Konten Media Partner

Unsyiah Usulkan Aceh Segera Isolasi Terbatas untuk Tekan Penyebaran Corona

28 Maret 2020 21:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Masjid Raya Baiturrahman disemprot cairan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Masjid Raya Baiturrahman disemprot cairan disinfektan untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Profesor Samsul Rizal, bersama Dewan Profesor dan Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Unsyiah, mengusulkan agar Provinsi Aceh segera menerapkan isolasi terbatas selama 21 hari. Langkah cepat tersebut dimaksudkan untuk mematikan ruang gerak virus corona atau COVID-19 di Aceh.
ADVERTISEMENT
Usulan disampaikan dalam bentuk Surat Rekomendasi Penerapan Isolasi Terbatas di Aceh yang dikirimkan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, pada Sabtu (28/3/2020). Tembusan rekomendasi turut disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Samsul menilai, penerapan isolasi terbatas selama 21 hari dinilai penting sebab berdasarkan model matematika yang dilakukan Satgas COVID-19 Unsyiah, diprediksikan penjangkitan terbesar virus akan berlangsung dalam kurun waktu 21-22 hari ke depan. "Untuk itu, dibutuhkan langkah cepat untuk mematikan ruang gerak virus tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/3) sore.
Rektor Unsyiah, Samsul Rizal, saat menyerahkan cendera mata kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 2 September 2019. Foto: Suparta/acehkini
Unsyiah menilai isolasi terbatas harus segera dilakukan mengingat jumlah kasus positif COVID-19 di Aceh terus bertambah dalam beberapa hari ini. Penyebaran virus dinilai semakin membahayakan sebab terbatasnya pengujian swab dan kurangnya pengawasan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan penanganan Pasien Dalam Pemantauan (PDP).
ADVERTISEMENT
"Bila terjadi peningkatan jumlah PDP COVID-19, penanganan medis di Aceh diperkirakan terkendala akibat minimnya fasilitas kesehatan, terbatasnya alat proteksi diri (APD) tenaga kesehatan, dan berkurangnya jumlah tenaga kesehatan karena harus mengisolasi diri setelah menangani pasien," kata dia.
Kondisi itu, menurut Samsul, akan semakin mempersulit keadaan dan menjadi ancaman bagi masyarakat. "Untuk itu, kami mengusulkan Aceh segera diisolasi terbatas sebelum keadaan semakin memburuk. Langkah cepat harus dilakukan untuk menekan penyebaran virus COVID-19," sebutnya.
Dalam rekomendasi itu, tambah Samsul, Unsyiah menyampaikan 16 usulan upaya pencegahan yang harus dilakukan Pemerintah Aceh agar isolasi terbatas dapat berjalan dengan baik. Usulan itu seperti memberlakukan aturan tegas bagi masyarakat agar mengisolasi diri, menetapkan Panglima Kodam Iskandar Muda sebagai Koordinator Pelaksana Penerapan Isolasi, dan melibatkan TNI dan Polri untuk memantau ketat masyarakat hingga ke kampung.
ADVERTISEMENT
Berikutnya menyediakan karantina bagi PDP di seluruh Aceh, pendataan akurat penyebaran ODP dan PDP, melakukan rapid test, hingga menyediakan akomodasi bagi tenaga kesehatan yang melakukan isolasi diri.
"Kita juga menilai penting bagi pemprov untuk segera menutup jalur masuk ke Aceh baik darat, laut, dan udara dan menghentikan transportasi publik antarkota. Sebab selama ini, kasus positif COVID-19 di Aceh hampir semuanya memiliki riwayat perjalanan dari luar Aceh. Tentu penutupan ini ada pengecualian, terutama bagi transportasi logistik dan kepentingan medis," ujar Samsul.
Selain itu, Unsyiah juga merekomendasikan untuk menutup seluruh tempat publik, seperti lokasi wisata, warung kopi, taman, pasar malam, serta meliburkan kantor pemerintahan dan swasta. Melarang bentuk keramaian, termasuk kegiatan sosial keagamaan juga dinilai penting untuk dilakukan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh juga diminta meningkatkan alokasi anggaran untuk pencegahan penyebaran virus, melakukan disinfeksi di tempat umum dan perumahan, serta melaksanakan fardu kifayah terhadap PDP dan pasien positif yang didampingi pihak keamanan dan mengikuti ketentuan dari Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
"Jika isolasi terbatas ini jadi dilaksanakan, penting juga bagi pemprov untuk menyediakan bantuan kebutuhan pokok bagi keluarga miskin yang dapat didistribusikan oleh perangkat gampong (desa) dan aparat keamanan," ujar Samsul.
Lebih lanjut, ia berharap rekomendasi itu dapat menjadi bahan acuan bagi Pemerintah Aceh dalam mengambil tindakan. Langkah cepat diharapkan dapat segera dilakukan demi kemaslahatan masyarakat Aceh.
"Kita pernah diuji saat kondisi darurat konflik dan tsunami. Jikapun harus diisolasi, insyaallah masyarakat Aceh mampu survive dengan izin Allah SWT," pungkas Samsul.
ADVERTISEMENT