Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Abdurrahman bin Auf, Keistimewaannya sebagai Sahabat Rasulullah
19 Juli 2024 23:56 WIB
·
waktu baca 10 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kisah para sahabat Rasulullah saw memang menarik untuk diketahui, salah satunya adalah kisah Abdurrahman bin Auf. Ia adalah seorang sahabat yang paling kaya dan sukses, serta menjadi teladan bagi umat Islam.
ADVERTISEMENT
Meski ia menjalani hidup dengan bergelimang harta dari berdagang, ia merupakan sosok sahabat Rasulullah yang sangat dermawan, serta terkenal kaya, baik secara materi dan hati.
Lantas, apa rahasia sukses yang menjadikan Abdurrahman bin Auf bergelimang harta dan menjadi sahabat Nabi Muhammad Saw yang dijamin kepastiannya untuk masuk surga? Simak penjelasannya.
Siapa Itu Abdurrahman bin Auf
Mengutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI karya H Aminudin dan Harjan Syuhada, Abdurrahman bin Auf lahir di Makkah, 10 tahun setelah tahun Gajah atau tepatnya pada 581 Masehi. Artinya, ia lebih muda dibandingkan dengan Nabi Muhammad saw.
Diketahui, ia adalah sahabat Nabi Muhammad saw yang berasal dari Banu Zuhrah, keturunan dari pihak ibu paman-paman Nabi Muhammad Saw.
ADVERTISEMENT
Ia termasuk dalam golongan Assabiqunal Awwalun, yaitu orang-orang yang pertama kali masuk Islam, melalui Abu Bakar As-Siddiq di rumah Arqam bin Abi Arqan pada 614 M. Saat itu, usia Abdurrahman masih 31 tahun.
Abdurrahman memiliki nama lengkap Abdurrahman bin Auf bin Abdul Harits bin Zahrah bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay.
Ayahnya adalah Auf bin Abdu Auf bin Abdu bin Al-Harits Az-Zuhri, seorang tokoh terkemuka di desa ibunda Rasulullah saw. Sedangkan ibunya bernaman Asy-Syifa binti Auf Az-Zuhriyah.
Abdurrahman bin Auf adalah salah satu sahabat Rasulullah yang terkenal dengan kedermawanan dan keberaniannya. Ketika masih berusia muda, sumbangsih Abdurrahman kepada perjuangan Islam dan dakwah Rasulullah cukup besar.
ADVERTISEMENT
Kisah Abdurrahman bin Auf
Kisah Abdurrahman bin Auf yang dijamin masuk surga telah dijelaskan oleh doa Rasulullah ketika Abdurrahman pulang dari Syam. Ketika itu, malaikat Jibril turun dan berkata, "Sesungguhnya Allah berkata, ‘Kirimkanlah salam-Ku kepada Abdurrahman bin Auf dan sampaikan kabar gembira bahwa ia masuk surga."
Berikut ini kisah hidup Abdurrahman bin Auf, seorang pedagang makmur, yang penuh akan hikmah, sekaligus sahabat Nabi Muhammad Saw yang mendapatkan berkah dari Allah Swt.
1. Sahabat Rasulullah Saw yang Terkaya
Mengutip dari buku 100 Kisah Fantastis Dari Al-Qur’an dan Hadis karya Walidah Ariyani dan Tim Win, kisah Abdurrahman bin Auf sebagai sahabat Rasulullah berawal dari sedekah rutin yang dilakukannya, mengarah pada limpahan kekayaan yang tak terhitung. Alhasil, ia menjadi salah satu sahabat yang dijamin masuk surga.
ADVERTISEMENT
Abdurrahman adalah sahabat Nabi yang sangat berbakat dalam berdagang. Dari hasil berdagang, ia dapat memiliki kekayaan yang begitu melimpah.
Dalam Kitab Al-Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir mencatat bahwa kekayaan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf, meliputi 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 3.000 ekor kambing di Baqi'.
