Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ironi Mahfud: Yang Terempas Operasi Senja Koalisi Jokowi
13 Agustus 2018 8:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Gema zikir dan selawat lambat laun menggantikan suara azan asar di rumah Mahfud MD , Jalan Kramat VI Jakarta Pusat. Mahfud tampak dikelilingi koleganya. Ia mengenakan baju putih yang dijahit khusus.
ADVERTISEMENT
Saat itu Mahfud akan diantar untuk bersanding dengan Jokowi di Pemilu Presiden 2019. Semua menyunggingkan senyum.
“Saya datang ke Kramat hampir jam 13.00. Sempat ngobrol panjang sama Mahfud dan tim. Kami ketawa-ketawa saja, merasa lega. Diawali azan, baca selawat, doa, suasananya khidmat,” ucap intelektual muda NU, Akhmad Sahal, kepada kumparan, Sabtu (11/8).
Agenda hari itu, Kamis (9/8), cukup jelas. Mahfud akan dibawa menuju Restoran Tesate di Jalan Sam Ratulangi. Sekitar 100 meter dari tempat Mahfud, jalan kaki satu menit saja, Jokowi dan para pemimpin partai koalisinya menggelar pertemuan di Restoran Plataran Menteng di Jalan HOS Cokroaminoto.
Nama Mahfud hendak diketok sebagai calon wakil presiden. Rencananya, Mahfud akan dipanggil ke Plataran setelah parpol koalisi meneken surat pengusungan pasangan capres-cawapres. Koalisi Indonesia Kerja Jokowi itu terdiri dari PDIP, Golkar, PPP, PKB, NasDem, Perindo, PSI, dan PKPI.
ADVERTISEMENT
Sahal, sahabat Mahfud, ikut dalam iring-iringan mobil Mahfud dari Kramat. Di Menteng, mereka disambut oleh Juru Bicara PSI Guntur Romli, Ketua Bappilu Golkar Nusron Wahid, Sekjen PSI Raja Juli Antoni, dan kolega Mahfud lainnya.
Mereka kemudian masuk ke dalam dan menunggu keputusan nama cawapres diumumkan. Senyum dan ucapan selamat kepada Mahfud terus mengalir.
Jam terus bergerak hingga lewat pukul 17.00 WIB. Tapi kabar dari restoran seberang tak kunjung datang. Mendekati pukul 18.00 WIB, mereka malah menerima kabar untuk kembali ke Kramat. Jalan Mahfud MD menjadi cawapres yang semula mulus, mulai kandas .
“Kami mendengar kabar simpang siur, bahwa rapat koalisi alot dan nama berubah. Kami diminta kembali ke Kramat sambil menunggu di sana karena tidak pasti,” tutur Sahal.
ADVERTISEMENT
Memang, meja makan di Restoran Plataran sore itu mendadak panas. Tiga sumber kumparan mengatakan, saat itu Jokowi seharusnya tinggal menyebut nama Mahfud sebagai cawapresnya, dan parpol menyetujui. Apalagi berbagai pertemuan koalisi yang digelar sebelumnya sudah mengerucut pada nama Mahfud tanpa keberatan dari partai.
Namun, di ujung waktu saat Jokowi meminta pendapat final partai koalisi, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengajukan nama Rais Aam PBNU Ma’ruf Amin--yang memang semula sempat masuk radar cawapres namun kemudian terbenam.
Gayung bersambut, partai koalisi lain seperti Golkar, PDIP, PPP, dan Nasdem menyetujui usul Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar. Ma’ruf yang telah 75 tahun dianggap alternatif aman. Ia mengantongi dukungan resmi NU, dan tak punya ambisi politik pribadi untuk Pemilu 2024--tahun krusial saat partai-partai akan memunculkan jago barunya.
ADVERTISEMENT
Tiga parpol baru yang berada dalam koalisi Jokowi--PSI, Perindo, PKPI--diam mengamati jalannya pembahasan itu. Mereka tak punya hak suara dalam penentuan cawapres.
