Dinamika Politik di Amerika Serikat menjelang Pemilihan Presiden 2024

Ramadhan Hidayat
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muahammadiyah Malang 2022.
Konten dari Pengguna
28 Desember 2023 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ramadhan Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bendera Amerika Serikat. Foto:pexels
Menjelang tahun 2024 mendatang akan terjadi pertarungan politik dengan diadakannya pemilihan presiden. Bukan hanya Indoensia saja namun negara-negara seperti Amerika Serikat, Meksiko, dan beberapa negara lainnya akan mengadakan kontestasi presiden pada tahun 2024. Dengan akan diadakannya pemilihan presiden, maka dinamika politik di dalam negara juga akan berubah secara signifikan.  
ADVERTISEMENT
Pemilihan presiden mengubah dinamika politik di suatu negara karena akan terjadi suatu perubahan baik itu dalam kebijakan publik yaitu dengan melihat visi misi dari bakal calon presiden. Selain itu untuk negara yang menggunakan sistem partai akan merubah dinamika internal partai dikarenakan memicu diskusi tentang arah partai ataupun strategi partai itu sendiri. 
Pemilihan presiden juga pasti tidak luput dari siapa yang akan mencalon. Dalam artian, kacamata publik akan melihat bakal calon presiden itu dari latar belakang serta apa yang mereka bawa untuk negara dan masyarakat ketika mereka terpilih nantinya.

Pengaruh Amerika Serikat di Lingkup Internasional

Amerika serikat merupakan salah satu negara besar yang akan mengadakan pemilihan presiden pada tahun 2024 setelah empat tahun lalu melakukan presiden dengan kemenangan diraih oleh Joe biden dari partai demokrat. Negara satu ini sudah tidak perlu lagi diragukan pengaruhnya di lingkup internasional. Beberapa kali keputusan dari amerika serikat sering kali terjadi pro dan kontra bagi negara negara lain. Contohnya dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika serikat memiliki hak veto yang bisa merubah keadaan internasional karena menentukan keputusan dan resolusi sepenuhnya yang diajukan oleh PBB.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, memang sangat penting untuk melihat siapa yang akan menjadi presiden Amerika Serikat nantinya. Karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, bahwasanya Amerika Serikat sangat mempunyai pengaruh yang besar terhadap keadaan internasional. Ketika nantinya terjadi konflik di antara dua blog bagian negara, Amerika Serikat sebagai salah satu pemimpin blok timur pasti tidak menutup kemungkinan jika keputusan yang diambil berlandaskan kepentingan dari mereka sendiri.
Rapat sidang dewan keamanan PBB. Foto: Reuters/Brendan McDermid/kumparanNews
Contohnya ketika perang Palestina-Israel meledak Amerika Serikat berdiri sebagai salah satu negara besar yang memihak kepada Israel walaupun setelah banyak negara yang melakukan aksinya kepada palestina baik itu dari pemerintah serta masyarakat dari masing-masing negara.
Siapa yang menjadi presiden dari Amerika Serikat nantinya itu seperti menentukan apa yang akan terjadi kedepannya di dalam lingkup internasional dan jika akan terjadi perang, seberapa besar perang itu?
ADVERTISEMENT