وَأَعْتَقَ خَلْقًا مِنْ مَمَالِيكِهِ ثُمَّ تَرَكَ بَعْدَ ذَلِكَ كُلِّهِ مَالًا جَزِيلًا، مِنْ ذَلِكَ ذَهَبٌ قُطِعَ بِالْفُئُوسِ حَتَّى مَجَلَتْ أَيْدِي الرِّجَالِ، وَتَرَكَ أَلْفَ بَعِيرٍ وَمِائَةَ فَرَسٍ، وَثَلَاثَةَ آلَافِ شَاةٍ تَرْعَى بِالْبَقِيعِ، وَكَانَ نِسَاؤُهُ أَرْبَعًا فَصُولِحَتْ إِحْدَاهُنَّ مِنْ رُبْعِ الثَّمَنِ بِثَمَانِينَ أَلْفًا، وَلَمَّا مَاتَ صَلَّى عَلَيْهِ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ، وَحَمَلَ فِي جِنَازَتِهِ سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ، وَدُفِنَ بِالْبَقِيعِ عَنْ خَمْسٍ وَسَبْعِينَ سَنَةً
Artinya:
"Dia membebaskan beberapa budaknya, kemudian setelah itu meninggalkan harta yang banyak, termasuk emas yang dipotong dengan kapak sehingga melukai tangan para pria. Dia meninggalkan seribu unta, seratus kuda, dan tiga ribu domba yang merumput di Baqi',
ADVERTISEMENT
Dia memiliki empat istri, dan salah satunya berdamai dari seperempat harga dengan delapan puluh ribu. Ketika dia meninggal, Utsman bin Affan menyalatkan jenazahnya, Saad bin Abi Waqqash mengusung jenazahnya, dan dia dimakamkan di Baqi' pada usia 75 tahun." (Ibnu Katsir, al-Bidayah wa al-Nihayah, jilid VII)
Atas kekayaannya itu, Abdurrahman bin Auf selalu membantu dan ikut berperan dalam peristiwa-peristiwa besar, seperti Perang Badar, Uhud, serta Tabuk dengan melibatkan kekayaan yang dimilikinya.
Ia bahkan menyumbangkan berbagai bantuan logistik hingga hewan kepada Rasulullah Saw dan para kaum-Nya ketika sedang berjuang menegakkan ajaran Allah Swt.
2. Rela Membeli Kurma Busuk dan Berharap Ingin Hidup Miskin
Mengutip dari buku Kisah 10 Pahlawan Surga karya Abu Zaein, Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai orang yang cerdas. Ia adalah seorang pedagang yang sukses. Hasil dagangannya pun berlimpah, sehingga membuatnya dapat mengumpulkan harta kekayaannya.
ADVERTISEMENT
Meskipun hidup serba berkecukupan, ia justru sedih karena merasa khawatir jika kekayaannya itu akan menjadikannya sebagai penghuni surga terakhir. Sehingga, ia berharap ingin hidup sebagai orang miskin.
Berdasarkan kisah lainnya, Abdurrahman pernah bersedekah dengan membeli kurma busuk, berharap ingin segera menjadi orang miskin.
Kisah ini terjadi ketika Abdurrahman datang ke Madinah dan terjadi Perang Tabuk. Akibat dari perang tersebut, penduduk sekitar mengalami kesusahan dalam kebutuhan pangan
Sehingga, Rasulullah saw pun berseru kepada siapapun yang berkecukupan untuk berinfak demi membantu sesama Muslim yang kesulitan, tanpa terkecuali Abdurrahman bin Auf.
Ia memberikan infak sebesar 4.000 dinar yang setara dengan 1,7 kilogram emas sebagai bantuan logistik tanpa rasa ragu dan berpikir panjang.
Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Semoga Allah memberkati apa yang telah engkau tinggalkan dan apa yang engkau sumbangkan."
ADVERTISEMENT
Kisah lainnya, akibat Perang Tabuk, banyak kurma yang menjadi busuk. Untuk mengatasi hal tersebut, Abdurrahman bin Auf rela menjual semua hartanya untuk membeli semua kurma busuk itu dengan harga yang sama dengan kurma yang bagus.
Atas pengorbanan itu, pedagang kurma pun merasa bahagia, sementara Abdurrahman juga senang karena hartanya semakin berkurang dan harapan untuk jatuh miskin kembali hadir.
Meski begitu, Allah Swt seperti tidak mengabulkan harapan Abdurrahman untuk jatuh miskin. Karena tak selang lama, tiba-tiba datanglah seorang utusan dari Yaman.
