Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Infografis: Riwayat Hubungan Arab Saudi dan Qatar
6 Juni 2017 13:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Qatar, negara kecil di sisi Teluk Persia ini tengah menghadapi krisis diplomatik setelah "dimusuhi" oleh sekutu Arab Saudi .
ADVERTISEMENT
Arab Saudi bersama Yaman, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Libya, dan Maladewa memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Sebelum putus hubungan yang dipicu oleh berita palsu, sebenarnya Qatar-Saudi telah mengalami panas dingin sejak dua dekade lalu.
Pada 1995, Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani melakukan kudeta damai terhadap ayahnya, Emir Khalifa bin Hamad yang merupakan penguasa kesayangan Arab Saudi dan Mesir.
Setelah Hamad bin Khalifa naik takhta, banyak kebijakan luar negeri Qatar yang berseberangan dengan Arab Saudi dan kawan-kawan. Salah satunya, kedekatan Qatar dengan Iran, yang merupakan rival Arab Saudi.
[Baca juga: Iran, Biang Keladi Putusnya Hubungan Saudi-Qatar ]
ADVERTISEMENT
Arab Saudi pun sempat merajuk.
Pada Maret 2014, Arab Saudi menarik duta besarnya dari Qatar setelah kebijakan Qatar untuk menerima eksil Ikhwanul Muslimin dan kerja samanya dengan Iran semakin meningkat.
Arab Saudi tak sendiri. Ia mengajak serta Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk menekan Qatar. Namun setelah 8 bulan hubungan negara-negara yang tergabung Gulf Cooperation Council/GCC (Dewan Kerja Sama Teluk) itu regang, situasi akhirnya membaik.
Namun, kini Qatar kembali dimusuhi. Bukan hanya oleh tiga negara, tapi tujuh negara.
Keretakan hubungan ini membuat Qatar menghadapi berbagai krisis, mulai dari penerbangan dan pariwisata, infrastruktur terlebih jelang Piala Dunia 2022, sampai ancaman stabilitas pangan.
[Baca juga: Qatar vs Saudi: Semua yang Perlu Anda Tahu ]
ADVERTISEMENT