Joe Biden vs Donald Trump

Dilansir dari nytimes.com sudah ada beberapa nama-nama yang menjadi kandidat sebagai calon presiden Amerika Serikat pada tahun 2024 nanti. Kandidat seperti Joe Biden dari partai demokrat, Donald Trump dari partai republik, dan ada nama-nama dari independen seperti Kennedy Jr dan Cornel west juga akan ikut memasuki arena dalam merebut jabatan di gedung putih.
Joe Biden and Donald trump. Foto: I Dewa Ayu Istri Sunari Dewi/Kumparan
Jika dilihat dari nama-nama tersebut pastinya Joe biden dan Donald Trump sudah tidak asing lagi. Dikarenakan keduanya pernah menjadi presiden Amerika Serikat. Joe Biden merupakan presiden periode saat ini dan Donald Trump merupakan presiden pada periode (2017-2021).
Kedua nama ini yakni Joe Biden dan Trump merupakan kandidat yang akan bersaing panas untuk merebut jabatan sebagai presiden. Dilihat dari umur keduanya sudah dikatakan tidak berada pada umur yang produktif lagi, Joe biden (80 tahun) dan Donald Trump (77 tahun). Namun pengaruhnya di partai masing-masing, menjadikan umur hanyalah sebuah angka yang tidak bisa menghalangi mereka.
ADVERTISEMENT
Donald Trump merupakan salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan 3,1 miliar dolar Amerika. Trump adalah orang yang sangat otentik dalam mendefinisikan keasliannya. Dari cara dia berdemokrasi, menyampaikan gagasan, serta berkampanye ia melakukannya dengan bersungguh-sungguh sesuai dengan apa yang dimaksudkan dan keinginan dia sendiri, walaupun apa yang disampaikan itu tidak menyenangkan bagi orang lain. Kekuatannya di sayap kanan partai, membuat dia menjadi kandidat terkuat dibanding nama-nama lainnya seperti DeSantis dan Haley.
Halangan Trump adalah pada persepsi masyarakat yang akan merubah cara pandang terhadap Donald Trump ini. Dikarenakan pada tahun ini dia menerima dakwaan atas empat kasus kriminal terpisah. Selain itu sifat otentik Trump juga bisa menjadi kekurangan, yang mana terkadang Trump menyampaikan pernyataan yang bisa berpotensi menimbulkan kebencian yang berasal kelompok-kelompok gerakan masyarakat seperti orang-orang kulit hitam ataupun feminisme.
ADVERTISEMENT
 Jika dilihat dari sudut pandang moral, Trump harus mundur terlebih dahulu. Donald Trump adalah seorang yang konservatif. Hal itu ditunjukan ketika aksi Trump pada 6 Januari 2021 oleh para pendukung dari Trump yang menyerbu kongres Amerika Serikat dalam aksi keras yang mematikan.
Sementara dari Joe Biden mengatakan dia akan mencalonkan diri lagi pada pemilu 2024. Karena ia beranggapan hanya dia dari partai demokrat yang mampu menyaingi seorang Donald Trump. Nampaknya Joe biden memiliki sentimen kepada Donald Trump karena ia mengatakan “Saya tidak akan mencalonkan diri, jika Trump tidak mencalonkan diri” dilansir dari cnnindonesia.com. Dari pernyataan tersebut kita dapat mengetahui bahwa alasan Joe Biden melanjutkan jabatan hanya untuk menghentikan Trump menjabat sebagai presiden pada periode yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari jabatannya selama 4 tahun, Joe Biden sudah tidak memiliki kekuatan yang lebih untuk menjadi presiden Amerika Serikat selanjutnya. Kesalahan-kesalahan yang dilakukannya membuat beberapa masyarakat enggan memilihnya lagi. Mulai dari dukungannya kepada israel terkait agresi ke palestina. Selain itu juga banyak lagi kesalahan-kesalahan agresi yang dilakukan pada masa periode Joe Biden seperti di Afghanistan dan Ukraina. 
Masyarakat Amerika Serikat. Foto: KumparanNews
Tapi dari masyarakat Amerika sendiri masih banyak juga yang mendukung Joe Biden untuk maju lagi pada periode selanjutnya dikarenakan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya masih relevan dengan masalah internal Amerika seperti Aborsi, penggunaan senjata api, dan lain-lain.
Kalau dari kebijakan Trump sendiri dia lebih mengacu ke kebijakan ekonomi Amerika Serikat seperti salah satu contohnya pembatasan perdagangan ke Cina dan juga ada masalah internal yaitu pembatasan imigran yang merupakan isu keresahan masyarakat Amerika Serikat.  Beberapa dari warga Amerika Serikat melihat Trump layaknya sebuah pemimpin perusahaan yang karena kebijakannya, membuat Amerika mampu menjadi negara dengan ekonomi terkuat di dunia.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat keduanya memiliki umur yang rentan dikatakan tua. Oleh karena itu muncul keraguan bagi beberapa masyarakat Amerika Serikat khususnya kalangan para pemuda. Kekhawatiran mereka yakni pada kesehatan serta mental dari kedua orang yang pernah menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ini. Apakah keduanya masih bisa untuk mengatasi negara sebesar Amerika Serikat dalam empat tahun kedepan?
Salah satu mahasiswa bernama Lily O’Korn-Hughesyang merupakan mahasiswa jurusan kimia mengatakan terkait masalah usia yang menjadi perhatian utama. Dia melihat Biden tidak dapat mewakili rakyat dan demografi sekarang ini. Beberapa mahasiswa lainnya dilansir dari voaindoenesia.com berpendapat bahwa mereka menginginkan jika adanya kandidat yang lebih muda dibanding Trump ataupun Joe Biden kedepannya.

