Konten dari Pengguna

Sejarah Pembangunan Masjid Nabawi yang Menjadi Pusat Ibadah Islam Terbesar Kedua

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
8 Februari 2025 18:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah pembangunan Masjid Nabawi. Foto: Pexels.com/Aamir Nazir
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah pembangunan Masjid Nabawi. Foto: Pexels.com/Aamir Nazir
ADVERTISEMENT
Sejarah pembangunan Masjid Nabawi memiliki makna penting dalam perjalanan Islam.
ADVERTISEMENT
Masjid ini menjadi pusat kehidupan umat Muslim sejak zaman Rasulullah saw. Proses pembangunannya mencerminkan nilai kebersamaan, keteladanan, dan kesederhanaan.

Sejarah Pembangunan Masjid Nabawi

Ilustrasi sejarah pembangunan Masjid Nabawi. Foto: Pexels.com/Mohammed Zayed
Dikutip dari bpkh.go.id, sejarah pembangunan Masjid Nabawi diawali setelah Rasulullah saw tiba di Madinah.
Pemilihan lokasi masjid tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan berdasarkan petunjuk oleh unta tunggangan beliau.
Tempat tersebut merupakan sebidang tanah yang dimiliki oleh dua anak yatim dari Bani Najjar, yaitu Suhail dan Sahl.
Kedua anak yatim tersebut, yang berada dalam asuhan sahabat Rasulullah bernama As’ad bin Zurarah, menawarkan tanah itu secara cuma-cuma sebagai bentuk penghormatan.
Namun, Rasulullah tidak mau menerimanya secara gratis. Rasulullah bersikeras membeli tanah tersebut dengan harga yang sesuai.
Sikap ini mencerminkan prinsip keadilan yang selalu beliau pegang, yaitu tidak mengambil hak milik orang lain tanpa imbalan yang sah.
ADVERTISEMENT
Setelah pembelian diselesaikan, tempat tersebut segera dipersiapkan untuk pembangunan masjid yang akan menjadi pusat kegiatan ibadah dan kehidupan umat Islam di Madinah.
Pembangunan masjid dilakukan dengan melibatkan kaum Muhajirin dan Anshar. Seluruh umat Islam berpartisipasi dalam proses ini, bekerja bersama tanpa membedakan status sosial atau asal-usul mereka.
Rasulullah sendiri turut mengangkat batu, mengangkut tanah, dan membantu pekerjaan lainnya, menunjukkan teladan kepemimpinan yang membaur dengan umat.
Semangat kebersamaan dan gotong-royong dalam pembangunan ini semakin mempererat hubungan antara kaum Muhajirin yang berasal dari Makkah dan kaum Anshar yang merupakan penduduk asli Madinah.
Bangunan awal Masjid Nabawi dibuat dengan sangat sederhana. Dindingnya terbuat dari bata tanah liat yang dikeringkan, sedangkan atapnya menggunakan pelepah kurma yang ditopang oleh batang pohon kurma sebagai tiang.
ADVERTISEMENT
Lantainya dibiarkan berupa tanah alami tanpa lapisan tambahan. Masjid ini juga tidak memiliki ornamen atau dekorasi mewah, karena difokuskan sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat Islam.
Selain digunakan untuk shalat, Masjid Nabawi juga berfungsi sebagai tempat berkumpulnya umat Islam untuk bermusyawarah, belajar ilmu agama, dan menyelesaikan berbagai persoalan sosial.
Rasulullah sering mengadakan pertemuan dengan para sahabat di masjid ini untuk membahas berbagai strategi dakwah, hukum Islam, serta keputusan-keputusan penting yang menyangkut umat Islam secara keseluruhan.
Masjid ini juga menjadi tempat berlindung bagi para sahabat yang tidak memiliki tempat tinggal, dikenal sebagai ahlus suffah, yang menetap di serambi masjid dan mendapatkan bimbingan langsung dari Rasulullah.
Di sekitar masjid, Rasulullah juga membangun kamar-kamar untuk tempat tinggal istri-istrinya. Kamar-kamar ini dibuat dari bahan sederhana seperti tanah liat, batu, dan pelepah kurma.
ADVERTISEMENT
Kamar-kamar tersebut berukuran kecil dan tanpa perabotan mewah, mencerminkan kesederhanaan kehidupan Rasulullah yang jauh dari kemewahan meskipun beliau adalah seorang pemimpin besar.
Kehidupan sederhana ini menjadi contoh bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan dengan penuh kesyukuran dan mengutamakan akhirat daripada kemewahan dunia.
Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah umat Islam, Masjid Nabawi mengalami berbagai renovasi dan perluasan.
Setelah Rasulullah wafat, para khalifah dan pemimpin Islam selanjutnya terus memperbesar dan memperindah masjid ini.
Meski telah mengalami banyak perubahan, semangat awal pembangunan dan sejarah Masjid Nabawi tetap hidup hingga kini, menjadi pusat spiritual dan tempat ziarah jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia. (Khoirul)
ADVERTISEMENT