Selanjutnya, seluruh parpol menyerahkan keputusan kepada Jokowi. Nama Mahfud mulai melayang hilang.
“Jokowi melempar kembali (ke forum koalisi). Ia tidak bisa menentukan sendiri karena pendaftaran pasangan calon harus dengan tanda tangan parpol pengusung,” kata salah satu sumber kumparan.
Manuver Cak Imin di Plataran senja itu menjadi pemantik gagalnya Mahfud. Sumber yang sama menceritakan tentang kasak-kusuk parpol koalisi soal Mahfud.
Dua parpol koalisi terbesar, Golkar dan PDIP, merasa kepentingan mereka untuk mengusung kader pada Pemilu 2024 terancam. Mereka khawatir Mahfud menggunakan posisi cawapres sebagai batu pijakan guna mencalonkan diri sebagai presiden lima tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Golkar masih menyisakan sakit hati karena Mahfud pernah menyinggung pembubaran Partai Beringin itu.
Sumber di DPP PKB mengatakan, Mahfud--yang membawa Yenny Wahid dan kelompok Gusdurian--mengancam untuk mendongkel Muhaimin dari tampuk kepemimpinan partai.
“Mereka sejak awal arogan dan psywar akan mengambil alih PKB dan NU,” kata dia, seraya menegaskan, “Jadi kegagalan Mahfud MD bukan karena PKB, tapi kesalahan dia dan timnya sendiri.”
Nama Mahfud lantas diganti Ma’ruf Amin. Jokowi meminta Mensesneg Pratikno merevisi nama pada pidato dan naskah penandatanganan pengusungan capres-cawapres yang akan diumumkan sekitar pukul 19.00 WIB.
Ketika itu, Mahfud sudah berada di rumah Kramat bersama rekan-rekannya. Ia terus menerima perkembangan perundingan Menteng melalui telepon. Nama Ma’ruf sudah disebut-sebut tapi mereka belum yakin.
ADVERTISEMENT
Barulah saat siaran televisi menayangkan pengumuman capres-cawapres Koalisi Indonesia Kerja, Jokowi dan Ma’ruf Amin, Mahfud telah jelas terempas.
PKB membantah ketua umumnya disebut menjadi pemicu kegagalan Mahfud. Wasekjen PKB Jazilul Fawaid mengatakan, perubahan nama cawapres bagian dari dinamika politik yang amat cepat.
Menurutnya, pengambilan nama Mahfud memang belum melalui komunikasi dengan para ketua umum parpol koalisi.
“Pertemuan dengan ketua umum itu di last minute. Cuma masalahnya, Pak Mahfud dapat informasi bahwa sudah putus. Padahal partai-partai belum kumpul satu meja,” ucap Jazilul.
Antiklimaks itu cukup mengejutkan. Mahfud menerima kabar bakal menjadi cawapres Jokowi pada Rabu malam (8/8). Sahal yang menemui Mahfud sekitar pukul 22.00 malam itu, menduga Mahfud baru pulang dari Istana. Namun ia diminta bungkam hingga pengumuman resmi dikeluarkan.
ADVERTISEMENT
Keesokannya, Kamis pagi, Sekjen PSI Raja Juli Antoni mengantar Mahfud ke Istana untuk mengukur baju putih yang akan dipakai saat pendaftaran capres-cawapres ke KPU. Rangkaian acara pendaftaran pun sudah diserahkan oleh Pratikno.
Istana bahkan punya rencana istimewa. Saat pendaftaran capres-cawapres hari Jumat (10/8), Jokowi akan mengendarai motor chopper warna emas miliknya ke KPU membonceng Mahfud. Tentu saja, semua skenario itu buyar seketika.
Mahfud melalui proses panjang selama pembicaraan parpol koalisi dalam menentukan cawapres Jokowi. Sumber di lingkaran Jokowi menyebut dia disokong salah satunya oleh Luhut Binsar Panjaitan, orang dekat Jokowi.
