Konten dari Pengguna

Prank, Dark Jokes, dan Pejabat Kita

Radius Setiyawan
Peneliti Pusad Studi Anti-Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) UMSurabaya
20 Mei 2020 9:55 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Radius Setiyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menkes Terawan Agus Putranto saat konferensi pers terkait virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menkes Terawan Agus Putranto saat konferensi pers terkait virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi krisis yang berkepanjangan akibat pandemi covid-19 tingkat stres masyarakat meningkat. Stres didorong oleh berbagai hal, dari pembatasan interaksi, menyesuaikan aktivitas hingga informasi media yang begitu meneror. Guna menurunkan stres, menonton video atau tayangan humor kerap kali bisa mengurangi rasa stres. Humor atau lelucon dianggap dapat membantu meringankan beban di tengah pandemi covid-19. Tetapi humor yang bagaimana?
ADVERTISEMENT
Melalui ulasan ini akan dibahas dua hal genre humor. Prank atau istilahnya "practical jokes" dan dark joke.
Dalam sebuah sebuah situs voi.id (12/09/2019) diceritakan tentang Prank tertua dalam sejarah pada era Kekaisaran Romawi Elagabalus. Arkeolog Australia Warwick Ball mencatat kisah Elagabalus yang memerintah pada tahun 218 hingga 222 itu dalam karya tulisnya, Rome in the East: The Transformation of an Empire.
Warwick bercerita tentang sisi kelam Elagabalus sebagai seorang tiran berdarah dingin yang gemar berpesta pora. Elagabalus dikisahkan pernah mencekik tamunya dalam sebuah makan malam bersama. Namun, dalam sisi lain, Elagabalus juga punya sisi humor. Sisi itu ditunjukkan Elagabalus ketika mengerjai tamu-tamunya.
Dikisahkan, Elagabalus meletakkan bantal-bantal kulit di sebuah meja lesehan. Selama jamuan makan, anak buah Elagabalus membocorkan udara keluar dari bantal. Practical joke yang diperagakan Elagabalus dan anak-anak buahnya membuat tamu-tamu terduduk ke lantai yang keras.
ADVERTISEMENT
Prank kini sudah jadi hal yang tidak baru di Indonesia. Para youtuber seringkali membuat konten dengan menggunakan prank sebagai cara untuk meningkatkan jumlah viewenya. Meski terkadang menghilangkan sisi manusiawi seperti yang dilakukan oleh Ferdian waktu lalu. Prank hari-hari ini cukup marak mengisi konten youtube di Indonesia.
Selain prank, humor lain yang kerap kali menjadi perbincangan adalah dark jokes (humor hitam). Dalam konteks Indonesia beberapa waktu lalu seorang komika mencuit di twitter sebuah joke yang cukup ramai mendapat hujatan. Choky yang kerap dianggap sebagai komika spesialis dark jokes mentwit, "Gong Xi Fa Cai!! Apakah di Tiongkok pas buka angpao dibuka isinya Virus Corona?" Santak hal tersebut memancing reaksi netizen. Hal tersebut dianggap tidak lucu dan cenderung miskin empati atas apa yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Saya tidak hendak mengatakan bahwa hal tersebut dark joke. Karena dark joke adalah sebuah film, lakon, atau hal lain yang melihat sisi lucu dari berbagai hal yang kelihatannya serius seperti kematian atau penyakit.
Horison seorang penulis naskah komedi menjelaskan bahwa ciri-ciri dark joke yang paling menonjol, meski sering sangat getir, adalah sifatnya yang mampu menertawakan diri sendiri. Dark joke memang bukan sekadar joke biasa. Ia punya persyaratan ketat. Penyampai dark joke harus benar-benar memahami relasi kuasa jangan sampai jatuh pada situasi mengolok-olok korban. Juga memahami dengan baik topik yang disampaikan. Syarat lain adalah jangan sampai menabrak batas hingga ke jalur fakir empati. Dalam kontek diatas, jelas apa yang dikatakan Choky bukanlah dark joke.