Orang tersebut mencari kurma busuk untuk diolah sebagai obat penyakit menular di negerinya. Sehingga, ia memborong semua kurma busuk milik Abdurrahman dengan harga 10 kali lipat dari kurma biasa.
3. Rela Sedekahkan Seluruh Harta Demi Kepentingan Agama
Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai pedagang kaya raya yang dermawan. Meskipun memiliki harta kekayaan yang berlimpah, tidak membuatnya menjadi orang yang tamak dalam berdagang.
ADVERTISEMENT
Ketika berdagang, ia selalu menghindari penjualan dan pembelian barang-barang haram. Ia juga tidak menikmati keuntungan dari hasil berdagangnya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk keluarga serta sesama Muslim yang berjuang di jalan Allah Swt.
Atas segala bentuk kebaikannya dalam mencari ridho Allah Swt, membuatnya begitu disanjung oleh banyak orang.
Menurut kisah, penduduk Madinah pernah berkata bahwa sepertiga harta Abdurrahman bin Auf dipinjamkan kepada mereka, sepertiga lainnya untuk membayar utang-utang mereka, dan sepertiga lagi digunakan untuk bersedekah pada mereka.
Mengutip dari buku Dan ‘Arsy pun Berguncang: Sirah unik Sahabat-sahabat Kanjeng Nabi Muhammad SAW karya Ahmad Husain Fahasbu, kebaikan sedekah Abdurrahman bin Auf tidaklah sekadar dilakukan semasa Rasulullah Saw hidup.
Sepeninggal Nabi Muhammad saw, ia tetap melanjutkan bersedekah dengan menjadi penanggung biaya dari segala kebutuhan para istri Rasulullah.
ADVERTISEMENT
Bahkan suatu waktu, Abdurrahman bin Auf menjual tanahnya dengan harga 40 ribu dinar. Hasilnya, ia bagikan kepada fakir miskin dan penduduk Bani Zuhrah. Bahkan, masing-masing istri Rasulullah pun juga mendapat bagian dari uang tersebut.
4. Rahasia Kesuksesan Abdurrahman bin Auf
Rahasia sukses yang dipegang teguh oleh Abdurrahman bin Auf adalah menghindari yang haram dan syubhat atau yang tidak jelas kehalalan dan keharamannya.
Selain itu, ia juga selalu membagikan hartanya dengan keluarga, sanak saudara, dan agama dengan giat bersedekah.
Siapa sangka, meski telah banyak bersedekah, tetapi tidak membuat kekayaannya berkurang dan menyurut. Justru kekayaannya semakin meningkat.
Bahkan di akhir hayatnya, ia sempat berpesan untuk menyedekahkan hartanya sejumlah 5 ribu dinar untuk diberikan pada hal-hal yang memperjuangkan kebenaran ajaran Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Rasulullah Saw pun dibuat takjub olehnya, hingga ia pun bertanya, "Wahai Abdurrahman bin Auf, mengapa engkau infakkan seluruh hartamu? Lalu apa yang telah engkau tinggalkan untuk keluargamu?"
Ia menjawab, "Sesungguhnya aku telah meninggalkan keluargaku yang jauh lebih berharga dari semua harta itu ya Rasulullah, yaitu Allah dan Rasul-Nya."
5. Pesan Terakhir Sebelum Meninggal Dunia
Ketika Abdurrahman mengikuti Perang Uhud, ia mendapatkan 20 luka, salah satunya membuat kakinya cacat permanen. Ia bahkan sulit berbicara karena giginya patah.
Sesaat sebelum meninggal dunia, Abdurrahman takut hartanya justru menjadi penghalangnya menuju surga. Padahal, sahabat Nabi Muhammad saw ini yang sudah dijamin masuk surga.
Ia mewasiatkan 500 dinar untuk perjuangan di jalan Allah Swt dan 400 dinar untuk setiap orang yang terlibat dalam perang Badar.
ADVERTISEMENT
Beliau wafat pada 31 H. Akan tetapi, pendapat lain menyebutkan 32 H atau ketika Abdurrahman berumur 75 tahun.
