Konten dari Pengguna

Penemu Benua Australia dan Sejarahnya

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
12 Juli 2024 16:11 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Penemu Benua Australia, Foto:Unsplash/Inna Safa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penemu Benua Australia, Foto:Unsplash/Inna Safa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum James Cook diakui sebagai penemu Benua Australia, sekitar 70 tahun sebelumnya, para pelaut dari Makassar, Indonesia, telah lebih dulu menginjakkan kaki di benua tersebut. Sebagaimana diketahui, Benua Australia merupakan benua terkecil di dunia dan terletak di selatan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1770, James Cook, seorang pelaut asal Inggris, menemukan Benua Australia. Sejak saat itu, Australia menjadi bagian dari Kerajaan Inggris. Penduduk asli Australia adalah Suku Aborigin yang memiliki kemiripan fisik dengan suku-suku di Pulau Papua.
Namun, perlu diingat bahwa penemu sebenarnya dari Benua Australia bukanlah James Cook.

Apa Itu Benua Australia

Ilustrasi Penemu Benua Australis, Foto:Unsplash/Unsplash+
Benua Australia terletak di wilayah selatan Indonesia dan memiliki luas sekitar 8.945.000 km². Benua ini diklaim telah ditemukan oleh James Cook, seorang pelaut asal Inggris, sehingga wilayah tersebut akhirnya menjadi persemakmuran Inggris.
Dalam ilmu geologi, Benua Australia dikenal dengan beberapa nama lain seperti Sahul, Greater Australia, Australia New Guinea, Meganesia, Australasia, atau Australinea. Benua ini terdiri dari daratan Australia, New Guinea, dan Tasmania.
ADVERTISEMENT
Australia adalah benua terkecil di dunia. Kota terbesar di negara tersebut adalah Sydney, namun ibu kotanya adalah Canberra. Penduduk Australia, yang kebanyakan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi, merupakan bagian dari negara persemakmuran Inggris atau Commonwealth.
Menurut sejarah, Benua Australia awalnya dihuni oleh Suku Aborigin, yang merupakan salah satu ras dari bangsa Polinesia. Namun, setelah adanya eksplorasi dan ekspansi oleh bangsa Eropa untuk menemukan Dunia Baru, Australia menjadi salah satu jajahan Inggris.
Hal ini menjadikan Australia sebagai bagian dari negara persemakmuran bersama negara-negara lain seperti Malaysia, Afrika Selatan, dan Hong Kong.
Setelah penaklukkan Benua Australia, Inggris menjadikannya sebagai tempat pembuangan bagi para narapidana atau tersangka kejahatan yang dianggap meresahkan masyarakat Inggris. Selain itu, para pembangkang kerajaan Inggris juga dibuang ke benua tersebut.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, Benua Australia menjadi tempat tinggal bagi ras Eropa selain Suku Aborigin. Pemerintah Australia tetap mengikuti sistem pemerintahan Inggris dengan Ratu sebagai simbol pemerintahan, menganut sistem monarki konstitusional.
Benua Australia memang menyimpan sejarah yang unik dan kompleks. Sebelum kedatangan James Cook, para pelaut dari Makassar, Indonesia, telah lebih dulu menginjakkan kaki di benua ini sekitar 70 tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara Australia dan Asia Tenggara sudah terjadi sejak lama. Para pelaut Makassar, yang ahli dalam navigasi laut, berlayar ke Australia untuk berdagang dan berburu tripang, hewan laut yang banyak dicari karena nilai ekonomisnya.
James Cook tiba di Australia pada tahun 1770 dan mengklaim wilayah tersebut atas nama Kerajaan Inggris. Klaim ini kemudian membawa perubahan besar bagi Benua Australia.
ADVERTISEMENT
Penjajahan Inggris membawa masuk budaya, sistem pemerintahan, dan penduduk dari Eropa yang akhirnya mengubah demografi dan budaya asli Australia. Suku Aborigin yang sebelumnya mendominasi wilayah ini harus menghadapi perubahan besar dalam kehidupan mereka.
Perkembangan Australia sebagai persemakmuran Inggris juga dipengaruhi oleh peran pentingnya dalam ekspansi Eropa di Dunia Baru. Inggris melihat Australia sebagai wilayah strategis yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai tempat pembuangan narapidana.
Dari sini, dimulailah sejarah panjang Australia sebagai koloni Inggris yang kemudian berkembang menjadi negara merdeka dengan identitasnya sendiri.
Selama bertahun-tahun, Australia telah berkembang menjadi salah satu negara maju di dunia. Ibu kota Canberra dan kota terbesar Sydney menjadi pusat kegiatan politik dan ekonomi yang penting.
ADVERTISEMENT
Meskipun telah mengalami banyak perubahan, warisan sejarah sebagai bagian dari persemakmuran Inggris tetap melekat kuat dalam sistem pemerintahan dan budaya Australia.
Penduduknya, yang sebagian besar menggunakan bahasa Inggris, masih menjunjung tinggi tradisi dan nilai-nilai yang diwarisi dari masa penjajahan.
Dalam konteks modern, Australia terus berusaha mengakui dan menghormati sejarah serta budaya asli Suku Aborigin. Pemerintah dan masyarakat berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan penduduk asli dan memberikan pengakuan terhadap hak-hak mereka.
Hal ini menjadi bagian penting dari identitas Australia sebagai negara yang menghargai keberagaman dan sejarahnya.
Dengan segala perubahan dan perkembangan yang telah terjadi, Australia tetap menjadi benua yang menarik untuk dipelajari.
Sejarahnya yang kaya dan beragam, dari zaman prasejarah hingga era penjajahan dan kemerdekaan, memberikan pelajaran berharga tentang interaksi antarbudaya, perjuangan untuk merdeka, dan pentingnya menghargai warisan budaya.
ADVERTISEMENT
Australia kini berdiri sebagai negara yang kuat dan mandiri, dengan identitas yang unik dan peran penting di kancah internasional.

