Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ironi Sugar Baby: Uang Melimpah dan Risiko Tertular Penyakit Kelamin
5 Juli 2018 11:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Memiliki banyak uang jadi impian banyak orang. Terlebih jika uang yang dimililki mampu menjamin gaya hidup mahal nan mewah.
ADVERTISEMENT
Gaya hidup mewah itulah yang kemudian membawa seorang mahasiswi asal Jakarta, sebut saja namanya Ralina, masuk ke dalam hubungan terlarang. Sebuah relasi antara sugar daddy dan sugar baby.
Sugar daddy, begitu istilah yang menggambarkan seorang pria dewasa nan kaya yang rela memberikan uangnya kepada pacarnya atau simpanannya yang jauh lebih muda. Dalam hubungan semacam ini si pacar disebut sebagai sugar baby.
Ralina tak menampik banyak faktor yang membuatnya rela menjadi seorang sugar baby. Ia tumbuh dan besar di keluarga berada. Kebutuhan sehari-harinya tercukupi oleh orang tuanya.
Kenakalannya bermula, ketika uang yang diberikan orang tuanya tidak mencukupi kebutuhannya untuk bersenang-senang. Ditambah lagi, konflik dalam keluarganya juga menjadi alasan dirinya yang ketika itu masih berstatus remaja terjerumus ke dalam dunia gelap.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, perempuan berusia 20 tahun ini menceritakan pengalamannya selama menjadi sugar baby yang hingga kini masih ia lakoni.
“Aku pribadi enggak muluk-muluk lah kayak minta mobil, orang tua aku masih ngasih mobil kok," kata Ralina dalam perbincangannya dengan kumparan, Jumat (30/8) sore.
Sore itu, Ralina menemui kami dengan penampilan yang biasa. Mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta itu hanya mengenakan baju crop top dan celana jeans sambil menenteng tas merek Charles and Keith. Segala keglamorannya tidak tampak, hanya sepasang sepatu Gucci yang menunjukkan bahwa ia adalah seorang penyuka barang-barang bermerek.
“Aku selalu mintanya uang. Karena kalau kayak gitu-gitu (apartemen dan mobil) bakal punya urusan panjang. Misal apartemen, udah di balik nama, nanti takutnya kalau ada masalah malah jadi ribet,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Uang dan perhiasan. Dua hal itu yang paling sering diberikan oleh sang daddy kepadanya. Menurutnya uang jauh lebih bisa dimanfaatkan ketimbang pemberian mahal seperti mobil maupun apartemen.
Alasan lain memilih menerima uang adalah untuk membayar biaya perawatan tubuh yang rutin ia jalani. Tak banyak orang tahu, menjalani hidup seperti Ralina membutuhkan perawatan yang ekstra. Bukan hanya soal menjaga penampilan, namun juga kesehatan dan kebersihan organ kewanitaannya.
“Yang penting dia ngasih uang karena aku maunya uang buat perawatan dan konsultasi ke dokter. Kayak suntik anti kanker serviks, ngecek bakteri apa aja yang ada dalam diri kita. Karena sehabis berhubungan seks yang ditakutin itu penyakit-penyakitnya kan, apalagi sama orang yang berhubungan dengan beberapa cewek,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Baginya, menjadi sebuah kesia-siaan ketika saat ini dirinya digelimangi uang dan kemewahan, namun tubuhnya menderita penyakit-penyakit yang mengerikan. Pernah terlintas di pikiran Ralina tentang bahaya-bahaya yang mengintai akibat perbuatannya.
“Semisal bisa dapat sampai Rp 200 juta sekarang, terus nantinya pas udah tua penyakitan. Uang 200 juta nya itu enggak ada arti apa-apa. Kan masih pengen nikah haha,” ujarnya sambil tertawa.
Untuk sekali perawatan, Ralina biasanya menghabiskan biaya sekitar Rp 5 juta. Perawatan yang ia jalani selain suntik anti kanker serviks adalah obat serta pengecekan di laboratorium.
Tak hanya berurusan dengan penyakit, menjadi sugar baby sepertinya memiliki risiko yang tidak kalah berbahaya. Hidup dikelilingi para lelaki yang berusia jauh di atasnya, menimbulkan kekhawatiran dari dalam dirinya.
ADVERTISEMENT
“Karena dia (daddy) orang yang lebih berkuasa dibanding kita. Seenggaknya dia orang yang banyak duitnya, dia bisa melakukan apa aja sama kita,” terang perempuan kelahiran tahun 1998 ini.
Lebih parah lagi, pernah suatu hari Ralina dibawa kabur oleh orang yang sebenarnya tidak begitu ia kenal. Orang itu memang bukanlah sosok daddy yang memberinya penghidupan, melainkan orang yang masih dari lingkaran pertemanannya.
Ketika itu, Ralina hendak berpergian dengan mantan pacarnya. Sebelum pergi, seorang lelaki yang ia kenal itu memintanya untuk menemani membeli pulsa dengan mengendarai sebuah motor.
“Entah terlalu baik atau goblok, aku mau aja nemenin dia. Orang ini sebelumnya enggak pernah chat-chat-an, cuma punya kontaknya aja. Pas naik, enggak taunya dia bawa motornya jauh banget sampai ke losmen,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Tiba di losmen, Ralina sudah mengerti apa tujuan lelaki itu membawanya. Sepanjang perjalanan ia terus berkomunikasi dengan mantan pacarnya via Whatsapp dan share live location.
“Aku bilang dulu ke dia buat ngerokok-rokok dulu di luar sebelum masuk losmen. Enggak lama, mantan aku datang. Ya udah, habis itu langsung kabur dari sana,” kata perempuan berambut panjang ini.
Hampir empat tahun lamanya Raline hidup sebagai seorang sugar baby. Suka maupun duka pernah ia alami. Namun, hati kecilnya tetap berharap bahwa dirinya bisa keluar dari kehidupan yang kini tengah ia jalani.
“Keinginan untuk itu pasti ada ya buat menyudahi ini. Karena aku kayak ngerasa di dunia kayak begini uang banyak pun bakalan cepat banget habisnya. Memang kalau uang panas tuh kayak yaudah (habis), terus aku enggak tahu uang nya kemana, habis gitu aja,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan penuh kesadaran, ia tahu bahwa yang kini dijalaninya adalah suatu hal yang salah. Sejujurnya dia juga berharap mempunyai kehidupan yang lebih baik, jauh dari segala ingar-bingar yang kini ia rasakan.
Harapannya tidak jauh berbeda dengan orang-orang seusianya. Menyelesaikan kuliah, bekerja sesuai ilmu yang ia miliki, serta menikah dengan orang yang mencintainya dengan tulus.
“Kalau orang-orang kaya (daddy) gitu kan enggak tulus,” ucapnya singkat.
Meski belum bisa lepas dari jerat sugar daddy, sebuah pesan ia sampaikan untuk perempuan-perempuan seusia atau bahkan yang lebih muda darinya.
“Buat orang yang belum terjerumus ke sana, cukup, jangan lah, udah lah kalian udah nakal, tapi jangan sampai ngejual diri untuk uang yang enggak ada nilainya buat kalian dan keluarga kalian. Jangan kehasut sama kesenangan kayak gitu,” tutupnya mengakhiri percakapan panjangnya dengan kami.
ADVERTISEMENT
Jangan lewatkan kisah Sugar Daddy dalam tautan di bawah ini.