Konten dari Pengguna

Mat Seni Siapa? Ini Profil dan Perjalanan Hidupnya

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
14 Juli 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mat Seni Siapa, Foto: Unsplash/Amed-in-bali.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mat Seni Siapa, Foto: Unsplash/Amed-in-bali.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada desain uang Rp2.000 terdapat gambar pahlawan yang sering disebut Mat Seni. Namun, Mat Seni siapa, belum banyak orang yang mengenalnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, Mat Seni adalah salah satu tokoh nasional yang berperan besar dalam kemerdekaan Indonesia. Bahkan namanya diabadikan sebagai nama jalan hingga gambar uang pecahan Rp2.000. Untuk mengetahui siapa itu Mat Seni, ini perjalanan hidupnya.

Mat Seni Siapa?

Ilustrasi Mat Seni Siapa, Foto: Unsplash/Jui-Chi Chan.
Nama Mat Seni tentunya masih asing di telinga, padahal ia merupakan salah satu pahlawan di Indonesia. Lantas Mat Seni siapa? Tentunya banyak orang yang mencari tahu jawabannya.
Mat Seni merupakan panggilan akrab MH Thamrin yang lahir di Sawah Besar, Jakarta, pada 16 Februari 1894. Ia terlahir di keluarga pribumi terpandang saat itu.
Dikutip dari buku Konflik di Balik Proklamasi: BPUPKI, PPKI, dan Kemerdekaan karya St Sularto (2021: 177), namanya tercatat sebagai tokoh pergerakan dan pahlawan nasional.
ADVERTISEMENT
Dikenangkan untuk pemberian nama berbagai proyek, jalan, maupun taman di kota Metropolitan Jakarta. Bahkan sebuah jalan protokol yang mulus, di kanan kirinya dipagari gedung-gedung beton mendongak ke langit, dinamai Jl. M.H. Thamrin.
Kemudian di tengah Taman Monas ditempatkan patung potret M.H. Thamrin (1894-1941) karya pematung Arsono, dengan kalimat-kalimat bersayap di bawahnya.
Kalimat itu tentunya dikutip dari salah satu pidatonya sebagai anggota Volksraad, lembaga perwakilan rakyat di zaman penjajahan Belanda.
Walaupun bukan berasal dari kalangan rakyat biasa, ayahnya Tabri Thamrin seorang wedana di Batavia, ia sangat akrab dengan dunia rakyat biasa. Mereka pun memanggilnya Matseni.
ADVERTISEMENT
Meskipun lahir dalam keluarga yang berkecukupan, Thamrin merasa perlu turun tangan untuk membantu memperbaiki kondisi masyarakat pada saat itu, terutama masyarakat Betawi di Batavia.

Masa Muda MH Thamrin

Ilustrasi Mat Seni Siapa, Foto: Unsplash/Sony Herdiana.
Thamrin lahir di Weltevreden, Batavia (sekarang Jakarta), Hindia Belanda, pada 16 Februari 1894. Ayahnya adalah seorang Belanda dan ibunya berasal dari Betawi.
Setelah ayahnya meninggal, Thamrin dirawat oleh pamannya dari pihak ibu, sehingga ia tidak menggunakan nama Belanda. Kakeknya, Ort, seorang Inggris yang memiliki hotel di daerah Petojo, menikah dengan seorang wanita Betawi bernama Noeraini.
Ayahnya, Tabri Thamrin, adalah seorang wedana di bawah Gubernur Jenderal Johan Cornelis van der Wijck.
Setelah lulus dari Gymnasium Koning Willem III School di Batavia, Thamrin memegang beberapa posisi sebelum bekerja di perusahaan perkapalan Koninklijke Paketvaart-Maatschappij.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, Thamrin menunjukkan sifat sosialisnya dengan tidak hanya bermain bersama anak-anak dari keluarga Wedana, tetapi juga bersama anak-anak dari kampung di pinggir kali serta bermain bola di lapangan yang berlumpur.
Pada masa kecilnya, Thamrin sering dipanggil dengan sebutan Mat Seni, sebuah kebiasaan singkatan nama yang lazim di kalangan masyarakat Betawi pada masa itu.
Pengalaman masa kecil ini membentuk Thamrin menjadi seseorang yang sangat memahami keluhan dan kesulitan masyarakat pribumi di pinggiran kota.
Dan hal ini menjadi motivasinya untuk berperan aktif dalam memperbaiki kondisi sosial yang ada, termasuk ketika ia menjadi anggota Dewan.

