Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Memperbaiki Alasan Membaca Buku
29 Agustus 2024 19:02 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Shonanar Rohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring semakin majunya pemikiran manusia, dewasa ini banyak lahir penulis yang berkualitas. Hal itu nyatanya berdampak baik karena mereka mampu menciptakan buku-buku yang memiliki nilai kualitas tinggi, baik dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi. Tidak hanya berhenti sampai di situ saja, ini rupanya juga berpengaruh kepada masyarakat secara luas. Buku yang berkulitas baik bila dibaca oleh masyarakat membuatnya keluar dari kungkungan kebodohan sehingga SDM pun bisa naik level.
ADVERTISEMENT
Demi terciptanya kebaikan pada masyarakat melalui buku bacaan salah satu langkah yang mesti diperhatikan ialah senantiasa meningkatkan minat baca masyarakat. Badan Pusat Statistik pada tahun 2022 melaporkan bahwa indeks minat baca masyarakat Indonesia mencapai angka 59,52 dari 100. Angka ini menunjukkan tingkat minat baca yang sedang. Walaupun belum optimal, minat baca masyarakat Indonesia berada pada tren yang positif karena mengalami kenaikan dari angka 55,74 pada tahun 2020.
Meningkatkan minat baca realitanya memang bukan perkara mudah. Akan tetapi tetap selalu ada kemungkinan hal itu akan terwujud. Oleh sebab itu sebaiknya perlu untuk kembali melirik hal mendasar dalam membaca buku agar nantinya dapat dijadikan formula lanjutan untuk membuat rencana strategis yang jauh lebih masif dan tepat sasaran. Hal mendasar yang dimaksud adalah alasan dalam membaca buku.
ADVERTISEMENT
Siapapun pasti sudah tahu bahwa alasan umum mengapa seseorang membaca buku ialah ingin mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan, dan juga penyegaran emosi. Sebenarnya, alasan membaca buku yang demikian tidaklah salah, sah-sah saja jika masih ada orang yang ingin memperoleh ilmu dengan cara membaca buku. Namun, jika ditelaah dengan baik-baik, alasan seperti itu sudah benar-benar klasik dan perlu untuk diperbaiki.
Ada perumpamaan yang bisa menggambarkan pernyataan tersebut di atas dengan baik. Alasan membaca buku agar memperoleh ilmu dan wawasan agaknya seperti orang yang berolahraga dengan pergi ke tempat gym atau sarana olahraga beralasan ingin badannya sehat dan bugar. Yang sebenarnya adalah tanpa menjadikan sehat dan bugar sebagai alasan, pada dasarnya orang tersebut sudah secara otomatis mendapatkan kesehatan dan kebugaran yang ia inginkan asalkan rutin berolahraga dan menjalankan program latihan dengan baik dan benar. Jadi untuk apa lagi menjadikan sehat dan bugar sebagai alasan? Sungguh tidak beresensi.
ADVERTISEMENT
Jika memang mesti digali kebenarannya, mayoritas orang berolahraga ke tempat gym adalah karena menginginkan bentuk badan yang jauh lebih bagus, terbentuk dan berotot pastinya. Di samping itu, ia berharap mendapatkan bentuk badan yang demikian karena ingin disanjung oleh orang lain. Ibarat kata memberi makan rasa ke-aku-annya sehingga kebanggaan diri jadi lebih tinggi. Bukankah alasan seperti itu jauh lebih nyata dan realistis pada benak seseorang di zaman sekarang?
Membaca buku pun kondisinya tidak jauh berbeda. Mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan sudah menjadi kepastian yang didapatkan jikalau seseorang membaca buku secara rutin dan mampu memahami muatan isinya dengan baik. Buku dan ilmu sudah satu paket, satu-kesatuan yang tidak mungkin terpisahkan. Maka sebaiknya penekanan alasannya tidak perlu lagi tentang ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Pendekatan Masalah untuk Membentuk Alasan Membaca Buku
Perbaikan alasan membaca buku agar minat baca bisa lebih meningkat adalah bisa melalui pendekatan masalah, khususnya pada orang dewasa. "Bacalah buku agar bisa menyelesaikan masalah yang ada di tempat kerja atau di kehidupan sosial sehari-hari, bacalah buku agar bisa memiliki relasi yang jauh lebih luas sehingga kesempatan baik bisa selalu menyertai, bacalah buku agar selalu dekat dengan Maha Pemilik Ilmu, atau bacalah buku agar bisa menyejahterakan banyak orang." Contoh tersebut barangkali bisa digunakan sebagai alasan yang lebih nyata dan realistis, lantas kemudian secara serentak, masif dan berulang dipropagandakan ke khalayak umum supaya bisa segera melekat di dalam pikiran dan hati mereka.
Penggunaan pendekatan masalah pada orang dewasa tentu saja sangat efektif. Ini karena orang dewasa cenderung menggerakkan dirinya untuk belajar dan melakukan suatu hal jika ia merasa hal tersebut bisa menyelesaikan masalahnya. Orang dewasa itu mengharapkan hidup yang enak, jadi jika ada masalah ia pasti ingin segera menyelesaikannya. Oleh karena itu, mengapa tidak dimanfaatkan saja fitrah orang dewasa seperti itu? Maka menerapkan hal ini untuk peningkatan minat baca bukan barang yang mustahil lagi.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, untuk meraih kondisi dimana kualitas masyarakat Indonesia itu baik perlu dengan serius mendorong masyarakat memiliki minat baca yang tinggi. Pertama-tama, alasan mendasar dalam membaca buku baiknya segera dibenahi yang awalnya hanya sebatas memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan menjadi sesuatu yang lebih konkret di zaman sekarang atau lekat dengan masalah yang sedang dialami. Contoh sederhananya ialah membaca buku agar bisa mengakhiri permasalahan di lingkungan kerja atau sosial seseorang.