraih gelar master di bidang fisika pada tahun 1893, diikuti dengan gelar lain di bidang matematika pada tahun berikutnya.
Karier ilmiahnya dimulai dengan penelitian tentang berbagai jenis baja. Kebutuhannya akan laboratorium yang lebih memadai mempertemukannya dengan Pierre Curie, seorang pengajar di Sekolah Fisika dan Kimia.
Pierre membantu Marie menemukan tempat untuk melakukan penelitiannya. Pada 25 Juli 1895, mereka menikah, dan pernikahan ini menjadi titik awal penemuan dua unsur penting, yaitu polonium dan radium.

Penemuan Marie Curie

Ilustrasi Biografi Marie Curie. Foto: Unsplash/ipopba.
Marie Curie menemukan radioaktivitas bersama suaminya, Pierre. Ia menemukan unsur radioaktif polonium dan radium saat bekerja dengan mineral pitchblende. Setelah kematian Pierre, ia juga mendukung pengembangan sinar-X.

1. Radioaktivitas, Polonium, dan Radium

Curie melakukan eksperimen sendiri pada sinar uranium dan menemukan bahwa sinar tersebut tetap konstan, tidak peduli kondisi atau bentuk uranium. Ia berteori bahwa sinar tersebut berasal dari struktur atom unsur tersebut.
ADVERTISEMENT
Ide revolusioner ini menciptakan bidang fisika atom. Curie sendiri yang menciptakan kata "radioaktivitas" untuk menggambarkan fenomena ini.
Setelah penemuan radioaktivitas oleh Curie, ia melanjutkan penelitiannya bersama suaminya, Pierre.
Saat bekerja di mineral pitchblende, pasangan ini menemukan unsur radioaktif baru pada tahun 1898. Mereka menamai unsur tersebut polonium, berdasarkan negara asal Curie, Polandia.
Mereka juga mendeteksi keberadaan bahan radioaktif lain dalam pitchblende dan menamainya radium.
Pada tahun 1902, pasangan Curie mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menghasilkan decigram radium murni, yang menunjukkan eksistensinya sebagai elemen kimia yang unik.

2. Pengembangan Sinar-X

Ketika Perang Dunia I pecah pada tahun 1914, Curie mengabdikan waktu dan sumber dayanya untuk membantu perjuangan tersebut. Ia mendukung penggunaan mesin sinar-X portabel di medan perang, dan kendaraan medis ini mendapatkan julukan "Little Curies."
ADVERTISEMENT
Setelah perang, Curie memanfaatkan namanya untuk memajukan penelitiannya. Ia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dua kali, pada tahun 1921 dan 1929 untuk mengumpulkan dana guna membeli radium dan mendirikan institut penelitian radium di Warsawa.

Mendapatkan Penghargaan Nobel Prize

Ilustrasi Biografi Marie Curie. Foto: Unsplash/peshkov.
Marie Curie memenangkan dua hadiah Nobel, untuk bidang fisika pada tahun 1903 dan untuk bidang kimia pada tahun 1911.
Dia adalah wanita pertama yang memenangkan hadiah Nobel serta orang pertama baik laki-laki atau perempuan yang memenangkan penghargaan bergengsi ini dua kali.
Hingga kini, dia tetap menjadi satu-satunya orang yang dihormati atas pencapaiannya dalam dua ilmu yang berbeda. Marie Curie menerima hadiah Nobel Fisika pada tahun 1903, bersama suaminya Pierre Curie dan Henri Becquerel, atas kerja mereka dalam bidang radioaktivitas.
ADVERTISEMENT
Dengan kemenangan ini, pasangan Curie mendapatkan reputasi internasional atas usaha ilmiah mereka, dan mereka menggunakan uang hadiah tersebut untuk melanjutkan penelitian mereka.
Pada tahun 1911, Marie Curie memenangkan hadiah Nobel kedua, kali ini dalam bidang Kimia, atas penemuan radium dan polonium.
Meskipun dia menerima hadiah ini sendiri, dalam pidato penerimaannya dia secara terbuka berbagi kehormatan tersebut dengan mendiang suaminya.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Marie Curie bergabung dengan ilmuwan terkenal lainnya, termasuk Albert Einstein dan Max Planck, untuk menghadiri Kongres Solvay pertama dalam bidang Fisika, di mana mereka membahas berbagai penemuan revolusioner dalam bidang mereka.

Kematian Marie Curie

Marie Curie meninggal pada 4 Juli 1934 akibat anemia aplastik, yang diyakini disebabkan oleh paparan radiasi yang berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
Ia dikenal sering membawa tabung reaksi berisi radium di saku jas laboratoriumnya. Bertahun-tahun bekerja dengan bahan radioaktif akhirnya berdampak pada kesehatannya.
Itulah biografi Marie Curie, seorang perempuan pertama dan satu-satunya yang mendapatkan penghargaan Nobel Fisika dan Kimia. Perjalanan dan perjuangan hidupnya patut dijadikan inspirasi. (Umi)