Peran MH Thamrin

Ilustrasi Mat Seni Siapa, Foto: Unsplash/CreativaImages.
Dikutip dari laman budaya.jogjaprov.go.id, kegiatan Thamrin dalam pergerakan dimulai sejak ia menjadi anggota Dewan Kota, berlanjut dengan perjuangannya menghadapi krisis politik dan ekonomi akibat kebijakan pemerintah kolonial yang gagal.
ADVERTISEMENT
Keberhasilannya dalam berbagai upaya menempatkan Thamrin sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia.
Pada tahun 1916, Thamrin bersama ayahnya bergabung dengan perkumpulan pemilih Melayu (Kies Vereeniging Melajoe) yang didirikan oleh Hinloopen Labberton.
Pada periode ini, organisasi Kaoem Betawi, yang didirikan oleh Thamrin dan Masserie untuk menghimpun elite pribumi Betawi, mulai aktif.
Setelah diangkat sebagai anggota Dewan Kota Batavia pada tahun 1919, Thamrin mulai aktif membela wong cilik, terutama dalam memperbaiki kondisi sosial dan sanitasi.
Thamrin merupakan pejuang dari Betawi yang memberikan kontribusi besar dalam perjuangan, termasuk memperjuangkan pembentukan Dewan Volksraad, memprakarsai berdirinya Fraksi Nasional, dan turut membentuk PPKI menjelang kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1919, Thamrin diangkat menjadi anggota Volksraad oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengimbangi kaum nasionalis beraliran keras yang dipelopori oleh Ir. Soekarno dan kawan-kawan.
ADVERTISEMENT
Namun, upaya ini gagal total karena Thamrin justru menunjukkan sikap keras menentang penjajahan dan sering mengadakan pertemuan rahasia dengan Soekarno. Sebagai anggota Volksraad, Thamrin menjalankan fungsinya dengan serius.
Bersama Mr. Kusumo Utojo, ia meninjau Sumatera untuk memeriksa perlakuan asisten perkebunan kolonial terhadap buruh pribumi yang sering disebut sebagai kuli. Hasil penyelidikannya itu diungkapkan secara gamblang dalam sidang Volksraad pada 27 Januari 1930.

Mengapa MH Thamrin Dijuluki sebagai Mat Seni?

Ilustrasi Mat Seni Siapa, Foto: Unsplash/hanafichi.
M. H. Thamrin dilahirkan oleh ibu bernama Noerhamah dan memiliki seorang ayah bernama Thamrin Mohammad Tabrie serta memiliki nama kecil atau nama panggilan yaitu Mat Seni.
MH Thamrin mendapatkan julukan "Mat Seni" karena kebiasaan orang Betawi pada masa itu untuk mempersingkat nama. Nama "Mat Seni" merupakan singkatan dari nama Thamrin, yang sering digunakan secara akrab oleh masyarakat Betawi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, julukan ini juga mencerminkan keterlibatannya dalam kegiatan seni dan budaya di kalangan masyarakat Betawi, yang menjadi bagian penting dari identitas dan kehidupan sosial di Jakarta pada zaman itu.
Dari ulasan profil di atas dapat disimpulkan bahwa Mat Seni siapa? Jawabannya adalah MH Thamrin, seorang pahlawan pergerakan nasional. (Umi)