Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menebar Kebaikan di Muka Bumi
19 Mei 2020 11:59 WIB
Tulisan dari Quran Buddy Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jalanan yang membentang luas di dekat rumahmu yang terlihat dari balik kaca jendela, di tengah kota, di pinggiran sawah, atau jalanan yang sering kamu lewati tentunya merupakan fasilitas umum. Siapa pun berhak melaluinya tak memandang status sosial, catatan kebaikan, ataupun agama yang diyakini, bahkan jika ia hewan sekalipun.
Ada nasihat yang sangat agung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seorang sahabatnya, “Singkirkanlah gangguan dari jalan, karena itu sedekah untukmu.”
Entah itu pecahan kaca, ranting berduri, mobil yang diparkir sembarangan atau apa pun yang secara makna mengganggu manusia ketika melewati suatu jalan. Meski terdengar sepele, namun ini merupakan bagian dari ajaran Islam.
Lantas bagaimana mungkin sebagian manusia mengganggu atau menyakiti satu sama lain baik secara ucapan ataupun fisik dengan mengatasnamakan agama?
ADVERTISEMENT
Menebar Kebaikan Kepada Sesama Makhluk
Kita diperintahkan untuk berbuat baik tidak hanya kepada sesama manusia melainkan kepada setiap makhluk. Dan itu merupakan suatu kebaikan yang mulia di sisi Allah.
Dalam sebuah hadits ada seorang wanita pelacur/dalam riwayat lain: lelaki yang berdosa sedang berjalan di gurun pasir di bawah terik matahari. Ia merasa sangat kehausan. Setelah sekian lama mencari air, akhirnya ia menemukan sumur, namun sumur tersebut mengharuskan ia masuk dan turun ke dasarnya maka ia pun melakukannya meski harus bersusah payah.
Setelah minum dan merasa cukup, ia kembali merangkak di dinding sumur itu hingga berhasil kembali ke permukaan. tak jauh dari sana ia mendapati seekor anjing yang hampir mati kehausan sedang menjulurkan lidahnya sembari menjilat-jilat tanah yang agak basah.
ADVERTISEMENT
“Sekiranya anjing itu bisa merasakan apa yang baru aku rasakan,” ucapnya dalam hati.
Tanpa berpikir panjang ia putuskan untuk kembali masuk ke dalam sumur. Meski tak ada wadah untuk menampung air, maka ia gunakan sepatunya sebagai pengganti.
Ia menggigit sepatu tersebut agar kedua tangannya bisa mencengkram bebatuan dan kembali menaiki dinding sumur. akhirnya anjing yang kehausan tadi dapat meminum air yang ia bawa.
Menebar Kebaikan Kepada Sesama Manusia
Apakah boleh berbuat baik kepada seseorang yang berbeda keyakinannya? Tentu. Bahkan Islam menganjurkan akan hal itu. Berbuat baik tidak harus melazimkan adanya rasa loyal ataupun cinta.
Dengan begitu kita berharap kita bisa hidup berdampingan dengan rukun saling menghormati satu sama lain, dengan tetap mengetahui batasan-batasan yang mesti tetap dijaga.
ADVERTISEMENT
Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
Ayat ini mengajarkan prinsip toleransi, yaitu hendaklah setiap muslim berbuat baik pada yang lainnya selama tidak ada sangkut pautnya dengan hal agama.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah tidak melarang kalian berbuat baik kepada non muslim yang tidak memerangi kalian seperti berbuat baik kepada wanita dan orang yang lemah di antara mereka. Hendaklah berbuat baik dan adil karena Allah menyukai orang yang berbuat adil.” (Tafsir alQur’an Al ‘Azhim, 8: 90).
Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah mengatakan bahwa bentuk berbuat baik dan adil di sini berlaku kepada setiap agama. Lihat Tafsir Ath Thobari, 28: 81.
ADVERTISEMENT
Tentu semua ini telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana wasiat beliau kepada Mua’dz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
Beliau mengaitkan hadits di atas dengan akhlak yang baik antara manusia, yang mana kata “manusia” dalam bahasa arab menunjukkan kata yang umum, tidak terkhusus kepada orang muslim saja, atau kepada orang yang taat beribadah saja, melainkan kepada semua manusia.
