Kasus Siswi SMP N 1 Pandak yang Ditegur karena Tak Pakai Jilbab Berakhir Damai

Konten Media Partner
6 Agustus 2022 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jilbab. Foto: Tugu Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jilbab. Foto: Tugu Jogja
ADVERTISEMENT
Belakangan ini kasus pemaksaan siswi pakai jilbab di SMAN 1 Banguntapan jadi sorotan. Ternyata, seorang siswi di SMP N 1 Pandak Bantul juga ditegur oleh guru karena tak pakai jilbab.
ADVERTISEMENT
Orang tua dari siswi yang ditegur karena tak pakai jilbab, LS (inisial) mengungkapkan sang anak inisial S terpilih menjadi perwakilan sekolah dan sedang membuat video klip untuk mengikuti lomba Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten.
Guru pembimbing, guru vokal dan siswi telah sepakat untuk mengenakan kostum nasional yaitu pakaian batik lengan panjang dipadukan dengan rok panjang tanpa mengenakan jilbab.
Namun, karena masih ada jeda waktu sekitar 20 menit sebelum pembuatan video, siswi tersebut memilih untuk mengikuti pelajaran terlebih dahulu agar tak ketinggalan.
"Anak masuk, salam terus mau ikut pelajaran karena tadi itu ada jeda waktu sekitar 20 menit, disitu guru pembimbing menawarkan kepada sang anak, mau tunggu disini atau ikut pelajaran," kata LS kepada Tim Tugu Jogja, Sabtu (7/8/2022).
ADVERTISEMENT
Namun, ketika masuk kekelas sang anak malah disambut dengan teguran oleh sang guru yang saat itu mengajar pelajaran matematika.
"Lho kok kamu enggak pakai jilbab," kata LS menirukan pertanyaan sang guru.
"Ini bu, nanti mau pembuatan video klip, FLS2N seleksi Kabupaten," jawab sang anak.
Guru matematika itu kemudian mempertanyakan apakah pembuatan video klip tidak bisa mengenakan jilbab. Tak lama, sang guru meminta siswinya untuk membuka sebuah ayat dalam Al-Qur'an, yang berisi bahwa setiap setiap umat Muslim wajib memakai jilbab.
"Bu guru ngendika (bicara) lagi, kalau kamu mau benci ibu silakan, anak saya menjawab langsung, 'tidak Bu, karena ibu berbicara seperti ini untuk kebaikan saya juga'. Terus ibu guru bicara lagi, dengan mengutip ayat Al-Quran yang di situ ada larangan kalau wanita muslim tidak boleh melepas hijab,” kata LS menirukan dialog anaknya dengan guru bernada tinggi.
ADVERTISEMENT
LS mengaku keberatan dengan nada bicara guru tersebut karena bisa mempengaruhi psikologis anaknya.
Apalagi setelah itu anaknya dipanggil dan dihadapkan dengan sejumlah guru agar tidak memperpanjang persoalan yang terjadi sebelumnya tanpa pendampingan orang tua.
"Meskipun akhirnya sang guru support, tapi kalau kemarin itu suasananya dibalik, anak disupport dulu baru diingatkan tentunya sang anak ga seperti itu (tertekan)," pungkas LS.
LS mengaku sempat mendatangi sekolah pada 19 dan 20 Juli 2022 untuk menemui guru tersebut dan kepala sekolah untuk meminta klarifikasi serta mediasi secara langsung.
Meskipun kini telah berdamai dengan pihak terkait, LS berharap kejadian seperti ini tidak terulang di kemudian hari. Menurutnya, sekalipun sekolah itu sekolah negeri, tidak boleh mewajibkan siswinya untuk mengenakan jilbab, kecuali di awal memang ada kesepakatan untuk menyeragamkan, maka tidak akan dipersoalkan.
ADVERTISEMENT
“Sehari-hainya anak saya juga pakai jilbab, cuma karena acara pengambilan video itu aja tidak mengenakan jilbab karena untuk kepentingan audisi,” ucapnya. (Maria Wulan)