Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kenapa Hujan Es Bisa Terjadi? Ini Penjelasannya
13 Maret 2025 17:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Hujan es merupakan salah satu fenomena alam yang tak jarang terjadi di Indonesia. Biasanya, hujan es terjadi dalam waktu singkat dan disertai badai petir atau cuaca ekstrem. Meskipun beberapa orang sudah pernah melihat hujan es, tapi masih banyak pertanyaan mengenai kenapa hujan es bisa terjadi?
ADVERTISEMENT
Hujan es biasanya tidak terlihat, karena es yang turun saat hujan ini bersamaan dengan turunnya air hujan. Hujan es juga hanya terjadi dalam beberapa saat saja, selanjutnya akan turun hujan biasa.
Kenapa Hujan Es Bisa Terjadi?
Mengutip buku Asyiknya Mengenal Bumi Kita, Diana Tri Hartati (2023:150), hujan es adalah peristiwa presipitasi, yaitu jatuhnya cairan berwujud cair maupun beku dari atmosfer ke permukaan bumi berupa bola-bola es. Lalu, kenapa hujan es bisa terjadi?
Hujan es terjadi karena kondisi atmosfer yang memungkinkan terbentuknya awan cumulonimbus atau awan badai dengan aliran udara naik atau updraft yang sangat kuat. Agar lebih memahami penyebab terjadinya hujan es, berikut ini proses terjadinya hujan es yang dapat diperhatikan.
ADVERTISEMENT
1. Pembentukan Awan Cumulonimbus
Hujan es dimulai dari terbentuknya awan cumulonimbus akibat pemanasan permukaan bumi. Udara hangat dan lembap naik cepat ke atmosfer yang lebih dingin.
Saat naik, udara mengembang dan mendingin, membentuk awan tinggi dan gelap. Awan ini sering mencapai ketinggian 10-15 km. Cumulonimbus dikenal sebagai awan badai yang memicu cuaca ekstrem.
2. Pengangkatan Udara Hangat dan Lembap
Udara hangat yang mengandung uap air naik ke atmosfer akibat konveksi. Ketika mencapai ketinggian tertentu, suhu menurun drastis sehingga uap air mengembun menjadi tetesan air.
Tetesan ini membeku karena suhu ekstrem di puncak awan. Arus udara naik (updraft) yang kuat membuat partikel es terus bergerak naik dan turun.
3. Pembekuan Tetesan Air
Di puncak awan, suhu bisa turun hingga -20°C atau lebih rendah. Tetesan air membeku membentuk kristal es, tetapi ada juga air superdingin yang tetap cair.
ADVERTISEMENT
Ketika kristal es bertumbukan dengan air superdingin, air langsung membeku. Proses ini menyebabkan es bertambah besar secara bertahap.
4. Pertumbuhan Butiran Es (Hailstone)
Butiran es terus bertumbuh melalui akumulasi tetesan air superdingin. Setiap kali bertumbukan, lapisan es baru terbentuk pada permukaan butiran.
Hal ini menghasilkan butiran es berlapis-lapis seperti lingkaran pada batang pohon. Ukurannya bervariasi, dari sekecil kacang hingga sebesar bola golf.
5. Jatuhnya Hujan Es ke Bumi
Ketika butiran es sudah terlalu berat, arus naik tak lagi mampu menahannya. Akibat gravitasi, butiran es jatuh ke bumi sebagai hujan es.
Sebagian butiran mungkin mencair jika melewati lapisan hangat. Namun, sebagian besar tetap berupa es, menyebabkan kerusakan pada permukaan yang dihantam.
Jadi, kenapa hujan es bisa terjadi? Hujan es bisa terjadi karena udara lembap dan panas di permukaan naik dengan cepat membentuk awan Cumulonimbus yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Hujan ini terjadi sangat singkat paling lama 10 menit. Namun, hujan es dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, kendaraan, dan tanaman. (BAI)