Ia meninggalkan 28 anak lelaki dan 8 anak perempuan. Sebelum meninggal dunia, ia sudah menyumbangkan hampir keseluruhan hartanya di jalan Allah Swt, meski demikian, ia masih meninggalkan harta warisan yang sangat banyak kepada anak-anaknya.
Keistimewaan Abdurrahman bin Auf
Atas semua jasanya yang dermawan, maka tidak heran jika Abduraahman bun Auf dikenal sebagai salah satu sahabat Rasulullah saw yang mendapatkan beberapa keistimewaan, diantaranya:
1. Menjadi Imam Salat Nabi Muhammad Saw
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa dalam satu peperangan, Nabi Muhammad saw pernah menjadi makmum Abdurrahman bin Auf.
Amr bin Wahab mengatakan bahwa Al-Mughirah bin Syu’ban mengatakan bahwa menjelang subuh, Nabi Muhammad saw mengajak al-Mughirah untuk menemaninya membuang hajat.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Nabi Muhammad saw meminta mereka untuk mengambil air wudhu. Namun ternyata mereka sudah terlambat, sebagian rombongan sedang menunaikan salat yang diimami oleh Abdurrahman bin Auf.
Mengetahui hal itu, mereka mencoba menghentikan salat jamaah tersebut dengan kembali mengumandangkan azan, namun Nabi Muhammad saw melarangnya, sehingga memilih untuk menjadi makmum.
2. Kecintaan Nabi Muhammad saw
Ummu Salamah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya yang akan menjaga kamu sekalian sepeninggalanku adalah al-Shadiq al-Bar (Abdurrahman bin Auf) Ya Allah hidangkanlah minuman mata air surga kepada Abdurrahman bin Auf."
Nabi saw juga bersabda, "Engkau adalah orang kepercayaan penduduk bumi dan engkau juga orang kepercayaan penduduk langit."
3. Kepercayaan Nabi Muhammad saw
Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud berkata, "Rasulullah Saw memberikan sesuatu kepada khalayak ramai dan tidak memberikan apapun kepada Abdurrahman bin Auf sedangkan ia berada dalam khalayak tersebut,
ADVERTISEMENT
Lalu beliau keluar dari barisan tersebut dalam keadaan menangis, maka Umar bin Khattab melihat dan berkata, 'Apa yang membuat mu menangis?' Ia menjawab, 'Rasulullah Saw memberikan sesuatu kepada orang ramai padahal, saya ada di tengah orang-orang tersebut, maka aku takut Rasulullah Saw tidak memberikan sesuatu padaku disebabkan oleh hal yang tidak disukai dariku.'
Lalu Umar masuk menemui Nabi saw dan menceritakan peristiwa yang dialami oleh Abdurrahman bin Auf, lalu Rasulullah Saw berkata, 'Saya tidak marah kepadanya akan tetapi telah menyerahkannya kepada keimanannya.'"
4. Penghargaan Nabi Muhammad saw
Selama berperang, Abdurrahman bin Auf tetap setia membentengi Nabi Muhammad saww. Alhasil, ia menjadi salah satu dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga.
Rasulullah Saw bersabda, "Pergilah dengan mengucapkan Bismillah dan mewasiatkannya beberapa wasiat dan berkata kepadanya: Jika Allah memberi kemenangan kepadamu maka kawinilah anak perempuan dari pimpinan mereka, berkata anak perempuan raja mereka sedangkan pimpinan mereka al-Asbagh bin Tha’labah al-Kalibi lalu ia pun mengawini anak perempuannya Tamadhur dan ia adalah ibu dari anaknya Abi Salamah."
ADVERTISEMENT
5. Ketawadhuan Abdurrahman bin Auf
Walaupun Abdurrahman bin Auf merupakan sosok sahabat Nabi Muhammad Saw yang telah dijanjikan masuk surga, namun tidak membuatnya sebagai seseorang yang sombong dan lupa diri.
Said bin Jubair berkata, "Abdurrahman bin Auf tidak dapat dibedakan di antara hamba-hamba sahayanya."
Demikian, itulah kisah Abdurrahman bin Auf yang merupakan sahabat Rasulullah yang memiliki sejumlah keistimewaan yang patut diketahui oleh umat Islam. (SUCI)
Baca Juga: Kisah Nabi Ishaq a.s. beserta Keteladanannya