Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Profil Silas Papare, Pahlawan Nasional Pejuang Penyatuan Irian Jaya
28 Agustus 2024 0:11 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ia dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam perjuangan integrasi Papua dan penyatuan Irian Jaya ke dalam wilayah Republik Indonesia.
Diambil dari kutipan tni-au.mil.id, Silas Papare adalah salah satu tokoh Pahlawan Nasional. Ia juga dikenal atas keberaniannya dalam memperjuangkan integrasi Papua ke dalam Indonesia, meskipun mendapat banyak tantangan salah satunya dari kolonialisme Belanda.
Profil Silas Papare
Sebagai salah satu tokoh Pahlawan Nasional , profil Silas Papare wajib diketahui oleh generasi muda masa kini. Berikut informasinya yang dikutip dari biografi Silas Papare, p2k stekom.ac.id:
Peran Silas Papare Dalam Sejarah Indonesia
Silas Papare memulai kariernya sebagai seorang perawat, namun kemudian aktif dalam gerakan politik yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, ia berperan penting dalam mendirikan Komite Indonesia Merdeka di Serui untuk memperjuangkan agar Papua Barat yang pada saat itu merupakan wilayah Irian Jaya menjadi bagian dari Indonesia.
Ia juga berperan berjuang melawan Belanda yang ingin mempertahankan Papua Barat sebagai bagian dari wilayah kolonialnya.
Pada tahun 1961, ia diundang untuk bergabung dengan Dewan Nasional Papua, sebuah badan yang dibentuk oleh Belanda. Akan tetapi ia menolaknya dan memilih bergabung dengan Indonesia.
Ia memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam konteks perjuangan integrasi Papua Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia.
Berikut adalah beberapa peran utamanya dalam catatan sejarah Indonesia:
1. Pemimpin Gerakan Pro-Integrasi Papua Barat
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Papua Barat masih berada di bawah kendali Belanda yang enggan melepaskannya.
ADVERTISEMENT
Ia menjadi salah satu tokoh utama yang menentang kehadiran Belanda dan memperjuangkan agar Papua Barat menjadi bagian dari Indonesia.
Ia mendirikan Komite Indonesia Merdeka di Serui yang bertujuan untuk mendukung integrasi Papua Barat ke dalam Indonesia.
2. Penentangan terhadap Dewan Papua
Pada tahun 1961, Belanda membentuk Dewan Papua sebagai langkah awal untuk mempersiapkan kemerdekaan Papua Barat secara terpisah dari Indonesia.
Ia dengan semangat nasionalismenya menolak bergabung dengan dewan ini dan sebaliknya terus mendorong Papua Barat untuk bersatu dengan Indonesia. Penolakannya terhadap Dewan Papua menunjukkan komitmen kuatnya terhadap keutuhan Indonesia.
3. Diplomat dalam Perundingan
Ia juga berperan dalam diplomasi untuk memperjuangkan Papua Barat menjadi bagian dari Indonesia.
Ia aktif dalam berbagai perundingan dan komunikasi dengan pemerintah Indonesia dan komunitas internasional untuk memastikan bahwa suara rakyat Papua yang menginginkan integrasi didengar.
ADVERTISEMENT
Ia juga turut andil dalam membangun kesadaran internasional tentang keinginan Papua untuk bergabung dengan Indonesia.
4. Kontribusi dalam Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
Pada tahun 1969, Indonesia dan Belanda menyepakati Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang memungkinkan rakyat Papua untuk memilih apakah mereka ingin bergabung dengan Indonesia atau merdeka.
Meskipun proses Pepera kontroversial, ia tetap mendukung proses ini sebagai cara untuk menyelesaikan konflik politik dan memastikan Papua Barat menjadi bagian sah dari Indonesia.
Sejarah Pembebasan Irian Barat
Silas Papare adalah salah satu tokoh dalam sejarah pembebasan Irian Barat (sekarang Papua) dari kekuasaan kolonial Belanda dan integrasinya ke dalam wilayah Republik Indonesia.
Pada tahun 1949, ia mendirikan Komite Indonesia Merdeka di Serui, sebuah organisasi yang bertujuan memperjuangkan kemerdekaan Irian Barat dan integrasinya dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Komite ini menjadi wadah bagi para pejuang pro-integrasi untuk menyuarakan keinginan rakyat Irian Barat untuk bergabung dengan Indonesia.
Ia dengan tegas menolak rencana Belanda yang ingin menjadikan Irian Barat sebagai wilayah terpisah dan merdeka di bawah kendali mereka.
Ketika Belanda mendirikan Dewan Papua pada tahun 1961 sebagai langkah menuju "kemerdekaan" Papua yang terpisah dari Indonesia, Silas menentangnya dan memilih untuk mendukung integrasi dengan Indonesia.
Sebagai seorang pemimpin perjuangan, Silas Papare terlibat dalam berbagai upaya diplomasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ia berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia, menyuarakan keinginan rakyat Papua untuk menjadi bagian dari Indonesia, dan berusaha membangun dukungan internasional terhadap perjuangan tersebut.
Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961 bertujuan untuk membebaskan Irian Barat dari Belanda.
ADVERTISEMENT
Meskipun ia bukan bagian dari militer, peranannya dalam membangun dukungan rakyat Papua untuk integrasi dan sebagai pemimpin sipil pro-integrasi memberikan kontribusi moral yang signifikan terhadap operasi ini.
Ketika Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) dilakukan pada tahun 1969, ia mendukung proses ini sebagai langkah formal yang akhirnya mengesahkan integrasi Irian Barat ke Indonesia.
Kematian Silas Papare
Silas Papare meninggal dunia pada 7 Maret 1978. Warisannya terus dikenang sebagai simbol perjuangan rakyat Papua dalam mencapai persatuan dan kesatuan dengan Indonesia.
Sebagai pengakuan atas jasanya, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1993. Namanya juga diabadikan sebagai nama kapal perang Indonesia, KRI Silas Papare.
Melalui berbagai perannya tersebut, profil Silas Papare menjadi tokoh yang berkontribusi secara signifikan dalam perjuangan pembebasan Irian Barat, yang akhirnya berhasil diintegrasikan ke dalam wilayah Republik Indonesia. (Zen)
ADVERTISEMENT