Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melempar dokumen kebijakan Hamas yang diterbitkan minggu lalu. Hal itu terekam dalam video berdurasi 97 detik, yang menggambarkan saat dia membuka dokumen Hamas tersebut.
ADVERTISEMENT
Dokumen itu berisi pernyataan sikap kelompok Hamas terhadap Israel. Dalam dokumen itu, Hamas mengatakan bahwa pihaknya membatalkan seruan untuk menghancurkan Israel.
Meski demikian, Hamas masih menolak berdirinya negara Yahudi itu. Dikutip dari Reuters, Senin (8/5), Pemerintah Israel kemudian bereaksi keras terhadap dokumen itu.
Netanyahu menyebut bahwa dokumen itu memiliki tujuan untuk menipu dunia. Hamas ingin terlihat menjadi lebih moderat.
Netanyahu juga mengkritik berita-berita yang telah memuat berita palsu itu. Dengan emosi, Netanyahu mengatakan bahwa Hamas telah berbohong.
"Ini dokumen kebencian! Hamas berbohong kepada dunia!" kata Netanyahu yang kemudian meremas dokumen itu dan membuang ke dalam tong sampah.
ADVERTISEMENT
"Dokumen baru Hamas mengatakan bahwa Israel tidak memiliki hak untuk eksis. Selain itu, setiap inci tanah di Israel milik Palestina," lanjut dia.
Dijelaskan Netanyahu, Hamas ingin Israel hancur.
Hamas merupakan organisasi yang terinspirasi dari Ikhwanul Muslimin. Didirikan tahun 1987, Hamas menjadi gerakan Islam yang dilarang di Mesir. Sejauh ini, Hamas telah tiga kali berperang melawan Israel sejak 2007.
Sudah ratusan kali Hamas menyerang Israel dengan senjata . Negara-negara Barat menyebut Hamas sebagai kelompok teroris
Sementara itu, pemimpin Hamas yang sudah keluar, Khaled Meshaal, mengatakan bahwa pertarungan Hamas bukan melawan Yudaisme sebagai agama. Namun dengan hal yang bertentangan dengan mereka yaitu agresor Zionis.
ADVERTISEMENT
Baca juga: Sikap Hamas Melunak Terhadap Israel
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjanji akan mendorong perdamaian Israel dan Palestina dengan menempatkan Amerika Serikat sebagai mediator. Peran ini sebelumnya juga diambil oleh AS dalam kepemimpinan Barack Obama, tapi perundingan mandek.
Diberitakan Reuters, pernyataan ini disampaikan Trump dalam pertemuan pertama dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Gedung Putih pada Rabu (3/5) waktu setempat.
"Saya akan melakukan semua yang diperlukan, saya akan sangat senang menjadi mediator atau penengah atau fasilitator, dan kita kan menyelesaikannya," kata Trump.
Perundingan Palestina dan Israel yang dimediasi AS mandek pada 2014 setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meneruskan kembali pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.