Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mesin-mesin Besar Pengganti Manusia di Xinjiang
13 Mei 2017 10:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Rival Tech. Itulah nama sebuah pabrik modern berteknologi canggih di Jinteng Street, Urumqi --ibu kota Xinjiang, China.
ADVERTISEMENT
Di pabrik yang terletak di utara Urumqi itu, terlihat dan terasa betapa kemajuan teknologi buatan manusia sungguh luar biasa.
Rival Tech jadi bukti kemapanan Xinjiang masa kini. Ia memproduksi alat-alat yang terbuat dari plastik, dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar dunia seperti ExxonMobil dan Nestle.
Baru saja masuk ke kawasan pabrik, bau cat menyengat terhirup hidung. Kemudian, segera terlihat seperangkat rangkaian mesin produksi yang menjulang, memenuhi ruangan seluas lapangan sepak bola.
Mesin-mesin itu memiliki ketinggian sekitar 50 meter. Semua pabrikan Jerman dengan teknologi kelas satu. Fungsinya: guna membuat plastik film berkualitas tinggi untuk aneka kebutuhan sehari-hari seperti kantong belanja, bungkus popok bayi, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Setelah melihat-lihat mesin “pencakar langit” itu, mesin pencetak di dalam ruangan tak kalah hebat dan canggih.
Dengan mesin itu, setiap harinya, tak perlu lagi banyak orang untuk memproduksi puluhan ribu produk.
Sepanjang mata memandang, hanya ada 6 orang di ruangan: 2 pria asal Jerman, dan 4 orang pekerja lokal.
Mrs. Shi, salah satu petinggi pabrik, mengatakan saat ini Rival Tech berusaha mengembalikan kejayaan Xinjiang seperti ketika era Jalur Sutera dulu menjadi tumpuan.
Xinjiang memang merupakan pendukung utama The Silk Road Economic Belt yang diinisiasi oleh pemerintah China.
"Semua yang ada di sini kualtiasnya nomor satu," tutur dia.
Peran manusia di pabrik ini hanya sebagai penggerak dan pengawas. Pekerja di sini bahkan ada yang tugasnya hanya menumpukkan produk siap jual ke dalam kardus. Proses lainnya dilakukan oleh mesin.
Ini hari kedua kumparan (kumparan.com) mengunjungi Xinjiang bersama puluhan wartawan dari negara lain seperti Pakistan, Afghanistan, Austria, Finlandia, dan beberapa negara lainnya.
ADVERTISEMENT
Kantor Informasi Pemerintah Wilayah Otonomi Xinjiang Uygur, China mengajak kami untuk bernostalgia tentang kawasan yang pernah dilalui Jalur Sutera ini.
*Laporan wartawan kumparan.com Wisnu Prasetiyo dari Urumqi, Xinjiang, China