Konten dari Pengguna

Biografi RA Kartini dan Warisan Terbesarnya untuk Perempuan

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
17 April 2025 22:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Biografi RA Kartini. Unsplash.com/Sincerely Media
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biografi RA Kartini. Unsplash.com/Sincerely Media
ADVERTISEMENT
Biografi RA Kartini bernama lengkap Raden Ajeng Kartini. Ia adalah tokoh pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Kartini: Sebuah Biografi Rujukan Figur Pemimpin Teladan, Sitisoemandari Soeroto, Myrtha Soeroto, 2019, 14, Kartini dikenal karena surat-suratnya yang kemudian dibukukan dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Dalam surat itu ia mengungkapkan pemikirannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan dan kesetaraan gender.

Biografi RA Kartini

Ilustrasi Biografi RA Kartini. Unsplash.com/Sincerely Media
Biografi RA Kartini sebagai pahlawan perempuan Nasional, diketahui lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Kartini berasal dari keluarga bangsawan Jawa.
Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah Bupati Jepara, dan ibunya, M.A. Ngasirah, merupakan putri dari seorang guru agama.
Kartini memperoleh pendidikan di Europese Lagere School (ELS) hingga usia 12 tahun, di mana ia belajar bahasa Belanda dan mengenal pemikiran Barat. Namun, setelah itu, ia harus menjalani masa pingitan sesuai adat Jawa.
ADVERTISEMENT
Selama masa pingitan, Kartini tetap melanjutkan pendidikannya secara mandiri dengan membaca buku dan menjalin korespondensi dengan teman-teman Belandanya.
Berikut adalah perjalanan lengkap Raden Ajeng Kartini, tokoh emansipasi wanita Indonesia, yang mencakup masa kelahiran, latar belakang keluarga, masa remaja, hingga masa dewasanya:

1. Lahirnya RA Kartini

Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Ia berasal dari keluarga bangsawan Jawa, sehingga memperoleh gelar "Raden Ajeng" yang menunjukkan status kebangsawanannya.

2. Latar Belakang Keluarga RA Kartini

Kartini adalah putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang bupati Jepara, dan M.A. Ngasirah, yang merupakan anak dari seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Ayahnya berasal dari kalangan priyayi, sementara ibunya berasal dari kalangan rakyat biasa. Kartini adalah anak kelima dari sebelas bersaudara kandung dan tiri, serta merupakan anak perempuan tertua di keluarganya.
ADVERTISEMENT

3. Masa Remaja RA Kartini

Pada usia 12 tahun, Kartini mulai bersekolah di Europese Lagere School (ELS), sekolah dasar khusus untuk anak-anak Eropa dan bangsawan pribumi. Di sana, ia belajar bahasa Belanda dan mulai mengenal pemikiran-pemikiran Barat.
Namun, setelah usia tersebut, ia harus menjalani masa pingitan sesuai adat Jawa, yang membatasi aktivitasnya di luar rumah.
Selama masa pingitan, Kartini tetap bersemangat melanjutkan pendidikannya secara mandiri dengan membaca buku dan surat kabar berbahasa Belanda, serta menjalin korespondensi dengan teman-teman Belandanya.

4. Masa Dewasa RA Kartini

Pada tahun 1903, Kartini menikah dengan Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang. Meskipun pernikahan ini mengharuskan Kartini pindah ke Rembang, suaminya mendukung keinginannya untuk memajukan pendidikan bagi perempuan.
Kartini kemudian mendirikan sekolah untuk perempuan di Rembang sebagai wujud nyata perjuangannya dalam bidang pendidikan. Sayangnya, perjuangan Kartini terhenti setelah ia meninggal dunia pada 17 September 1904, empat hari setelah melahirkan anak pertamanya, Raden Mas Singgih.
ADVERTISEMENT

Surat-Surat RA Kartini

Ilustrasi Biografi RA Kartini. Unsplash.com/Sincerely Media
Surat-surat RA Kartini dikumpulkan dalam buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis tot Licht), yang diterbitkan pada tahun 1911 oleh J.H. Abendanon.
Dalam surat-surat tersebut, Kartini mengungkapkan pemikirannya tentang ketidakadilan sosial, seperti penindasan terhadap perempuan, pernikahan paksa, poligami, dan pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Ia juga menyuarakan keinginannya agar perempuan Indonesia dapat mempelajari banyak bahasa untuk memahami pemikiran dari berbagai penulis asing.

Perjuangan RA Kartini

Ilustrasi Biografi RA Kartini. Unsplash.com/Sincerely Media
RA Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan di Indonesia. Ia memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki, kebebasan berpendapat, dan kesetaraan dalam hukum.
Perjuangannya dianggap sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas untuk memperoleh kebebasan, otonomi, dan persamaan hak bagi perempuan.
ADVERTISEMENT

Pemikiran RA Kartini

Ilustrasi Biografi RA Kartini. Unsplash.com/freestocks
Kartini meyakini bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk mengangkat derajat dan martabat perempuan. Ia berpendapat bahwa dengan pendidikan, perempuan dapat menjadi mandiri dan merdeka, serta berperan penting dalam peradaban bangsa.
Pemikiran ini menunjukkan bahwa Kartini memiliki pandangan progresif tentang peran perempuan dalam masyarakat.

Peringatan Hari Kartini

Ilustrasi Biografi RA Kartini. Unsplash.com/Avery Evans
Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April, bertepatan dengan hari kelahiran RA Kartini pada tahun 1879. Peringatan ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964 oleh Presiden Soekarno, yang juga menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
Hari Kartini bertujuan untuk menghormati perjuangan Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan gender, terutama dalam bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT

Lirik Lagu "Ibu Kita Kartini"

Ilustrasi Biografi RA Kartini. Unsplash.com/Avery Evans
Lagu "Ibu Kita Kartini" diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman untuk mengenang jasa RA Kartini sebagai pejuang emansipasi perempuan Indonesia. Berikut lirik lagu tersebut:
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Lagu ini menggambarkan semangat perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan cita-citanya untuk kemajuan bangsa.
Hari kelahirannya, 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini untuk menghormati jasa-jasanya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia.
Biografi RA Kartini dikenang sebagai pelopor emansipasi wanita di Indonesia. Melalui surat-suratnya yang kemudian dibukukan dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang", ia menyuarakan pentingnya pendidikan dan kebebasan bagi perempuan. (Zen)
ADVERTISEMENT