Harga Bitcoin Tiba-tiba Anjlok, Tenang dan Jangan Panik!

Wiji Nurhayat
Juru tulis mengenai perkucingan, digital marketing, aset kripto, dan perkeretaapian.
Konten dari Pengguna
13 Januari 2021 12:37 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wiji Nurhayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bitcoin yang kini harganya turun/Dok: Techcrunch
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin yang kini harganya turun/Dok: Techcrunch
ADVERTISEMENT
Senin (11/01), saya dikejutkan karena harga Bitcoin tiba-tiba turun tajam. Harga Bitcoin di market Indodax anjlok pada level terendah yaitu Rp 467,7 juta.
ADVERTISEMENT
Padahal di hari sebelumnya, yaitu Minggu (10/01), harga Bitcoin mampu mempertahankan performa bagus di Rp580 juta. Bahkan di hari Sabtu (09/01), harga Bitcoin nyaris menembus level tertinggi yaitu Rp600 juta.
Jadi kamu bayangkan, saat kamu berinvestasi di Bitcoin mungkin ada rasa deg-degan. Harganya turun tajam dengan jangka waktu yang cepat. Dari Rp580 juta menjadi Rp467 juta, jatuh 24%. Wow banget kan?
Tetapi apabila kamu sudah terbiasa menjadi trader maupun investor aset kripto, hal seperti ini adalah lumrah. Perubahan harga aset kripto memang sangat cepat, terkadang naik tinggi juga turun tajam. Hal ini disebabkan, perdagangan aset kripto murni diserahkan ke pasar yaitu berdasarkan suplai dan permintaan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya sudah saya jelaskan, Bitcoin adalah aset yang pasokan terbatas dan pasti. Perlu dicatat, Bitcoin hanya diciptakan 21 juta keping saja. Saat ini yang sudah berhasil ditambang sekitar 18,5 juta keping.
Nah logikanya, ketika suplai atau pasokan aset tersebut terbatas dan permintaannya terus meningkat, maka harganya akan terus naik. Kalau banyak investor atau trader yang melepas dan perdagangan sedang lesu, sudah bisa ditebak harga Bitcoin seperti apa.

Apa Sih yang Bikin Harga Bitcoin Tiba-tiba Anjlok?

Performa oke harga Bitcoin pada minggu lalu tak mampu diulangi pada awal pekan ini. Padahal banyak sekali yang berharap, harga Bitcoin menembus Rp600 juta. Termasuk saya lho!
Harga Bitcoin yang turun tajam mengundang pertanyaan terutama dari banyak teman saya yang merupakan investor dan trader pemula. Apa sih penyebabnya?
ADVERTISEMENT
Sulit untuk menebak apa penyebab utama harga Bitcoin rontok. Karena pasokan Bitcoin tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Jadi masalahnya tentu sangat kompleks.
Namun ada alasan sederhana mengapa harga Bitcoin tiba-tiba kehilangan semangat untuk menembus rekor baru. Scott Minerd yang merupakan Kepala Investasi Guggenheim Investments dalam tweetnya mengungkapkan mayoritas pasar saat ini sedang beraksi ambil untung alias profit taking.
“Kenaikan parabolik Bitcoin tidak berlanjut dalam waktu dekat karena waktunya ambil untung,” tegas Minerd dalam Tweetnya.
Aksi ambil untung sebenarnya sudah bisa diprediksi ketika harga Bitcoin masuk ke wilayah overbought atau jenuh beli. Grafik Mayer Multiple Price Bands memperlihatkan gejala overbought sudah terjadi sejak 6 Januari 2021. Saat itu harga Bitcoin menyentuh level lebih dari USD36.000.
Pergerakan harga Bitcoin pada Senin (11/1) di market Indodax

Bagaimana Kelanjutan Harga Bitcoin di 2021?