Menebar Kebaikan Kepada Sesama Muslim
Seorang muslim dengan muslim lainnya boleh saja terpisah oleh sebuah jarak; berbeda pulau, negara, atau pun benua. Namun sejatinya setiap muslim terikat dengan kalimat yang satu “Laa ilaha illlallah: tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah".
Muslim dengan muslim yang lainnya adalah saudara. Dijadikannya iman seseorang sempurna ketika ia bisa mencintai saudaranya (sesama muslim) apa-apa yang dicintai untuk dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali mengatakan mengenai hadits di atas, “yang dimaksud di sini adalah bahwa di antara perkara-perkara iman yang wajib adalah seorang Mukmin harus mencintai saudaranya sesama mukmin apa-apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri, dan juga membenci untuk saudaranya apa-apa yang dia benci terhadap dirinya. Jika ini hilang dari dirinya, maka imannya berkurang karena itu.” (Mukhatashar jami’ul ulum wal hikam, hal. 120)
Salah satu bentuk cinta dari seseorang kepada yang lainnya adalah dengan mengajak kepada kebaikan dan menjauhkannya dari keburukan. Dengan cara yang hikmah juga nasihat yang baik dan tanpa ada paksaan sedikitpun.
Pun sebaliknya ada sebagian orang yang tidak ada niat sama sekali untuk mengenal Islam namun karena melihat akhlak yang mulia dari seorang muslim yang hadir dalam hidupnya maka ia akan senang dengan islam.
ADVERTISEMENT
Mungkin ada saudara-saudara muslim kita yang bertato umpamanya, salatnya tidak dijaga, ada juga yang tidak menutup aurat bagi perempuan. Maka bentuk cinta kepada mereka adalah mengajaknya dengan cara yang hikmah dan juga nasihat yang baik tanpa ada paksaan sedikitpun. Persoalan mereka mau menerima atau tidak sepenuhnya adalah urusan dan kuasa Allah.
ADVERTISEMENT
“Tolak ukur ketulusan seseorang dalam menasehati seseorang terlihat dari cara bagaimana dia menyampaikan nasihat tersebut.”
Wasiat Dzul Izba’ Al-‘Adwani Kepada Anaknya
Di saat Dzul Isba’ Al-‘adwani merasakan ajalnya akan tiba, dia memanggil anaknya Usaid. Ia menasihati anaknya dengan beberapa nasihat yang akan menjadikannya seseorang yang mulia di tengah manusia, juga dihormati dan dicintai oleh kaumnya. Ia berkata:
“Berlemah lembutlah kepada manusia maka mereka akan mencintaimu, dan bersikap rendah hatilah niscaya mereka akan mengangkat kedudukanmu, sambut mereka dengan wajah yang selalu berseri maka mereka akan mentaatimu, dan janganlah engkau mementingkan dirimu sendiri maka mereka akan menghormatimu.
Muliakanlah anak-anak kecil (muda) sebagaimana engkau memuliakan orang-orang dewasa di antara mereka, maka yang dewasa akan semakin menghormatimu dan anak-anak akan tumbuh dengan kecintaan kepadamu, mudahkanlah hartamu untuk kau berikan, muliakanlah tetanggamu dan tolonglah orang yang meminta pertolongan, muliakanlah tamu dan tahanlah dirimu dari meminta sesuatu kepada seseorang, maka dengan itu semua sempurnalah kemuliaanmu.”
ADVERTISEMENT
Semoga bermanfaat,
Wallahu Waliyyut Taufiq.
=====
=====
Sumber:
Tafsir alQuran Al-‘Adzhim karya, Ibun Katsir hal. 90 (cetakan kedua tahun 1420H/1999M, penerbit Darul At-Thoiyyinah Lin Nasyri Wat Tauzi’
Mukhtashar Jami’ul Ulum wal Hikam, karya Imam Ibnu Rajab al-hanbali, diintisari oleh: Dr. Ahmad bin Utsman al-Mazyad, hal. 119-120 (cetakan pertama tahun 1436H/2015M, penerbit DARUL HAQ)
Mendulang Faedah Dari Kalimat Nubuwwah, karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nasir As-Sa’di, hal. 292 (cetakan kedua tahun 1435H/2014M, penerbit GRIYA ILMU)
Yuk like, follow dan share akun ini jika kamu ingin belajar dan mendalami Al-Quran bersama Quran Buddy. Kamu juga bisa loh mengikuti @quranbuddy.id di Instagram.
ADVERTISEMENT