Konten dari Pengguna

5 Jenis Obat Panic Attack yang Umumnya Diresepkan Dokter

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
2 Juni 2022 19:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seseorang mengalami panic attack. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang mengalami panic attack. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Panic attack adalah gangguan yang muncul tiba-tiba yang mengakibatkan munculnya rasa takut dan gelisah. Salah satu pengobatan dari gangguan ini adalah dengan mengonsumsi obat panic attack.
ADVERTISEMENT
Saat ini ada banyak obat-obatan yang digunakan oleh para pakar kesehatan jiwa dan terapis untuk membantu mengurangi dan mengatasi panic attack.
Artikel ini akan membahas beberapa jenis obat yang umumnya digunakan dalam mengobati gangguan panic attack. Simak ulasannya dalam artikel ini.

Obat Panic Attack

Obat adalah salah satu pilihan pengobatan yang paling populer dan efektif untuk gangguan serangan panik. Banyak dari dokter atau psikiater yang meresepkan obat panic attack untuk meredakan intensitas dan frekuensi dari serangan tersebut.
Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini adalah daftar obat panic attack yang banyak diresepkan oleh dokter untuk mengurangi serangan panic attack.

1. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)

Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah jenis obatan antidepresan yang populer. Obat ini banyak diresepkan untuk mengurangi gejala kecemasan dan depresi.
ADVERTISEMENT
Serotonin adalah neurotransmitter yang terjadi secara alami di otak. Obat SSRI dapat menyeimbangkan fungsi serotonin dalam otak manusia, sehingga bisa mengurangi kecemasan dan meningkatkan mood dari penderitanya.
Ada beberapa jenis SSRI yang digunakan. Secara umum, berikut jenis SSRI:
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengobatan menggunakan SSRI menunjukkan adanya efektivitas yang panjang. Obat-obatan ini juga telah terbukti hanya bisa menyebabkan efek samping yang terbatas, sehingga menjadikannya obat resep pilihan untuk gangguan panik.

2. Serotonin-Norepinefrin Reuptake Inhibitor (SNRI)

Serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor (SNRIs) juga bisa menghalangi adanya proses "re-uptake" serotonin dan norepinefrin, sama halnya dengan SNRI.
Norepinefrin sendiri merupakan neurotransmitter yang berperan dalam konsentrasi dan kewaspadaan. SNRI pada umumnya meliputi:
ADVERTISEMENT
Sebuah studi telah menemukan bahwa SNRI efektif untuk mengobati gangguan kecemasan, terutama dalam pengobatan gangguan kecemasan sosial.
Ada efek samping yang bisa muncul akibat mengonsumsi SNRI, seperti kelelahan, insomnia, perubahan nafsu makan, dan perubahan fungsi seksual.
Ilustrasi seseorang mengonsumsi obat panic attack. Foto: Unsplash.com

3. Antidepresan Trisiklik (TCA)

Saat ini, obat TCA tidak terlalu sering digunakan untuk mengobati kecemasan dan gangguan mood sejak SSRI diperkenalkan. Meskipun demikian, TCA masih bisa menjadi pilihan pengobatan yang efektif untuk orang dengan gangguan kecemasan .
Layaknya SSRI, TCA bekerja untuk memblokir pengambilan kembali serotonin dalam otak. Selain itu, kandungan TCA juga mencegah pengambilan kembali norepinefrin, neurotransmitter lain di otak yang sering dikaitkan dengan respons stres melawan-atau-lari.
Contoh obat-obatan TCA adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

4. Inhibitor Monoamine Oksidase (MAOIs)

Inhibitor monoamine oksidase (MAOIs) adalah salah satu antidepresan yang dikembangkan paling awal. Tujuan dari pengembangan obat ini adalah untuk mengobati gangguan mood dan kecemasan secara efektif.
MAOI bekerja dengan menghambat aktivitas enzim monoamine oxidase. Enzim ini mempengaruhi proses pemecahan neurotransmiter seperti norepinefrin, serotonin, dan dopamin.
Dopamin adalah salah satu hormon yang mengatur banyak fungsi organ dalam tubuh, termasuk gerakan, tingkat energi fisik, dan perasaan motivasi. MAOI pada umumnya meliputi:
Obat ini dipercaya sangat efektif dalam menangani gangguan kecemasan. Akan tetapi, MAOI jarang diresepkan karena adanya
pembatasan diet yang diperlukan saat meminumnya dan potensi interaksi obat yang signifikan yang dapat terjadi saat menggunakan MAOI dengan obat lain.
ADVERTISEMENT

5. Benzodiazepin

Penggunaan obat panic attack perlu disertai dengan rekomendasi dan resep dokter untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan. Foto: Unsplash.com
Obat anti-kecemasan merupakan obat yang dikembangkan untuk menghilangkan gejala panik yang bekerja cepat.
Obat-obatan ini bekerja dalam tubuh untuk mengendurkan sistem saraf pusat. Dengan begitu, intensitas dari serangan panik akan menurun dan penderitanya akan merasa lebih tenang.
Karena efek penenang dan kelegaan yang cepat, obat anti-kecemasan sering diresepkan untuk mengobati gangguan panik oleh dokter atau ahli medis.
Benzodiazepin adalah kelas obat anti-kecemasan yang paling sering diresepkan untuk gangguan panik. Obat ini dikenal dengan adanya efek sedatif di dalamnya.
Pada umumnya, obat-obatan ini bisa menangani dan mengurangi gejala serangan panik dengan cepat sehingga bisa menimbulkan kondisi yang lebih rileks pada orang yang mengonsumsinya.
Benzodiazepin bisa menghambat sistem saraf pusat dengan menargetkan reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA) di otak untuk merangsang munculnya rasa relaksasi.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari potensi risiko dan efek samping dari obat-obatan ini, benzodiazepin telah ditemukan aman dan efektif mengobati gangguan panik. Benzodiazepin memiliki beberapa jenis, yakni:
Benzodiazepin biasanya memiliki efek samping berupa membentuk kebiasaan seseorang. Oleh sebab itu, jenis obatan ini biasanya diresepkan kepada penderita yang memiliki serangan panik level rendah dan untuk menghilangkan gejala kecemasan jangka pendek.
Demikian beberapa obat yang bisa dikonsumsi untuk menangani serangan panik. Konsultasikan dengan dokter kesehatan jiwa untuk memilih obat panic attack yang tepat, serta mendapatkan penjelasan mengenai risiko dan efek samping.
(SAI)