Anak yang Tega Jual Isi Rumah di Bantul Ternyata Sering Pukuli Ibunya

Konten Media Partner
11 Februari 2022 14:57 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dwi Rahyu Saputro, anak yang tega jual isi rumah ibunya di Bantul saat diamankan polisi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Dwi Rahyu Saputro, anak yang tega jual isi rumah ibunya di Bantul saat diamankan polisi. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Dwi Rahayu Saputro (24) pemuda asal Padukuhan Paten, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul terus berulah meski belum lama bebas dari proses hukum. Pemuda ini kembali menjual perabotan rumah tangga milik ibunya, Paliyem (53).
ADVERTISEMENT
Asmawati, tetangga yang juga istri ketua RT tempat Dwi dan ibunya tinggal mengaku jengah dengan ulah Dwi. Dwi diketahui kembali menjual perabot rumah tangga milik ibunya. Padahal, perabot-perabot tersebut merupakan bantuan dari para dermawan.
"Kan perabot ibunya habis sampai genteng mau dijual kemarin. Terus ada donatur yang perduli dan memberi bantuan Bu Pali (Paliyem)," tutur dia, Jumat (11/2/2022).
Tak hanya tega menjual semua milik ibunya, Dwi juga suka main tangan terhadap Paliyem. Ketika keinginan tidak dipenuhi ibunya, Dwi langsung menganiaya Paliyem. Paliyem sering melarikan diri ke rumah tetangganya ketika Dwi berulah.
Asma, panggilan wanita ini melanjutkan, beberapa hari yang lalu, Dwi bersama Paliyem datang ke rumahnya bermaksud meminjam uang Rp 700 ribu. Alasannya untuk membayar uang muka kredit sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Paliyem bermaksud meminjam uang dengan jaminan almari yang hendak dijual tersebut. Namun suaminya enggan meminjamkan uang karena tahu lemari tersebut baru saja diambil dari Polsek Pundong untuk barang bukti.
"Karena suami saya tidak memberi pinjaman. Dwi memarahi ibunya bahkan rela memukul, namun suami saya melerainya," kata dia.
Keduanya lantas pulang, dan nampaknya aksi penganiayaan terhadap Paliyem oleh anak durhaka tersebut berlanjut di rumahnya. Karena tak tahan dipukuli anaknya, Paliyem lantas kabur menggunakan sepeda motor yang biasa dibawanya. Sepeda motor itupun pinjaman dari kolega Paliyem.
Paliyem melarikan diri dan bersembunyi ke koleganya di suatu tempat. Sampai saat ini Paliyem masih bersembunyi di rumah koleganya tersebut. Bahkan semalam Paliyem tidak berani pulang ke rumahnya di Pundong meski anaknya berulah lagi.
ADVERTISEMENT
Asma menuturkan usai peristiwa semalam, Paliyem sudah datang ke Polres Bantul untuk melaporkan ulah anaknya tersebut. Namun oleh Polres Bantul diberi waktu 1 x 24 jam untuk Paliyem agar memikirkan keputusannya. Karena polisi tidak ingin nantinya laporan tersebut dicabut kembali.
"Nanti kayake mau laporan lagi. Tapi laporannya nanti KDRT juga selain ulah Dwi yang jual barang-barang," kata dia.
Tetangga Dwi yang lain juga mengakui jika Dwi sering menganiaya ibunya. Dua hari setelah bebas Dwi memang pergi dari rumahnya alasannya bekerja di toko Sepatu di jalan Magelang. Namun selang beberapa hari kemudian pulang.
Saat pulang itulah, Dwi meminta uang kepada ibunya sebesar Rp 500 ribu. Ibunya kemudian mendatanginya untuk meminjam uang. Selang beberapa hari kemudian, Dwi kembali meminta uang Rp 800 ribu kepada ibunya.
ADVERTISEMENT
"Katanya untuk membayar motor yang dibawanya. Waktu itu ibunya tidak punya uang dan langsung dipukuli," terang dia.
Beberapa waktu yang lalu, Dwi ditahan oleh Polisi karena laporan ibunya. Dwi telah menjual ada 12 macam barang dengan total nilainya mencapai Rp 30 juta. Barang-barang yang dijual diantaranya 4 almari kayu 3 pintu, 3 meja kayu panjang, 1 rak meja dapur dari kayu, 2 buah daun pintu kayu, 2 kursi panjang, 1 buah kulkas 1 pintu, 4 buah daun pintu, 5 buah kursi kayu panjang dan sebuah buffet kayu 3 pintu.
Uang hasil penjualan barang-barang milik ibunya tersebut digunakan untuk membahagiakan pacar yang baru dikenalnya sebulan. Di antaranya untuk membelikan hadiah mulai dari makanan, baju, celana dan beberapa barang yang lain.
ADVERTISEMENT