Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Minuman Manis yang Bervariasi serta Kontroversi
9 Desember 2022 7:10 WIB
Diperbarui 29 Desember 2022 10:14 WIB
Tulisan dari Sahla Nurafifa Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Minum merupakan aktivitas yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Sejak zaman dahulu hingga sekarang banyak anak-anak, remaja, sampai orang dewasa yang menyukai minuman manis. Minuman manis merupakan sesuatu yang dapat dikonsumsi, berbentuk cair sesuai wadah yang menampungnya, memiliki rasa serta aroma yang enak dan berfungsi untuk menghilangkan rasa haus.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan ini banyak bermunculan kedai yang menjual berbagai macam minuman manis, baik yang dingin maupun yang hangat. Kedai minuman yang beraneka ragam muncul dan tersebar hampir di seluruh penjuru dunia khususnya di Indonesia. Di Indonesia sudah banyak kedai minuman manis yang tersedia di setiap sudut daerah.
Mereka menjual minuman dari olahan kopi, teh, coklat hingga lahirnya minuman-minuman yang bervariasi seperti Chizu Red Velvet, Boba Brown Sugar dll. Ada masyarakat yang mendukung kemunculan minuman manis yang bervariasi ini, dan ada pula masyarakat yang menentang akan kemunculannya.
Banyak masyarakat khususnya anak muda yang mendukung kemunculan minuman manis yang bervariasi ini. Mereka menyukai minuman manis dikarenakan dapat membuat perasaan seseorang menjadi lebih baik, dan juga minuman manis yang dingin nikmat dikonsumsi pada saat matahari sedang bersinar terik ataupun pada saat berbincang santai dengan teman.
ADVERTISEMENT
Adapun kemunculan minuman manis yang bervariasi ini menghasilkan kontradiksi bagi sebagian masyarakat, sebagian masyarakat berpikir meskipun minuman tersebut nikmat untuk dikonsumsi, tetapi minuman-minuman tersebut tidak baik untuk dikonsumsi dalam jangka pendek dan berlebihan. Masyarakat berpikir demikian dikarenakan minuman tersebut mengandung kadar gula tinggi yang tidak baik untuk kesehatan, dan juga minuman tersebut tidak memiliki banyak nutrisi serta manfaat apabila dikonsumsi.
Keresahan masyarakat akan minuman manis ini diperkuat dengan adanya peringatan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan kepada masyarakat bahwa minuman gula berpotensi menimbulkan penyakit diabetes, dan dari diabetes bisa menyebabkan timbulnya penyakit lain seperti penyakit jantung hingga ginjal. Hal ini diperingatkan agar masyarakat tidak terlalu sering mengonsumsi minuman manis yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Diabetes Investigation telah menemukan bahwa orang yang secara teratur minum minuman manis memiliki risiko sekitar 25 persen lebih besar untuk terkena diabetes tipe 2 (Fadli, 2021). Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling sering terjadi. Diabetes tipe 2 adalah kondisi dimana kadar gula darah melebihi nilai normal akibat hormon yang membantu gula masuk ke dalam sel tubuh untuk diubah menjadi energi (resistensi insulin).
Sekarang ini banyak anak-anak yang sudah menderita penyakit diabetes, salah satu penyebabnya adalah sering mengonsumsi minuman manis. Diabetes yang diderita oleh anak-anak merupakan diabetes tipe 1. Diabetes tipe 1 terjadi akibat kelainan autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh anak merusak atau menghancurkan pankreasnya sendiri, sehingga fungsi pankreas menjadi terganggu (Adrian, 2020).
ADVERTISEMENT
Minuman manis juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan seseorang menjadi lebih signifikan atau biasa dikenal dengan obesitas. Minuman manis dapat membuat obesitas dikarenakan minuman manis hanya dapat menambah asupan kalori saja tanpa dapat mengenyangkan perut. Hal ini kemudian membuatnya ingin meminum lebih banyak lagi, sehingga tanpa disadari asupan kalori yang dikonsumsi sudah berlebihan.
Gula yang terkandung dalam minuman manis dapat menambah asupan kalori. Konsumsi gula akan lebih baik jika dikurangi mengingat gula merupakan kalori kosong. Gula yang ditambahkan ke dalam minuman umumnya hanya akan menambah jumlah kalori pada produk tersebut, namun kurang atau tidak menyediakan nutrisi esensial (Sundana et al. 2022).
Menurut penelitian Mount Alvernia Hospital Singapore, minuman kekinian yang beredar saat ini memiliki kadar gula tinggi yang berkisar antara 8-10 sendok teh. Para penjual minuman manis saat ini melampaui anjuran mengonsumsi gula yang dianjurkan oleh Kemenkes yakni anjuran konsumsi gula per orang dan per hari adalah 10 persen dari total energi (200 kkal) atau setara dengan gula 4 sendok makan (Permenkes Nomor 30 Tahun 2013).
ADVERTISEMENT
Saya ingin mengaitkan kasus yang viral pada saat itu tentang kedai penjual minuman manis. Ada salah satu masyarakat yang ingin mencoba menu viral di media sosial, setelah membeli dan mencobanya ia mengatakan bahwa minuman tersebut sangatlah manis, ia menganalogikan seperti meminum 3 kilogram gula. Banyak masyarakat yang setuju dengan pendapat salah satu masyarakat itu. Setelah melalui beberapa blunder akhirnya pihak penjual minuman manis tersebut meminta maaf dan memastikan akan menakar gula sesuai anjuran.
Sebagai penulis dan penikmat minuman manis saya mengetahui bahwa minuman manis amat sangat nikmat dikonsumsi dalam jangka pendek, akan tetapi di dalam minuman manis ini mengandung berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan tubuh, bahkan lebih parahnya dapat menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengajak para pembaca supaya lebih memperhatikan kesehatan tubuh, dengan mengurangi mengonsumsi minuman manis dan mulailah dengan pola hidup yang sehat, mengonsumsi minuman dan makanan yang sehat, istirahat yang baik, serta olahraga yang cukup. Dengan begitu penyakit tidak akan mendekat dan hinggap di tubuh kita.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Kevin. (2020). Diabetes pada Anak: Penyebab, Risiko, dan Gejala. Diunduh pada 1 Desember 2022, dari https://www.alodokter.com/diabetes-pada-anak-penyebab-risiko-dan-gejala
Fadli, Rizal. (2021). Penjelasan Konsumsi Gula Bisa Sebabkan Diabetes. Diunduh pada 1 Desember 2022, dari https://www.halodoc.com/artikel/penjelasan-konsumsi-gula-bisa-sebabkan-diabetes
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Berapa anjuran konsumsi Gula, Garam, dan Lemak per harinya?. Diunduh pada 1 Desember 2022, dari https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/31/berapa-anjuran-konsumsi-gula-garam-dan-lemak-per-harinya
Sundana, Michael Jonathan dan Simanjuntak, Samuel Maju. (2022). Adiksi Gula: Bagaimana Pandangan Dan Pengalaman Masyarakat Indonesia Mengenai Kebiasaan Mengonsumsi Gula Yang Berlebih? Sebuah Studi Kualitatif Fenomenologi. Journals of Ners Community, 13(6), 687-696.
Live Update