Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Gong Si Bolong Depok: Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
7 Mei 2025 14:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Seputar Jabar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah Gong Si Bolong Depok sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia menarik untuk ditelusuri. Nama ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tetapi alat musik tersebut menyimpan cerita panjang tentang identitas masyarakat Depok.
ADVERTISEMENT
Gong Si Bolong merupakan seni gamelan khas dari Kota Depok yang biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukan kesenian tradisional, seperti wayang kulit Betawi, jaipong, hingga tari tayub.
Sejarah Gong Si Bolong Depok
Mengutip dari laman kebudayaan.kemendikbud.go.id, nama Gong Si Bolong sering kali diidentikkan dengan sosok astral atau tidak terlihat yang dapat mengabulkan permintaan dan permohonan seseorang. Penamaanya sendiri terinspirasi dari ketidakadaan pencon atau bejolan di bagian tengahnya.
Sejarah Gong Si Bolong Depok ini dimulai dari penemuannya oleh salah satu masyarakat bernama Jimin sekitar tahun 1750 M. Pada saat itu, Jimin mencari sumber suara gamelan yang ia dengar pada malam hari.
Sumber suara tersebut rupanya berasal dari seperangkat alat gamelan beserta gendang dan gong berlubang dengan diameter sekitar 10 cm. Jimin kemudian membawa tiga instrumen, yaitu gong, gendang, dan bende.
ADVERTISEMENT
Instrumen tersebut diwariskan kepada pewaris atau penerus selanjutnya, yaitu Sanim-Galuh-Saning-H. Bahrudin-Kamsa-Buang Jayadi agar tidak ditelan oleh zaman.
Mengenal Gong Si Bolong Depok yang Menjadi Warisan Budaya Tak Benda di Indonesia
Gong Si Bolong biasanya digunakan untuk mengiringi pertunjukan tradisional, seperti tari tayub, tari jaipong, dan wayang kulit khas Betawi. Alat musik tradisional ini merupakan peraduan dari musik gamelan Sunda, gamelan Betawi, Cina, dan Melayu.
Sementara itu, instrumennya terdiri dari beberapa waditra, yaitu satu set gendang, set kenong, dua set saron, satu set keromong, set kedemung, set kenong, set terompat, set gong, rebab, dan gambang.
Dalam keanggotannya, Gong Si Bolong dibagi dalam dua kelompok berdasarkan gender, pihak laki-laki berperan sebagai pemain instrument, sedangkan pihak perempuan berperan sebagai sinden dan penari tayuban.
ADVERTISEMENT
Demikian informasi mengenai sejarah Gong Si Bolong Depok sebagai salah satu warisan budaya yang harus senantiasa dilestarikan. Musik tradisional ini tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga jati diri masyarakat Depok. (AIN)