Konten dari Pengguna

Makanan Ini Sering Dikonsumsi, Berikut Fenomena Kimia Yang Terjadi!

Theresia Juvita
Saya adalah mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dari jurusan Teknologi Pangan dengan minat besar dalam bidang teknologi, pengolahan pangan dsb. Saat ini, saya aktif dalam berbagai kegiatan organisasi yang memperkuat keterampilan saya.
11 Oktober 2024 13:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Theresia Juvita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kredit foto : Theresia juvita/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kredit foto : Theresia juvita/kumparan

Apa Itu Mie Instan?

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mie instan merupakan salah satu makanan cepat saji yang populer di seluruh dunia karena kepraktisannya. Namun, di balik kelezatan dan kemudahan penyajiannya, terdapat berbagai proses kimia yang penting dalam menghasilkan produk yang tahan lama, lezat, dan memiliki tekstur yang khas.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa fenomena kimia yang terjadi selama proses pembuatan dan konsumsi mie instan.
1. Gelatinisasi Pati
Salah satu komponen utama mie instan adalah tepung terigu yang kaya akan pati. Saat mie dimasak dengan air panas, molekul pati menyerap air dan membengkak, melalui proses yang disebut gelatinisasi. Proses ini membuat tekstur mie menjadi lebih lembut dan kenyal, memberikan sensasi yang menyenangkan saat dikonsumsi.
2. Reaksi Maillard
Pada tahap penggorengan (untuk mie goreng) atau pemanggangan, terjadi reaksi Maillard, yaitu reaksi antara gula dan asam amino pada suhu tinggi. Reaksi ini menghasilkan warna coklat keemasan dan aroma khas yang memberikan rasa lebih kuat pada mie. Selain meningkatkan daya tarik visual, reaksi Maillard juga berperan besar dalam membentuk rasa yang lebih kompleks dan gurih.
ADVERTISEMENT
3. Hidrasi dan Dehidrasi
Proses produksi mie instan melibatkan pengeringan, baik dengan penggorengan maupun pengeringan udara. Proses ini menghilangkan air dari mie, memperpanjang umur simpannya. Ketika mie dimasak kembali, proses hidrasi terjadi di mana mie menyerap air dan kembali ke tekstur semula. Proses ini memastikan mie tetap kenyal dan lezat setelah direbus.
4. Penggunaan Pengawet
Untuk menjaga agar mie instan tetap aman dikonsumsi dalam jangka waktu lama, bahan pengawet seperti natrium benzoat sering digunakan. Pengawet ini mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak produk, memastikan kualitas dan keamanannya tetap terjaga meskipun disimpan lama.
5. Monosodium Glutamat (MSG)
MSG adalah bahan umum dalam bumbu mie instan yang berfungsi sebagai penambah rasa. Secara kimiawi, MSG bekerja dengan merangsang reseptor rasa umami di lidah, yang menciptakan sensasi rasa gurih yang lebih kuat dan nikmat. Rasa ini menjadi ciri khas yang membuat mie instan begitu digemari.
ADVERTISEMENT
6. Oksidasi Lemak
Pada mie instan yang digoreng, terdapat risiko oksidasi lemak jika disimpan terlalu lama atau dalam kondisi tidak ideal. Oksidasi ini dapat menghasilkan senyawa peroksida yang menyebabkan rasa tengik, sehingga penting untuk menyimpan mie instan di tempat yang sejuk dan kering.
Kesimpulan
Proses kimia yang terjadi pada mie instan, mulai dari gelatinisasi hingga reaksi Maillard, memainkan peran penting dalam menciptakan produk yang lezat dan tahan lama. Penggunaan bahan tambahan seperti MSG dan pengawet juga memastikan rasa dan keamanan mie instan tetap optimal. Dengan memperhatikan fenomena kimia yang terjadi pada saat proses pembuatan dapat memastikan mie instan memiliki kualitas yang baik.