Mahfud dan Luhut sudah akrab sejak duduk bersama di Kabinet Persatuan Nasional pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Saat itu Mahfud menjabat Menteri Pertahanan, sedangkan Luhut sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
ADVERTISEMENT
Jokowi sendiri tertarik dengan rekam jejak Mahfud, meski Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama itu sempat mengetuai Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014.
Latar belakang Mahfud cukup beragam. Ia Nahdliyin tapi dekat dengan Muhammadiyah. Ia pun memiliki keahlian akademik selaku Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, dan pengalaman kenegaraan sebagai Ketua MK.
Walau punya curriculum vitae mengesankan, rintangan tak hilang. “Argumen (menolak Mahfud), misal, karena Mahfud itu HMI, dan dia tidak diterima secara struktur di NU. Dia hanya diterima oleh sebagian pendukung Gus Dur. Tidak semua pendukung Gus Dur juga mau dengan Mahfud, meski kiai yang kultural senang dengannya,” kata seorang sumber.
Ucapan itu diamini sumber lain yang menceritakan pertemuan antara Cak Imin dengan para kiai di kantor PBNU, Rabu malam, yang dipimpin Kiai Anwar Iskandar dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
ADVERTISEMENT
Kala itu Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan, jika Jokowi ingin mengambil cawapres dari NU, maka mereka punya Ma’ruf Amin, Said Aqil, Muhaimin Iskandar, dan Romahurmuziy. Hanya empat nama itu yang disebut mewakili NU.
“Nah, yang satu lagi (Mahfud), itu bukan NU ,” ujar sumber tersebut.
Mahfud sudah berupaya berkomunikasi dengan PKB dan PBNU. Mendekati masa pengumuman cawapres Jokowi, ia menyambangi Cak Imin. Pertemuan itu berjalan baik. Cak Imin bahkan menyebut Mahfud sebagai bagian dari PKB.
Yenny Wahid, salah satu promotor Mahfud, menemui Said Aqil di kantor PBNU. Ia didampingi Ketua PBNU M. Nuh dan Saifullah Yusuf. Hadir pula Sekjen PKB Abdul Kadir Karding dan Ketua DPP PKB Lukman Edy.
ADVERTISEMENT
Putri Gus Dur itu ingin meyakinkan Said Aqil bahwa Mahfud merupakan bagian dari NU. Informasi lain menyebut, Yenny saat itu protes karena PBNU hanya membawa nama Muhaimin sebagai cawapres. Padahal, menurut Yenny, orang-orang NU jumlahnya jutaan sehingga figur tertentu saja tak bisa diklaim mewakili mereka.
Hingga saat ini, Yenny tak menjawab panggilan telepon dan pesan yang dikirim kumparan.
Kamis malam usai pengumuman cawapres Jokowi, Mahfud dijemput dari rumahnya. Ia dibawa ke Istana untuk bertemu Jokowi. Di Istana, politikus Golkar Nusron Wahid dan politikus PDIP Maruarar Sirait menyambutnya. Keduanya mendapat tugas meredam kekecewaan Mahfud.
“Saya tidak kecewa, tapi kaget saja karena sudah diminta mempersiapkan diri. Bahkan (arahan) sudah agak detail,” kata Mahfud.
ADVERTISEMENT
Ia yakin Jokowi punya pertimbangan matang dan menerima keputusan itu. Namun kemudian Mahfud memilih diam. Ketika kumparan bertandang ke rumahnya, ia hanya melambaikan tangan lalu masuk mobil menuju bandara untuk pulang ke Yogyakarta.
Sabtu, Mahfud menegaskan melalui twit di media sosial, ia telah legawa , dan akan menjelaskan kronologi versinya pekan ini agar tak timbul salah paham.
Simak selengkapnya Liputan Khusus kumparan Duel Jokowi Prabowo dalam tautan di bawah ini:
ADVERTISEMENT