Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Alasan Konflik Sosial Dapat Tumbuh di Dalam Masyarakat
20 Januari 2025 19:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketegangan antara individu atau kelompok yang memiliki perbedaan akhirnya berakhir pada konflik. Oleh karena itu, penting untuk memahami alasan konflik sosial dapat tumbuh di dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mengutip Jurnal JIME, Mustamin, (2016: 186), konflik sosial merupakan perbedaan pikiran, pandangan serta kepentingan seorang individu maupun kelompok dalam setiap tindakan sosial yang dilakukannya.
Alasan Konflik Sosial Dapat Tumbuh di Dalam Masyarakat
Ketika konflik tidak ditangani dengan bijak, ia dapat tumbuh dan berkembang, mengganggu stabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah alasan mengapa konflik sosial dapat tumbuh di dalam masyarakat .
1. Perbedaan Pendapat
Konflik Sosial sering kali muncul akibat adanya perbedaan pendapat yang berakar pada latar belakang individu atau kelompok yang berbeda. Ketika perbedaan ini saling berbenturan, potensi terjadinya konflik akan meningkat.
Konflik sosial juga dapat tumbuh ketika perbedaan pendapat tidak dikelola dengan baik melalui dialog atau meditasi. Ketegangan ini semakin diperparah oleh emosi yang dapat menyebabkan pihak-pihak yang terlibat sulit menerima solusi.
ADVERTISEMENT
2. Perbedaan Kepentingan
Setiap individu dan kelompok memiliki kebutuhan, tujuan, dan kepentingan yang berbeda. Ketika kepentingan ini bertabrakan, konflik mudah muncul, terutama jika salah satu pihak merasa dirugikan atau tidak mendapatkan haknya.
3. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial sering membuat kelompok yang kurang beruntung merasa terpinggirkan dan tidak mendapatkan hak yang sama. Ketika kesenjangan ini dibiarkan, muncul potensi konflik, baik dalam bentuk protes maulun kerusuhan.
4. Perbedaan Budaya dan Kepercayaan
Setiap kelompok memiliki nilai, norma, dan tradisi yang dianggap benar, sehingga terkadang muncul sikap etnosentrisme, yakni menganggap budaya atau kepercayaan sendiri lebih unggul dibandingkan budaya lain.
Kurangnya pemahaman terhadap hal ini dapat memunculkan prasangka yang berujung pada konflik. Selain itu, perbedaan dalam praktik keagamaan juga dapat menjadi pemicu, terutama jika salah satu kelompok merasa keyakinannya diabaikan.
ADVERTISEMENT
5. Tidak Dapat Menerima Perubahan Sosial
Perubahan yang terjadi, seperti modernisasi, sering membawa pergeseran nilai, budaya, dan struktur sosial. Kelompok yang merasa kehilangan identitas atau stabilitas akibat perubahan ini cenderung menolaknya, sehingga memicu resistensi dan konflik
6. Penyebaran Informasi yang Salah
Di era digital, berita palsu atau hoaks dapat dengan cepat menyulut emosi masyarakat. Hoaks sering kali digunakan untuk memanipulasi opini publik, memperkuat stereotip, atau menyebarkan kebencian, sehingga memicu konflik.
Demikianlah alasan konflik sosial dapat tumbuh di dalam masyarakat. Dengan memahami alasan di atas, masyarakat dapat mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik sosial tanpa merugikan salah satu pihak. (Nabila)