Siapa Penemu Benua Australia

Sebelum James Cook diakui sebagai penemu Benua Australia, sekitar 70 tahun sebelumnya, pelaut dari Makassar, Indonesia, telah lebih dulu tiba di benua tersebut.
Penduduk asli Australia adalah Suku Aborigin, yang secara fisik mirip dengan suku-suku di Pulau Papua.
Pelaut dari Makassar telah menjalin hubungan dengan Suku Aborigin jauh sebelum kedatangan Cook. Mereka berlayar dari Sulawesi menuju pesisir utara Australia menggunakan Padewakang, perahu kayu kuno yang kemudian berevolusi menjadi perahu pinisi.
Perahu ini digerakkan oleh angin yang ditangkap oleh layar, sehingga pelayaran disesuaikan dengan musim angin barat atau timur.
ADVERTISEMENT
Saat musim angin barat, banyak armada Padewakang dari Makassar berlabuh di pesisir utara Australia. Para pelaut tinggal berbulan-bulan untuk mencari teripang di laut dan mengolahnya di darat bersama Suku Aborigin.
Setelah sekitar enam bulan, saat musim angin timur, mereka kembali ke Sulawesi dengan membawa teripang kering. Kadang-kadang, beberapa anggota Suku Aborigin ikut dalam perjalanan pulang ke Makassar.
Pelayaran ini berakhir pada tahun 1907 karena dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, meskipun hubungan antara orang Makassar dan Suku Aborigin tetap berkesan mendalam.
Peter G. Spillet, seorang sejarawan Australia, menyatakan bahwa pada tahun 1500-an, interaksi budaya antara orang-orang Muslim Makassar dan Suku Aborigin terjadi selain dari hubungan perdagangan.
Bukti budaya ini terlihat dari kosa kata yang digunakan oleh Suku Aborigin modern yang mengadopsi sekitar 250 istilah dari bahasa Makassar. Selain itu, nama-nama seperti Kayu Jawa di Pantai Kimberley dan Teluk Mangko di Teluk North West Australia menunjukkan pengaruh Makassar.
ADVERTISEMENT
John Bradley, seorang antropolog dari Universitas Monash, menambahkan bahwa hubungan ini adalah hubungan internasional pertama bagi Suku Aborigin sebelum kedatangan James Cook.
Bradley menegaskan bahwa orang-orang Makassar adalah penemu Benua Australia karena mereka lebih dulu datang ke sana.
Mereka berdagang dengan Suku Aborigin secara adil tanpa penilaian atau kebijakan rasial, berbeda dengan kedatangan James Cook yang mengklaim Australia sebagai terra nullius, atau tanah yang tidak dimiliki siapapun.
Inggris, melalui James Cook, menjajah dan mengklaim sepihak Benua Australia tanpa persetujuan Suku Aborigin. Sebaliknya, pelaut Indonesia meninggalkan rekam jejak sejarah yang meliputi hubungan perdagangan, tradisi, budaya, dan lainnya, yang masih bisa dilihat hingga kini.
Hubungan erat ini masih dirayakan oleh komunitas Suku Aborigin di Australia Utara.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, James Cook tidak dapat dianggap sebagai penemu asli Benua Australia. Sejarah menunjukkan bahwa pelaut dari Makassar telah lebih dulu tiba dan berinteraksi dengan penduduk asli, meninggalkan warisan budaya yang mendalam dan berkelanjutan.