Banyak yang mempertanyakan tentang bagaimana kelanjutan harga Bitcoin di 2021? Apakah berada di tren bullish atau bearish?
ADVERTISEMENT
Sulit juga menebak karena semua perdagangan Bitcoin diserahkan ke pasar. Namun bagi saya pribadi maish yakin harga Bitcoin akan berada di tren bullish di 2021.
Mengapa begitu yakin akan bullish? tentu ada berbagai alasan atau argumentasi yang saya pegang. Pertama adalah soal permintaan Bitcoin yang terus naik.
Dari berbagai sumber berita, banyak perusahaan besar alias big company yang diam-diam memborong Bitcoin. Misalnya Tudor Investment Corp, Square Inc, Citibank, hingga Microstrategy. Nama perusahaan terakhir yaitu Microstrategy terbilang jor-joran dalam membeli Bitcoin dalam jumlah besar.
Microstrategy Inc adalah perusahaan terbuka yang listing di bursa saham Amerika Serikat, NASDAQ, sudah membeli Bitcoin sebanyak 55.226 BTC. Total nilai mencapai USD600 juta atau Rp 8,8 triliun.
ADVERTISEMENT
Adapun pembelian pertama diumumkan pada 11 Agustus 2020 untuk 21.454 Bitcoin dengan harga keseluruhan USD250 juta. Kemudian selang 17 jam kemudian kembali memborong 16.796 Bitcoin dengan total USD175 juta.
Selain aksi borong Bitcoin dengan jumlah besar oleh big company, perusahaan keuangan seperti Paypal juga menyediakan fitur pembayaran dengan aset kripto. Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan keuangan dan perbankan di Amerika Serikat yang diperbolehkan mengelola aset kripto, termasuk Bitcoin. Ini yang membuat saya yakin harga Bitcoin makin perkasa.
Pergerakan harga Bitcoin hari ini, Rabu (13/1) tidak jauh berbeda

Dari Halving Day Muncul Optimisme Harga Bitcoin Akan Perkasa di 2021

Bitcoin itu adalah satu-satunya aset di dunia yang limitnya terbatas dan pasti. Bahkan, emas saja tidak bisa dipastikan berapa sisa cadangannya.
ADVERTISEMENT
Seperti sudah saya jelaskan sebelumnya, hanya ada pasokan 21 juta Bitcoin di dunia. Saat ini yang sudah beredar 18,5 juta Bitcoin. Artinya masih ada sekitar 2,5 juta Bitcoin lagi yang belum ditambang.
Perlu diingat, pada tahun 2020 terjadi pembatasan pasokan suplai Bitcoin di tingkat mining atau penambangan. Konteks ini yang dinamakan Halving Day.
Momen Halving Day terjadi dalam 4 tahun sekali. Sebelumnya, Halving Day terjadi pada tahun 2012 dan 2016. Namun, dampaknya terhadap pergerakan harga baru terjadi setahun kemudian.
Makanya, jika dilihat kenaikan harga Bitcoin, tahun 2013 dan 2017 adalah puncaknya. Demikian juga pada tahun 2021, satu tahun setelah terjadinya Halving Day di 2020.

Menebak Harga Bitcoin di 2021

Argumen atau pendapat saya sudah jelas bahwa harga Bitcoin akan semakin kinclong di 2021. Namun saya belum bisa memprediksi berapa sih harga Bitcoin pada tahun ini? Tebak-tebak buah Manggis ney.
ADVERTISEMENT
Untuk hal ini saya bertumpu pada analisa analis terkenal di dunia. Beberapa analis meyakini bahwa Bitcoin bisa naik lebih fantastis lagi.
Mengutip Bloomberg, Analis JP Morgan, korporasi finansial ternama di Amerika Serikat menyatakan bahwa BTC bisa tembus hingga USD146.000 pada tahun ini. Jika dirupiahkan, pada tahun 2021, harga Bitcoin bisa meningkat hingga sekitar Rp2,04 miliar. Wow banget.
Sedangkan analis Citibank, salah satu bank terbesar di dunia bahkan memprediksi harga Bitcoin bisa mencapai USD300.000 atau sekitar Rp4,18 miliar. Fantastis bukan?
Namun perlu dicatat ya, baik JP Morgan maupun Citibank merupakan perusahaan yang sudah memborong Bitcoin senilai triliunan Rupiah.
ADVERTISEMENT