ADVERTISEMENT
Pejabat kita dan Lelucon di masa Covid-19
Lalu apa kaitannya prank dan dark joke dengan para pejabat kita? Beberapa kejadian yang berkaitan dengan covid-19 beberapa bulan lalu hingga berbagai statemen dan kebijakan yang dibuat pejabat negara kita agaknya menemukan momentumnya ketika kita mengaitkan dengan kedua pembahasan di atas. Di bawah ini adalah kompilasi guyonan para pejabat kita :
"Alhamdulillah 243 WNI yang pulang dari Wuhan dan diobservasi 14 hari di Natuna dinyatakan bersih dari corona. Dalam kelakarnya, Menko Perekonomian Airlangga bilang: Karena perizinan di Indonesia berbelit-belit maka virus corona tak bisa masuk. Tapi omnibus law tentang perizinan lapangan kerja jalan terus," tulis di twitter Menkopolhukam Mahfud MD.
"Katanya virus corona enggak masuk ke Indonesia karena izinnya susah," Bahlil Lahadalia Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
ADVERTISEMENT
"[Ini] guyonan sama Pak Presiden ya. Insya Allah [virus] Covid-19 tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal," Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi:
"Corona [Masuk Batam]? Corona kan sudah pergi.... Corona mobil?" Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan
"Secara medis doa, semua karena doa, saya yakin doalah yang membuat kita semua [bebas virus corona]," Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
Sedangkan hal yang terkait dengan prank adalah kebijakan tentang larangan mudik dan kenaikan angsuran BPJS. Kenapa larangan mudik saya katakan sebagai prank. Kebijakan membuka kembali akses transportasi yang tiba-tiba ketika aturan larangan mudik berlaku cukup membuat masyarakat jengah, ditambah lagi dengan statemen yang tidak sejalan antara Menteri Perhubungan dan Presiden. Tadinya semua orang mulai menahan diri untuk mudik. Dengan dibukanya akses transportasi, seketika itu juga masyarakat goyah dan sangat mungkin berfikir untuk melakukan mudik.
ADVERTISEMENT
Sedangkan hal yang kedua terkait kenaikan iuran BPJS. Setelah adanya putusan MA, publik sedikit lega. Tetapi ketika presiden mengeluarkan perpu tentang kenaikan iuran BJPS, seketika itu juga saya merasa kena prank. Meski dalihnya hanya berlaku untuk kelas 1 dan 2. Hal diatas juga ditegaskan dengan sebuah hastag #JokowiKingOfPrank yang lagi trending di twitter ketika ulasan ini ditulis.
Lelucon yang tidak Lucu
Gambaran di atas tentunya membuat sebagian dari kita mengerutkan dahi ketika melihat kondisi hari ini. Apakah ungkapan para pejabat kita di atas dark joke dan prank?
Lelucon yang dilontarkan para pejabat kita di atas tujuannya mungkin dalam rangka menciptakan kondisi agar tidak panik atau tegang. Tetapi hal tersebut akan terasa menjengkelkan ketika hampir semua yang diucapkan tidak ada yang benar. Tetapi dalam hati kecil berbisik, namanya saja joke jadi kalau tidak benar ya wajar. Tapi tetapi tetap saja terasa menjengkelkan. Apalagi hal tersebut terucap dari para pejabat negara.
ADVERTISEMENT
Guyonan tersebut seperti dark joke yang kehilangan joke. Sehingga yang tersisa tinggal dark-nya. Sebuah kondisi hitam pekat seperti hari ini. Gelap tersebut cocok menjadi metaphor yang tepat di era pandemi covid-19. Kita semua tidak tahu dan meraba-raba apa yang menjadi rencana negara ke depan. Semuanya gelap dan gaduh.
Tontonan tentang sengkarut wewenang, konflik antar elit menjadi makanan sehari-hari. Alih-alih bukan menghibur masyarakat, yang ada malah membuat masyarakat makin stres. Jadi apa yang diucapkan oleh para pejabat kita termasuk dark joke? Kalian semua yang berhak menilai.
Selain dark joke, ada juga sebagian dari kita yang merasa dipermainkan dengan aksi prank mudik dan kenaikan iuran BPJS. Bagaimana mungkin hal tersebut tidak kita sebut prank, sudah sangat jelas kebijakan tersebut cukup membuat kita semua kaget. Semacam pemerintah sedang membuat kejutan untuk masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Apa hal tersebut menghibur? Jelas tidak. Justru level kejengkelannya sama dengan ketika Ferdian Paleka melakukan prank pada para transpuan.
Tetapi apa pun itu, kita semua harus memaklumi apa yang dilakukan oleh presiden Jokowi dan para menterinya jika semua itu tidak lucu. Karena mereka semua bukanlah komedian, apalagi pelawak. Dan inilah kelucuan yang tidak membuat kita tertawa malah membuat kita semua hampir menangis. Ironis memang, melucu untuk membuat orang menangis.