Sejarah Penemuan Benua Australia

Sekitar 70 tahun sebelum James Cook menginjakkan kakinya di Benua Australia dan mengklaimnya sebagai penemu benua tersebut, para pelaut asal Makassar, Indonesia, telah lebih dulu datang dan menjalin kerjasama dengan Suku Aborigin.
Horst Hubertus Liebner, seorang antropolog maritim dari Jerman, mengungkapkan bahwa para pelaut Makassar berlayar dari Sulawesi menuju pesisir utara Australia menggunakan Padewakang, perahu kayu kuno yang kemudian berevolusi menjadi perahu pinisi.
Perahu ini digerakkan oleh angin yang ditangkap oleh layar, sehingga pelayaran disesuaikan dengan musim angin barat atau timur.
ADVERTISEMENT
Saat musim angin barat, banyak armada Padewakang dari Makassar berlabuh di pesisir utara Australia. Para pelaut tinggal berbulan-bulan untuk mencari teripang di laut dan mengolahnya di darat bersama Suku Aborigin.
Setelah sekitar enam bulan, saat musim angin timur, mereka kembali ke Sulawesi dengan membawa teripang kering. Kadang-kadang, beberapa anggota Suku Aborigin ikut dalam perjalanan pulang ke Makassar.
Pelayaran ini berakhir pada tahun 1907 karena dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, meskipun hubungan antara orang Makassar dan Suku Aborigin tetap berkesan mendalam.
Peter G. Spillet, sejarawan asal Australia, menyatakan bahwa pada tahun 1500-an, interaksi budaya antara orang-orang Muslim Makassar dan Suku Aborigin terjadi selain dari hubungan perdagangan.
Bukti budaya ini terlihat dari kosa kata yang digunakan oleh Suku Aborigin modern yang mengadopsi sekitar 250 istilah dari bahasa Makassar. Selain itu, nama-nama seperti Kayu Jawa di Pantai Kimberley dan Teluk Mangko di Teluk North West Australia menunjukkan pengaruh Makassar.
ADVERTISEMENT
John Bradley, antropolog dari Universitas Monash, menambahkan bahwa hubungan ini adalah hubungan internasional pertama bagi Suku Aborigin sebelum kedatangan James Cook.
Bradley menegaskan bahwa orang-orang Makassar adalah penemu Benua Australia karena mereka lebih dulu datang ke sana.
Mereka berdagang dengan Suku Aborigin secara adil tanpa penilaian atau kebijakan rasial, berbeda dengan kedatangan James Cook yang mengklaim Australia sebagai terra nullius, atau tanah yang tidak dimiliki siapapun.
Inggris, melalui James Cook, menjajah dan mengklaim sepihak Benua Australia tanpa persetujuan Suku Aborigin. Sebaliknya, pelaut Indonesia meninggalkan rekam jejak sejarah yang meliputi hubungan perdagangan, tradisi, budaya, dan lainnya, yang masih bisa dilihat hingga kini.
Hubungan erat ini masih dirayakan oleh komunitas Suku Aborigin di Australia Utara.
ADVERTISEMENT
Perdagangan teripang antara orang Makassar dan Suku Aborigin berakhir pada tahun 1906 akibat pajak tinggi dan larangan kegiatan jual beli oleh non-kulit putih, seperti yang dijelaskan di atas.
Ini menunjukkan bagaimana kebijakan kolonial mempengaruhi interaksi dan hubungan yang telah terbina selama berabad-abad.

Letak Astronomis Benua Australia

Berdasarkan garis lintangnya, Benua Australia terletak di antara 10 derajat Lintang Selatan dan 44 derajat Lintang Selatan, serta 113 derajat Bujur Timur dan 154 derajat Bujur Timur.
Lokasi ini menempatkan Australia di belahan bumi selatan, dengan sebagian besar perbatasannya dikelilingi oleh samudera dan lautan.
Dikutip dari Modul Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas IX oleh Tenia Kurniawati dan Andri Setiawan, luas daratan Benua Australia adalah sekitar 7.686.850 kilometer persegi. Penduduk yang tinggal di benua ini berjumlah sekitar 35 juta jiwa. Wilayah Benua Australia mencakup daratan utama Australia, pulau Papua Nugini, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Itulah penemu Benua Australia, semoga membantu dan bermanfaat. (KIKI)