Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Selama Pandemi Corona, ODP dan PDP di Aceh Diperiksa di Poliklinik Pinere RSUDZA
8 April 2020 16:47 WIB
ADVERTISEMENT
Selama pandemi virus corona atau COVID-19, Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menjadikan Poliklinik Pinere sebagai tempat pemeriksaan bagi warga yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). RSUDZA adalah salah satu rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Aceh .
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, saat meresmikan penggunaan Poliklinik Pinere atau Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging di RSUDZA Banda Aceh , Rabu (8/4). Poliklinik khusus bagi pasien yang menderita penyakit menular itu berlokasi di kompleks lama RSUDZA Banda Aceh.
"Selama pandemik COVID-19 , pemeriksaan bagi mereka yang berstatus Orang Dalam Pemantauan dan Pasien Dalam Pengawasan bakal dilakukan di Poliklinik Pinere," ujar Nova dalam keterangannya kepada awak media, Rabu (8/4).
Ia menyebut secara umum penanganan medis di Aceh khususnya bagi ODP, PDP dan pasien positif COVID-19 sangat baik. Namun demikian, kata Nova, pihaknya terus berupaya memperbaiki layanan. Targetnya Pemerintah Aceh bisa mengatasi jika terjadinya ledakan kasus COVID-19 .
"Mudah-mudahan kita bisa mengatasinya. Yang kita lakukan adalah upaya preventif (pencegahan), itu lebih bagus dari upaya kuratif (pengobatan)," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Nova menambahkan, Aceh diketahui memang sudah memiliki dua laboratorium kesehatan yang masing-masingnya milik Kementerian Kesehatan dan Universitas Syiah Kuala. Namun, cairan reagen sebagai salah satu instrumen tes harus dipesan dari Jerman yang distributornya berada di Jakarta.
Untuk itu, Nova memastikan, begitu cairan reagen pesanan tersebut tiba, Pemerintah Aceh akan segera memfungsikan dua laboratorium tersebut.
Selain itu, kata Nova, pihaknya juga sudah memesan ventilator yang diproduksi kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Ventilator itu dilaporkan sesuai dengan standar dan aturan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Nova mengatakan, upaya awal yang dilakukan Pemerintah Aceh saat ini dengan memeriksa sebagian masyarakat dengan rapid test. Tujuannya adalah dilakukan pemetaan, sehingga pemeriksaan lanjutan berupa swab test di Balitbangkes di Jakarta bagi yang terdeteksi positif bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, rapid test yang dilakukan secara random tersebut bukan sebatas menyasar kalangan ODP dan ODP. Seluruh masyarakat yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) juga akan dites. Hal tersebut dianggap penting karena OTG menjadi orang yang membawa penyakit secara tak diketahui.
"ODP ini dalam wilayah preventif. Kalau mereka tidak kita identifikasi, akan ada ledakan PDP," ujar Nova.
Namun demikian, sambung Nova, penanganan terbaik bagi ODP adalah karantina secara mandiri. Karena dipastikan status ODP akan terus bertambah sepanjang masyarakat Aceh pulang dari daerah terdampak.
Sementara itu, Direktur RSUDZA Azharuddin menyampaikan bahwa pada prinsipnya Poliklinik Pinire merupakan tempat layanan terpisah bagi pasien dengan keluhan penyakit non-infeksi. Di Poliklinik Pinere tersebut memberikan pelayanan one stop full service alias segala layanan di bawah satu atap.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, mulai dari lokasi pendaftaran, laboratorium dan depo farmasi hingga kasir, semuanya ada di satu gedung. Selain itu di Poliklinik Pinere itu juga tersedia ruang pemakaian alat pelindung diri (APD) dan ruang pelepasan APD.
"Jika terindikasi harus diberikan perawatan, pasien akan dirawat di ruang isolasi pinere. Sedang jika pasien dalam kondisi gawat akan dirujuk untuk dirawat di ruangan RICU," ujar Azharuddin.