Kisah Rinca dan Rangga: Kawin Sampai Bertelur 21 Komodo

Lifeatkumparan
Konten dari Pengguna
21 Maret 2017 13:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komodo menetas (Foto: Taman Safari Indonesia)
Sejak tahun lalu, Taman Safari Indonesia sudah berusaha mengembangbiakkan komodo. Namun sayangnya, kondisi alam di sana tidak mendukung. Komodo tidak cocok berkembang biak di daerah pegunungan, sebab di habitat aslinya, komodo terbiasa di daerah panas bersuhu 27-40 derajat celcius.
ADVERTISEMENT
Tapi tak ada usaha yang sia-sia. Berbekal pengetahuan studi banding dengan kebun binatang Ceko, akhirnya berhasil dibuat sebuah kandang yang bisa menyerupai habitat asli komodo di Nusa Tenggara Timur. Kandang itu sengaja didesain untuk memudahkan komodo berkembang biak dengan pengaturan suhu yang bisa berubah otomatis sesuai settingan yang diinginkan.
Setelah urusan kandang selesai, kini fokus utama tim adalah mencari pasangan komodo yang bisa dikawinkan. Terpilihlah Rangga (jantan) dan Rinca (betina). Keduanya adalah komodo asal pulau Rinca, Kepulauan Nusa Tenggara, dengan usia masing-masing 19 tahun. Bobot Rangga sekitar 100 kg dan Rinca 80 kg.
Rangga dan Rinca, Komodo di Taman Safari Bogor. (Foto: Niken Nurani, Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Lewat proses 'pendekatan' berbulan-bulan keduanya akhirnya kawin di kandang breeding tersebut. Sekat yang sempat memisahkan keduanya, akhirnya dibuka saat musim kawin tiba. Singkat cerita, perkawinan mereka membuahkan 26 telur dan belakangan menetas 21 telur. (baca juga: Anak Komodo Istimewa di Taman Safari Cisarua)
ADVERTISEMENT
21 Anak komodo itu kini mendapat perawatan khusus dari tim reptil Taman Safari Cisarua. Iwan Purwadi, kurator komodo di Taman Safari Indonesia mengatakan, anak-anak komodo itu bisa saja suatu hari nanti dilepaskan di alam liar kembali. Namun hal ini butuh dukungan dari semua pihak, terutama dalam hal adaptasi kehidupan di sana. (baca juga: Lorong Cinta Rangga dan Rinca)
Berikut adalah video dokumentasi Taman Safari Indonesia tentang perkembangbiakan komodo Rinca dan Rangga dari kawin sampai menetas:
Kawin
Menurut Iwan, komodo saat kawin saling mengikat ekor. Mereka biasanya kawin di bulan Mei. Betina biasanya lebih agresif bila sudah mencapai birahi. Sementara si jantan lebih pasif. Butuh beberapa kali kawin sampai tim penjaga melihat ada perkembangan di perut betina. Bila perut terlihat membesar, maka dipastikan ada telur.
ADVERTISEMENT
Menetas
Iwan menceritakan, ada 26 telur komodo yang ditemukan di sarang Rinca, namun hanya 21 yang menetas. Tingkat keselamatan telur dan anak komodo di alam aslinya sangat rendah. Biasanya, kata Iwan, anak-anak komodo itu jadi sasaran makanan komodo lainnya.
Di Taman Safari, anak-anak komodo itu menetas di lokasi terpisah dengan sarang induknya. Mereka sengaja dipisahkan agar peluang menetasnya jadi lebih besar. Butuh waktu hampir 12 hari agar seluruh telur komodo menetas.
Perawatan Anak Komodo
Setelah menetas, tantangan tim selanjutnya adalah menjaga pertumbuhan anak komodo. Mereka disimpan dalam sebuah ruangan bersuhu hangat. Lalu setiap anak komodo disimpan di dalam boks berbeda, sendiri-sendiri. Tak ada yang digabungkan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Anak komodo itu diberi makan dua kali dalam sepekan. Sejauh ini, makanan mereka adalah kuning telur. Semakin besar, porsi makanannya akan disesuaikan. Komodo dewasa biasanya makan sekali dalam dua pekan. Sekali makan, mereka mengkonsumsi 6-10 kilogram daging.