Seberapa besar peluang kandidat yang lain?

Selain Joe Biden dan Donald Trump ada nama-nama lain seperti Gabin Newsom yang merupakan mantan gubernur California, Niki Halley mantan gubernur Carolina yang juga merupakan kandidat satu partai dengan trump yakni partai Republik, selain itu ada nama Robert Kennedy Jr. yang mau kalah walaupun dia telah memisahkan diri dari partai demokrat dikarenakan tertinggal jauh dibelakang Joe Biden dalam jajak pendapat nasional.
ADVERTISEMENT
Nama-nama tersebut tidak bisa dipungkiri memecah belah suara dari kandidat Trump dan Biden. Dikarenakan kinerja di negara bagian yang pernah dipimpin oleh mereka akan memungkinkan berpihak kepada orang-orang ini. Selain itu juga faktor usia juga mereka lebih diunggulkan jika dibanding kandidat Trump dan biden. Tetapi kekuatan dan pengaruh mereka masih jauh dibawah kedua kandidat tua yakni Trump dan biden.
Dilansir floridabet.com trump memiliki persentase suara sebanyak 44% diatas Joe Biden 31%, Gavin Newsom 15% dan kandidat lainnya dibawah 10%.  Bisa dilihat dari data tersebut bahwasanya isu usia belum terlalu ramai dipermasalahkan oleh masyarakat Amerika Serikat. Memang sudah dijelaskan sebelumnya mereka ada beberapa kesalahan pada saat masa kepemimpinan mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tapi dibalik itu pastinya ada kelebihan juga entah itu dari segi pengalaman, kinerja, ataupun kebijakan yang dibawa mereka sehingga membuat masyarkat harus mempertimbangkan ketika memilih dari kedua orang yang pernah menjadi Presiden Amerika serikat ini.

Siapa yang akan dipilih Amerika?

Kembali lagi tergantung dari sudut pandang masyarakat Amerika masing-masing jika dilihat trump memang cocok jika masyarakat menginginkan ekonomi yang sejahtera. Apalagi dengan slogannya yaitu “Make America Great Again” seakan-akan cara Trump untuk menghipnotis orang agar memilihnya lagi. Tetapi mereka harus siap dengan sifat Trump yang otentik, kurang lebih dia layak disebut sebagai diktator secara halus.
Disisi lain biden berusaha meyakinkan diri bahwa dia akan bisa mengalahkan Trump untuk merebut jabatan di gedung putih pada 2024 nanti. Fokusnya dia kepada isu ataupun masalah di dalam negeri dengan menciptakan sebuah kebijakan. Keduanya bersikap offensive dengan menyerang kelemahan satu sama lain antara Biden dan Trump.
ADVERTISEMENT
Nama-nama mantan gubernur negara bagian juga bisa memanfaatkan situasi ini untuk berkampanye dengan masyarakat. Tanpa harus menyerang Biden dan Trump karena bisa menimbulkan boomerang bagi mereka. Mereka bisa dilihat sebagai sebuah warna yang baru ketika Amerika Serikat dipimpin oleh orang yang baru ataupun muda.
Bisa jadi masyarakat yang tidak suka kepada Biden dan trump nama-nama yang lain akan menjadi sebuah opsi untuk dipilih. Amerika Serikat harus berhati-hati dalam memilih pemimpin selanjutnya.
Dikarenakan pemimpin selanjutnya yang akan menentukan semua keputusan yang akan diambil oleh negara nomor satu di dunia ini. Terlepas dari masalah internal sendiri memang itu sebuah menjadi acuan pertama bagi siapa pemimpin nantinya. Apalagi situasi internasional saat ini yang sangat kompleks membuat Amerika harus bisa menjaga pengaruhnya yang besar.
ADVERTISEMENT